Nasional

Fakta-Fakta Ambruknya Ponpes Khoziny di Sidoarjo

Kaltim Today
02 Oktober 2025 04:54
Fakta-Fakta Ambruknya Ponpes Khoziny di Sidoarjo
Musala Ponpes Al-Khoziny di Sidoarjo runtuh susulan, evakuasi manual Tim SAR, warga panik, area disterilkan BPBD Jatim. (Beritasatu.com)

Pada Senin, 29 September 2025 sekitar pukul 15.00 WIB, Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, ambruk saat para santri sedang menjalankan salat Asar berjemaah. Kejadian memilukan ini memicu pencarian intensif korban dan penyelidikan atas penyebab keruntuhan.

Berikut rangkuman fakta-fakta penting seputar tragedi ambruknya musala Ponpes Khoziny:

1. Diduga Akibat Kegagalan Konstruksi (Struktur)

Tim SAR bersama pakar konstruksi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyimpulkan bahwa bangunan mengalami kegagalan struktur, dalam bentuk keruntuhan progresif “pancake collapse”.

Kepala Subdirektorat Pengendali Operasi Bencana, Direktorat Operasi Basarnas, Emi Freezer menyatakan bahwa bangunan semula dirancang untuk tiga lantai, tetapi ambruk sebelum menyelesaikan tahap akhir.

Runtuhan membentuk tumpukan vertikal di sisi kiri bangunan. Gaya keruntuhan seolah “jatuh ke tengah”, sehingga jalur evakuasi tertutup oleh lantai yang runtuh sejajar lantai dasar.
 
2. Pusat Gravitasi dan Ciri Kegagalan Material

Analisis awal menunjukkan pusat gravitasi berada di bagian kiri struktur, menyebabkan sebagian sisi runtuh lebih dulu dan mempersempit ruang evakuasi.

Kolom tengah bangunan didapati mengalami kelengkungan seperti huruf “U”, bukan patahan lurus. Hal ini menunjukkan material struktur memiliki elastisitas tinggi hingga batas gagal, bukan patah mendadak seperti pada keruntuhan biasa.

Ciri ini tidak khas dari keruntuhan biasa yang biasanya meninggalkan patahan tajam, melainkan menekuk dan melengkung sebelum ambruk.

3. Jumlah Korban dan Status Evakuasi

Akibat peristiwa ini, sebanyak tiga santri meninggal dunia, 99 santri berhasil dievakuasi, dan masih banyak korban lainnya dalam pencarian di bawah reruntuhan.  

4. Proses Pengecoran & Izin Bangunan

Dilansir dari Suara Surabaya, bangunan musala sedang dalam proses pengecoran ketika runtuh. Ketua RT setempat menyebut bahwa pengecoran untuk lantai atas dilakukan beberapa jam sebelum kejadian. 

Pengasuh pesantren, KH Abdul Salam Mujib, mengonfirmasi bahwa bangunan masih dalam tahap pembangunan dan belum sepenuhnya difungsikan sebagai musala.  

Salah satu dugaan penyebab utama keruntuhan adalah fondasi yang tidak cukup kuat untuk menopang beban pengecoran tambahan. 

Bahkan disebutkan bangunan tersebut tidak memiliki izin mendirikan bangunan (IMB), yang menambah spekulasi bahwa aspek legalitas dan standar bangunan tidak terpenuhi.  
 
5. Tantangan Evakuasi dan Hambatan Struktur

Karena struktur yang runtuh membentuk tumpukan padat tanpa ruang sisa, tim penyelamat hanya bisa berkomunikasi dengan korban melalui suara dan perangkat seperti flexible search cam untuk menjangkau celah kolom.

Penggunaan alat berat sangat dibatasi agar tidak menyebabkan runtuhan baru dan membahayakan korban yang masih terjebak.

Hindrance terbesar adalah ruang penyelamatan yang tertutup akibat tumpukan beton sejajar lantai dasar dan pusat gravitasi yang jatuh di tengah.

6. Tanggapan Pemerintah  

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyatakan bahwa biaya pengobatan korban akan dibebankan kepada pemerintah provinsi maupun kabupaten sesuai lokasi perawatan.

Sementara itu, Pemkab Sidoarjo mengimbau agar pembangunan di wilayahnya memiliki izin resmi dan mematuhi regulasi teknis agar kejadian serupa tidak terulang.

Investigasi lebih mendalam akan dilakukan untuk mengungkap penyebab pasti runtuhnya musala, termasuk audit desain, kualitas material, dan kepatuhan regulasi. Rencana rekonstruksi serta langkah pemulihan akan ditetapkan setelah proses penanganan darurat selesai. 

[RWT] 



Berita Lainnya