Kaltim
Genap Berusia 100 Tahun, Buluq Sen Didorong Jadi Desa Wisata Budaya
Masyarakat Desa Buluq Sen, Tabang, Kutai Kartanegara, didorong mengembangkan potensi wisata budaya. Ada peluang besar di masa depan, seiring tumbuhnya minat wisatawan lokal dan mancanegara untuk menikmati alam, budaya, dan kuliner setelah pandemi yang kian membaik.
LAPANGAN Desa Buluq Sen, tampak ramai Senin (4/7/2022). Lapangan itu menjadi pusat aktivitas acara Syukuran 100 Tahun Desa Buluq Sen.
Semua warga desa nampak sibuk dan antusias. Mulai pemerintah desa, tokoh adat, tokoh masyarakat, ibu-ibu, pemuda, hingga anak-anak. Semua kompak mengenakan pakaian dan berbagai aksesoris adat khas Suku Dayak Kenyah.
Di pintu gerbang, kesibukan juga terlihat. Sejumlah laki-laki dan perempuan tengah berbaris rapi. Laki-laki dengan pakaian adat Sapei Sapaq. Pakaian tradisional khas Suku Dayak Kenyah untuk pria yang dilengkapi rompi, mandau, dan telawang atau tameng dari kayu ulin. Sementara perempuan mengenakan pakaian Ta'a. Pakaian adat berwarna hitam dari kain beludru dengan hiasan dan manik-manik.
Di lapangan, Ketua Adat Desa Buluq Sen, Kurlin Lawai, bersiap memulai proses penyambutan tamu. Ia berpakaian rapi menggunakan rompi hitam dengan manik, kalung, serta Tapung Pek atau topi dari daun yang dikeringkan lengkap dengan 3 helai bulu Burung Enggang.
Meriahnya suasana di lapangan Desa Buluq Sen, hari itu tidak lepas dari kunjungan Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah. Kedatangan Edi Damansyah salah satunya dalam rangka menghadiri Syukuran 100 Tahun Desa Buluq Sen.
Acara penyambutan berjalan lancar. Warga Desa Buluq Sen menampilkan tarian penyambutan tamu yang disebut Menyelama Sakai.
Syukuran satu abad Buluq Sen juga ditandai dengan penandatanganan prasasti peringatan 100 Tahun Desa Buluq Sen yang dilakukan Bupati Edi Damansyah dan Pj Kepala Desa Buluq Sen Petrus Sung.
Gali Potensi Wisata Budaya
Semua yang ditampilkan selama kunjungan Edi Damansyah merupakan potensi wisata budaya yang dimiliki desa dengan jumlah penduduk sekitar 800 jiwa tersebut. Edi Damansyah bahkan mendorong agar Desa Buluq Sen menggelar festival budaya setiap tahun dan dimasukkan dalam kalender wisata Kutai Kartanegara.
"Kutai Kartanegara punya banyak potensi pariwisata yang bisa digali. Alam, seni, budaya, dan religi. Untuk wisata budaya salah satunya budaya Suku Dayak di Desa Buluq Sen yang adat istiadatnya masih terjaga dengan baik. Itu semua bisa dijual dan dikemas menjadi festival tahunan untuk menarik wisatawan regional maupun nasional," ungkap Edi Damansyah.
Untuk menjual event pariwisata itu, diakui Edi Damansyah tidak mudah. Ada banyak standar objek wisata dengan berbagai aspek yang harus dipenuhi. Sehingga perlu persiapan dan penguatan kepada seluruh panitia penyelenggara di tingkat desa hingga kecamatan.
"Tahun ini kami akan memberikan pelatihan dan pendampingan ke pengelola event dan objek wisata. Mulai penyambutan tamu sampai mengemas promosi yang baik. Supaya saat kegiatan kembali digelar tahun depan memenuhi kualitas dan memiliki daya tarik," kata Edi Damansyah.
Gelaran kegiatan budaya di Buluq Sen dipastikan Edi Damansyah akan menjadi bagian dari calender of event Kutai Kartanegara pada 2023. Gelaran itu sejalan dengan program Kukar Kaya Festival yang targetnya bisa menggelar 100 festival.
Gotong Royong Warga Buluq Sen
Di tengah meriahnya perayaan syukuran 100 Tahun Desa Buluq Sen, ada banyak kendala yang dihadapi warga. Belum lagi persiapan acara tak lebih dari dua bulan. Tapi berkat semangat gotong royong, warga bisa menyelenggarakan kegiatan dengan sukses.
Semua itu dilakukan warga tidak lepas dari keinginan untuk menunjukkan rasa syukur atas perjuangan leluhur yang sudah berjuang mencari lahan subur setelah migrasi dari Apo Kayan di Hulu Sungai Kayan, sempat singgah di Kampung Batu Majang, Long Bagun, Mahakam Ulu, hingga menetap bercocok tanam demi penghidupan di Desa Buluq Sen yang terletak di tepi Sungai Belayan.
Wakil Sekretaris Panitia David Julianus menuturkan, sejak diputuskan acara 100 Tahun Desa Buluq Sen bakal digelar, kepanitian yang terbentuk langsung bergerak. Tapi struktur di kepanitiaan kadang tidak terlalu penting. Sebab, nyaris semua warga desa terlibat. Warga bahu membahu mensukseskan acara.
"Nyaris semua keperluan acara dikerjakan bersama-sama. Misal kayu untuk panggung sampai mengecat balai adat. Semua kami kerjakan gotong royong bersama warga," ungkap David Julianus.
Hal tersebut diaminkan Ketua Panitia Syukuran 100 Tahun Desa Buluq Sen, Jatung. Kegiatan yang sudah direncanakan sejak 2020, dipersiapkan dengan singkat, hanya dua bulan, karena pandemi yang baru terkendali. Meski begitu, seluruh persiapan mulai dari pembentukan panitia, penyebaran proposal, hingga rancangan acara bisa diselesaikan.
"Seluruh kegiatan 'dikeroyok' ramai-ramai oleh warga Buluq Sen. Aparat pemerintahan desa hingga pemangkut adat juga terlibat dalam persiapan," kata Jatung.
Kepala Adat Buluq Sen Kurlin Lawai mengakui, di tengah kemeriahan dan kesuksesan acara syukuran satu abad desa, masih ada banyak kekurangan mulai persiapan hingga pelaksanaan. Tapi, ia mengapresiasi kerja keras dan upaya yang sudah dilakukan panitia. Menurutnya, acara Syukuran 100 Tahun Desa Buluq Sen berhasil mewujudkan seperti tema yang digagas dalam kegiatan tersebut yakni Se Atai, Se Kimet, Se Penawai, atau yang bisa diartikan sekata, sepemikiran, dan satu tindakan.
“Sebagai orang tua di Desa Buluq Sen, saya sangat berterima kasih kepada semua elemen masyarakat yang terlibat. Terutama panitia yang telah bekerja keras menyukseskan hajatan kali ini. Kalau kita bersatu, tidak ada yang tidak mungkin untuk diwujudkan,” ungkapnya.
Dukungan Swasta Harus Lebih Maksimal
Desa Buluq Sen dikelilingi banyak perusahaan. Setidaknya ada 17 perusahaan, mulai tambang batu bara, hingga perkebunanan kelapa sawit. Tapi dukungan mereka untuk syukuran 100 Tahun Desa Buluq Sen dinilai warga belum maksimal.
Kurlin Lawai mengakui hal tersebut. Dirinya dan warga kecewa dengan minimnya dukungan dari perusahaan-perusahaan tersebut. Padahal, dalam menjalankan bisnisnya, pengusaha sudah mendapatkan banyak manfaat.
"Dari laporan panitia, kontribusi swasta sangat minim. Ke depan mereka harus berkontribusi lebih maksimal sebagai bentuk tanggung jawab dan kepedulian mereka atas hasil yang didapat selama berkegiatan di Buluq Sen," kata Kurlin Lawai.
Bupati Edi Damansyah mendorong agar kontribusi dan dukungan warga terhadap upaya peningkatan potensi di Desa Buluq Sen ditingkatkan. Bisa dilakukan dengan Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM).
Pasalnya, melalui festival-festival seperti yang digelar di Desa Buluq Sen, disampaikan Edi Damansyah, akan meningkatkan perekonomian masyarakat. Apalagi jika pelaku usaha bisa terlibat dan bersinergi dengan warga di dalamnya.
Ke depan, Edi Damansyah berharap, dukungan dari pelaku usaha dapat diberikan dalam bentuk pelatihan pengelolaan event, pengembangan objek wisata, pembinaan kelompok sadar wisata (pokdarwis), dan lainnya.
"Untuk bisa memaksimalkan potensi wisata budaya Buluq Sen, pemberdayaan masyarakat dan pembentukan kelembagaannya sangat penting. Ketika sudah terbentuk, SDM ada, event berkualitas bisa digelar dan itu akan sangat menarik bagi wisatawan," kata Edi Damansyah.
Desa Buluq Sen punya potensi besar untuk menjadi tujuan wisata budaya baru di Kaltim. Peluang itu selayaknya ditangkap. Selain demi pelestarian budaya, juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (*)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Related Posts
- Pengaruh Gawai Terhadap Perilaku Berbahasa Anak Usia 10 Tahun: Kajian Psikolinguistik
- Pembentukan AKD DPRD Kaltim Tak Kunjung Rampung, Ayub Jelaskan Penyebabnya
- ASN Pemkot Bontang di Kelurahan Gunung Telihan Positif Narkoba, BNN Lakukan Assesment
- UMP dan UMSP Kaltim 2025 Naik 6,5 Persen, Ini Rinciannya
- ASN Terus Menanti Kepastian Jadwal Pindah Ke IKN