Nasional

Impor Pakaian Bekas Melonjak 51.328 Persen dalam Tiga Tahun, Pemerintah Siapkan Langkah Tegas

Network — Kaltim Today 07 November 2025 07:26
Impor Pakaian Bekas Melonjak 51.328 Persen dalam Tiga Tahun, Pemerintah Siapkan Langkah Tegas
Ilustrasi. (Dok. Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co - Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mencatat lonjakan signifikan pada volume impor pakaian bekas dalam tiga tahun terakhir. Berdasarkan data resmi, impor pakaian bekas meningkat drastis dari 7 ton pada 2021 menjadi 3.600 ton pada 2024, atau naik lebih dari 51 ribu persen.

Menteri UMKM Maman Abdurrahman menjelaskan, lonjakan impor ini menjadi tantangan besar bagi industri tekstil dalam negeri karena mengganggu keseimbangan pasar dan menekan pelaku usaha lokal.

“Pada 2021 impor pakaian bekas hanya sekitar 7 ton per tahun. Tahun 2022 naik menjadi 12 ton, 2023 masih sama 12 ton, namun di 2024 melonjak tajam hingga 3.600 ton,” jelas Maman saat ditemui di Main Atrium Lippo Mall Nusantara, Jakarta Selatan, Kamis (6/11/2025).

Maman menambahkan, hingga Agustus 2025, total impor pakaian bekas sudah mencapai sekitar 1.800 ton. Kondisi ini membuat pasar domestik dibanjiri produk thrifting impor yang merugikan produsen dan pelaku UMKM lokal.

Menurutnya, penanganan masalah impor pakaian bekas harus dilakukan secara komprehensif dari hulu hingga hilir.

“Pengetatan harus dimulai dari hulu, yakni di pintu masuk bea cukai. Kalau hulunya masih terbuka, sebaik apa pun program pendampingan untuk UMKM, masalahnya tidak akan selesai,” tegasnya.

Pemerintah juga menyiapkan langkah pendampingan di sisi hilir agar pelaku usaha kecil tidak kehilangan mata pencaharian. Maman menyebut, kebijakan ini merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Prabowo Subianto, yang menekankan agar kebijakan pengetatan impor tidak mematikan usaha masyarakat.

“Kami sudah kumpulkan asosiasi dan produsen lokal. Mereka akan kami dorong untuk menyediakan produk substitusi yang bisa menggantikan barang-barang bekas impor itu,” ujar Maman.

Dengan strategi ini, pemerintah berupaya tidak hanya menutup impor ilegal, tetapi juga menghadirkan alternatif usaha yang berkelanjutan bagi pedagang thrifting dan pelaku UMKM di sektor fesyen.

“Kita tidak hanya fokus menutup hulunya, tapi juga mencari solusi agar mereka tetap bisa berdagang dengan produk lokal,” tambahnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah oleh Pusat Data dan Sistem Informasi Kementerian Perdagangan, nilai impor untuk kategori tekstil jadi, pakaian bekas, dan gombal sepanjang Januari–Juli 2025 mencapai US$78,19 juta.

Nilai tersebut meningkat 17,33 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Adapun negara pemasok utama pakaian bekas impor ke Indonesia meliputi China, Vietnam, Bangladesh, Taiwan, dan Singapura.

[RWT] 



Berita Lainnya