Opini

K-popers: Bukan Objek Politik, Hanya Memperjuangkan Kemanusiaan dan Mencintai Idola 

Kaltim Today
02 Februari 2024 13:10
K-popers: Bukan Objek Politik, Hanya Memperjuangkan Kemanusiaan dan Mencintai Idola 

Oleh: Rahmadhaniah Putri Ichwan (Mahasiswa S1 Hubungan Internasional, Universitas Islam Indonesia) 

Tidak sulit bagi kita semua untuk mencari fakta bahwa semenjak kasus dibunuhnya George Floyd, seorang warga Amerika berdarah Afrika-Amerika Serikat berkulit hitam dibunuh oleh polisi AS berkulit putih, gerakan #BlackLivesMatter banyak digaungkan di media sosial oleh Kpopers. Lewat hastag, fancam idol untuk menghalangi kepolisian mencari aktivitas “protes ilegal”, hingga protes dilancarkan oleh Kpopers agar tidak ada lagi diskriminasi yang dipandang tak pantas lagi ada di era modern ini dan memakan banyak korban hanya dengan alasan perbedaan ras dan warna kulit. Begitu kuatnya solidaritas yang dilakukan oleh komunitas Kpopers, para pengamat melihat bahwa Kpopers dapat menjadi wajah baru dalam gerakan aktivisme hingga perpolitikan nasional maupun internasional. 

Dalam gerakan aktivisme, sudah jelas sekali tujuan utama dari gerakan dan nilai yang diperjuangkan. Mulai dari ributnya mereka di media sosial menyuarakan keadilan bagi masyarakat AS yang berkulit hitam untuk mendapat keadilan di mata hukum tanpa menyinggung SARA. 

Kemudian penggalangan dana untuk warga Palestina yang sedang memperjuangkan kemerdekaannya dari jajahan Israel beserta antek-anteknya lewat ajakan kepada seluruh fandom-fandom K-pop lewat media sosial untuk menunjukkan bahwa mereka bukan sekedar fans yang dikatakan fanatik namun melek dengan isu kemanusiaan yang saat ini diperjuangkan mati-matian. Bahkan mereka tak segan untuk menegur idola mereka untuk aware dengan isu kemanusian Palestina dan gerakan boikot yang saat ini gencar dilakukan hingga memboikot idol yang jelas-jelas menggunakan atau mengkonsumsi produk-produk yang diboikot. 

Gerakan aktivis atas protes UU Omnibus Law pun tak luput dari kacamata mereka untuk memperjuangkan hak-hak buruh yang saat ini dipertanyakan keadilannya. Kemudian gerakan yang tak disangka saat K-popers menggagalkan kampanye Donald Trump yang dikenal rasis dan keras dimana saat melakukan kampanye di Oklahoma, Amerika Serikat, mengajak orang-orang untuk memborong tiket kampanye namun tidak menghadiri kampanye tersebut. 

Di berbagai event pun, dibuat sebuah kegiatan unik seperti khususnya saat idola mereka berulang tahun, mereka melakukan penggalangan dana untuk isu kemanusiaan di negaranya hingga mengadopsi hewan-hewan yang beberapa terancam punah dengan mengatasnamakan fandom hingga nama idola mereka agar keberlangsungan hewan dan keberlangsungan ekosistem alam terjaga. 

Namun ada sebuah istilah yang amat sangat dipegang teguh oleh para Kpopers sebagai sebuah kelompok atau individu saat terjun ke dunia luar K-pop, yaitu mereka tak mau diseret dalam dunia perpolitikan ataupun diperalat oleh politik. Karena semua gerakan

yang dilakukan oleh K-popers adalah organik tanpa ada campur tangan oleh pemerintah.

Mereka juga melakukan gerakan maupun kegiatan aktivis murni untuk memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan tanpa imbalan ataupun sanjungan hingga pujian. 

Tak sedikit pula idol mereka pun aktif dalam mendukung kegiatan kemanusiaan sehingga mereka pun ingin menunjukkan bahwa mereka tak hanya sekedar seorang penggemar namun juga menjadi actor of change yang dapat mencerminkan sisi positif dan dukungan atas tindakan idola mereka. K-popers tak ingin diseret dalam perpolitikan untuk menguntungkan satu pihak, sebuah kubu politik, pemilik kursi tertinggi dalam negara apalagi pemerintah. 

Jika pembaca ingin membandingkan dengan fenomena Aniesbubble yang baru-baru ini menjadi perbincangan, maka hal tersebut juga bukan gerakan atau dukungan politik yang dikendarai apalagi dibiayai oleh kandidat terkait. Hal ini juga tidak ada kaitannya dengan idola K-pop apalagi agensi K-pop.

Bahkan artis Korea Selatan pun amat sangat tabu dalam menunjukkan dukungan politiknya di khalayak umum maupun di media sosialnya. Aniesbubble adalah gerakan organik tanpa campur tangan ataupun tidak dikendarai oleh kandidat manapun. Fenomena yang muncul di media sosial X ini sebenarnya adalah internal jokes oleh para Kpopers. 

Hal ini berawal saat Anies Baswedan, capres Indonesia nomor urut 01 melakukan live streaming di TikTok yang memberikan kesan yang sama dengan idol K-pop yang sedang melakukan live setelah menyelesaikan schedule mereka. Banyak tren kpop yang dilakukan oleh pengelola hingga pengikut Aniesbubble seperti memberikan nama Korea untuk Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, memposting potongan-potongan live streaming menggunakan caption bahasa Korea, mentrendingkan hastag-hastag unik, membuat fankit agar dinotis, mengirimkan food truck. hingga membuat videtron dan fanart (gambar seni buatan penggemar) dengan editan khas ala-ala K-pop saat idolanya ulang tahun. 

Kesimpulannya adalah semua gerakan yang dilakukan oleh K-popers secara offline maupun online merupakan inisiasi dan inisiatif murni dari mereka sendiri tanpa ditunggangi oleh pihak manapun, entah dari idola ataupun agensi K-pop yang mereka dukung ataupun pemerintah. 

Turun tangannya Kpopers dalam jumlah besar dalam beberapa aktivis kemanusiaan justru seharusnya menjadi cermin bagi mereka yang selalu memandang rendah K-popers yang mereka pandang tidak intelek dan terlalu fanatik. 

Banyaknya massa dari K-popers dalam memperjuangkan nilai-nilai kemanusian dan keadilan demi kebaikan negaranya harusnya dipandang memprihatinkan karena nyatanya masih banyak diluar sana yang tidak aware terhadap nilai-nilai dan hak dasar yang seharusnya dijunjung dan diwujudkan. 

Mereka adalah kaum yang masih mementingkan rasionalitas dan patut diapresiasi karena aktif menyuarakan secara aktif baik lewat media sosial maupun di muka umum. Karena K-popers selalu berpikir bahwa segala tindakan mereka adalah cerminan dari idolanya. Oleh sebab itu tak heran mereka selalu berusaha untuk menunjukkan solidaritas mereka dalam mendukung gerakan ataupun menyuarakan suara mereka demi kebaikan banyak orang tanpa terkecuali.(*)

*) Opini penulis ini merupakan tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kaltimtoday.co

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Berita Lainnya