Samarinda
Kasus Bullying Berpotensi Terjadi di Lingkungan Sekolah, Orangtua dan Masyarakat Juga Tanggung Jawab
Kaltimtoday.co, Samarinda - Harus diakui bahwa kasus bullying masih kerap terjadi di lingkungan sekolah. Misalnya saja di tingkat SD dan SMP. Masih segar di ingatan kejadian bullying yang menimpa siswa kelas 5 SD di Tasikmalaya. Siswa berinisial F itu sampai harus meregang nyewa akibat di-bully temannya. Dia depresi karena dipaksa menyetubuhi kucing oleh teman-temannya dan kejadian itu direkam.
Bullying yang masih terjadi di usia anak-anak menuju remaja pun masih menjadi pertanyaan besar. Pihak manakah yang mestinya bertanggung jawab atas kejadian tersebut. Demi mencegah hal tersebut terjadi di kemudian hari, ada beberapa upaya yang harus dilakukan.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Samarinda, Asli Nuryadin mengungkapkan bahwa, selama ini sudah ada strategi yang rutin dilakukan di sekolah. Sebut saja pembelajaran agama hingga Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
"Ada pembelajaran pendidikan melalui guru-guru Bimbingan Konseling (BK)-nya. Itu rutin dilaksanakan di sekolah. Tapi tidak ada salahnya kami ingatkan terus tiap ada pertemuan dengan kepala sekolah dan guru," ungkap Asli, Rabu (27/7/2022).
Namun seandainya bullying masih terjadi, menurut Asli, hal itu justru menjadi tanggung jawab bersama. Termasuk didikan di rumah. Dalam hal ini, orangtua juga punya peran penting. Pola asuh kepada anak akan sangat berpengaruh. Termasuk lingkungan masyarakat sekitar.
"Tapi kalau di sekolah, sudah ada mata pelajaran berkaitan dengan agama, pancasila, PKn. Itu rutin disampaikan bahwa perbuatan yang tidak baik itu kan tidak boleh. Itu sudah jelas," lanjutnya.
Menurutnya, orangtua yang menyadari bahwa anaknya menunjukkan tanda-tanda tak wajar seperti selalu murung dan sedih, sesegera mungkin bisa langsung berkoordinasi dan berkonsultasi dengan pihak sekolah. Pun begitu sebaliknya.
"Misalnya di sana agak berat dan tidak bisa teratasi, nanti diinfokan ke Disdikbud. Ada juga, kalau di sekolah itu sudah tidak bisa mengatasi itu tembus ke kami, karena ini kan zamannya cepat sekali, justru bisa saja belum tembus ke Disdik, ke media sudah tembus," tambah Asli.
Kendati begitu, Asli terus mengingatkan seluruh pihak di sekolah untuk bisa peka terhadap hal-hal terkait perundungan. Sebab masalah itu terjadi belum tentu langsung muncul dari sekolah. Namun bisa berpotensi datang dari lingkungan keluarga dan masyarakat.
[YMD | RWT]
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Related Posts
- Solusi IDI Atasi Bullying Dokter Muda: Gaji PPDS dan Jam Kerja 80 Jam per Minggu
- Kemenkes Tindak Tegas Pelaku Bullying di Rumah Sakit Vertikal, Ada 39 Kasus Sudah Disanksi
- Pasca Tragedi Aulia Risma, Kemenkes Terima 1.500 Laporan Bullying Dokter
- Pemkot Samarinda Bakal Buat Buku Referensi untuk Siswa SD-SMP, Disdikbud Pastikan Semua Ditanggung APBD
- Pemkot Samarinda Bentuk Tim Khusus untuk Selidiki Dugaan Jual Beli Buku di 30 Sekolah