Advertorial

Komisi II Tekankan Pentingnya Pasca Panen dan Pola Tanam untuk Kualitas Beras Premium di PPU

Muhammad Razil Fauzan — Kaltim Today 14 Juni 2024 13:53
Komisi II Tekankan Pentingnya Pasca Panen dan Pola Tanam untuk Kualitas Beras Premium di PPU
Sekretaris Komisi II DPRD PPU, Sujiati. (Fauzan/Kaltimtoday)

Kaltimtoday.co, Penajam - Masalah kualitas beras yang dianggap di bawah premium menjadi perhatian serius di Penajam Paser Utara (PPU). Sekretaris Komisi II DPRD PPU, Sujiati, menyoroti pentingnya penanganan pasca panen dan pola tanam serta perawatan untuk meningkatkan kualitas beras di daerah ini.

“Solusinya adalah penanganan pasca panen dan penanganan pola tanam dan perawatan. Yang terpenting, pola pasca panen karena pada saat pasca panen kemudian hujan dan tidak terjemur kan otomatis kualitas beras menurun,” ujar Sujiati.

Ia menjelaskan bahwa kondisi cuaca yang tidak mendukung dapat berdampak negatif pada kualitas beras, terutama jika proses pengeringan tidak dilakukan dengan baik. Sujiati juga menyoroti kekurangan dalam penggunaan mesin combain yang sebenarnya sudah ada namun pengelolaannya masih kurang tepat. 

“Satu sisi memang masih ada kekurangan untuk combain. Sebenarnya kalau kurang yah enggak kurang, cuma memang cara pengelolaaannya yang kurang tepat sepertinya. Yang jelas butuh dryer atau pengering, kita kan masih minim,” katanya. 

Ilustrasi kualitas beras di PPU. (Istimewa)

Menurutnya, alat pengering atau dryer sangat dibutuhkan untuk menjaga kualitas beras pasca panen. Lebih lanjut, Sujiati menekankan pentingnya perawatan tanaman sebelum panen untuk menjaga dari serangan hama. 

“Kalau proses sebelum panen yah tergantung di perawatan saja untuk menjaga dari hama. Untuk penanganan hama itu yang mesti diatasi. Kalau itu kena busuk leher itu ketika digiling berasnya hanya separuh dia, isinya enggak bisa full,” paparnya. 

Penanganan hama menjadi kunci penting dalam menjaga kualitas dan hasil produksi beras. Selain itu, ia menyebut bahwa saat ini petani di PPU sudah menggunakan bibit berkualitas yang mampu menghasilkan jumlah butir padi yang lebih banyak. 

“Jadi kalau bibit saat ini kan petani sedang menggunakan yang berkualitas kan. Itu malah satu helai bisa 400-500 butir, sudah standar lah itu,” ungkap Sujiati.

Namun demikian, Sujiati menekankan bahwa penanganan pasca panen tetap menjadi aspek yang harus diperhatikan dengan serius. Menurutnya, pemanenan yang tepat waktu sangat penting untuk memastikan kualitas beras tetap terjaga.

“Jadi memang pasca panen yang harus diperhatikan berasnya, karena saat ini kan banyak yang belum waktunya dipanen sudah diambil. Umurnya belum waktunya dipanen sudah diambil, pola seperti itu yang harusnya diubah. Jadi kalau panen harus tepat waktu,” ujarnya. 

Ia juga mengakui bahwa kondisi cuaca, terutama saat musim panen yang sering terkendala hujan, menjadi tantangan bagi para petani. Penggunaan alat pengering dan perbaikan pola panen menjadi solusi yang diusulkan untuk mengatasi masalah ini.

“Terkadang juga petani ketika saat musim panen terkendala hujan. Kalau sudah hujan, kemudian tertimbun dan tidak terjemur, tiga hari saja kualitas beras pasti menurun. Makanya solusinya adalah dryer dan pola panen harus diperbaiki,” katanya. 

Dengan berbagai langkah perbaikan yang diusulkan, Sujiati berharap kualitas beras di PPU dapat meningkat dan mencapai standar premium. Upaya penanganan pasca panen yang tepat, perawatan tanaman yang baik, serta penggunaan alat pengering yang memadai diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi para petani di PPU dan meningkatkan kesejahteraan mereka.

[RWT | ADV DPRD PPU] 

Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp 



Berita Lainnya