Daerah

Mengenal Taman Para’an: Ruang Publik Berketahanan Iklim Pertama di Samarinda dengan Sejumlah Fitur Inovatif

Kaltim Today
19 Mei 2025 17:59
Mengenal Taman Para’an: Ruang Publik Berketahanan Iklim Pertama di Samarinda dengan Sejumlah Fitur Inovatif
Denah Ruang Publik Berketahanan Iklim atau Taman Para’an di dekat Jembatan Nibung samping Pasar Segiri. (CeCUR)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Ruang Publik Berketahanan Iklim pertama di Samarinda berangkat dari program Merangkul Matahari yang dimulai sejak 2022 hingga 2024. Proyek ini dikelola oleh KEMITRAAN dan Center for Climate and Urban Resilience (CeCUR) dengan pendanaan penuh dari Adaptation Fund. 

Pemkot Samarinda pada Senin (19/5/2025) akhirnya meresmikan Taman Para’an yang merupakan RPBI dari proyek tersebut. Kata Para’an disebut berasal dari Bahasa Kutai yang memiliki arti dekat.

Direktur Eksekutif CeCUR, Retno Hastijanti menjelaskan bahwa makna dekat yang dimaksud tertuju pada masyarakat sekitar.

“Dekat di hatinya masyarakat, dekat dengan hunian mereka, dan sekaligus menjadi perpanjangan tangan dari teras mereka,” kata Retno pada awak media.

Lokasi ruang publik ini terletak persis di samping Pasar Segiri dan Sungai Karangamumus yang membelah Kota Samarinda. Pemilihan lokasi ini ditetapkan setelah diteliti bersama dengan Pemkot Samarinda dengan berbagai pertimbangan. 

Beberapa pertimbangannya seperti kepadatan penduduk, kawasan kumuh kota, risiko tinggi terdampak bencana banjir, hingga dekat dengan pasar sebagai salah satu sumber penghasil sampah terbesar. 

“Ini ruang yang dibangun berdasarkan penelitian. Kalau hanya berpaku pada standar-standar general maka hasilnya akan asing untuk masyarakat,” ujarnya. 

Sehingga, proses pembangunannya turut melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat. Termasuk unsur desain sampai fasilitas yang menjadi kebutuhan.

Lebih lanjut, desain ruang publik ini diketahui juga dirancang dengan perspektif gender dan inklusivitas. Ibu rumah tangga di sekitar kawasan proyek berperan aktif dalam merancang taman bermain ramah anak, ruang laktasi, dan toilet untuk difabel. 

Direktur Eksekutif CeCUR, Retno Hastijanti. (Nindi/Kaltimtoday.co)

Jalur pedestrian dirancang agar dapat diakses oleh kursi roda dan penyandang disabilitas lainnya. Fitur inklusif ini memastikan ruang publik dapat digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

Sebagai ruang publik yang turut berfungsi sebagai ruang ekonomi hingga sosial, berikut fitur-fitur inovatif yang menunjang Taman Para’an.

1. Energi Terbarukan

Solar panel di atap gedung serbaguna dan turbin angin difungsikan sebagai sumber utama dalam memenuhi kebutuhan pasokan listrik alternatif. 

“Biasanya untuk menggerakan turbin angin kan dipasang di daerah pegunungan atau pantai. Sehingga tantangannya adalah untuk bisa digunakan juga di tengah kota,” tutur Retno.

2. Kios UMKM atau Dapur Umum

Selain untuk kegiatan ekonomi, tempat ini juga dapat dialihfungsikan sebagai dapur umum dalam situasi seperti kebakaran. Contohnya, pada Januari 2024, kebakaran di RT 31 Kelurahan Sidodadi mengakibatkan 43 rumah terbakar dan 150 orang terdampak.

3. Ruang Serbaguna dan Shelter Bencana

Area ini berfungsi sebagai pusat informasi, galeri seni, dan pojok edukasi. Dalam waktu tertentu masyarakat juga dapat mengalihfungsikannya sebagai ruang evakuasi saat terjadi bencana. 

4. Kolam Filtrasi dan Pemanen Hujan

Fitur ini bertujuan untuk menjaga kebersihan air dan menyediakan cadangan air selama musim kemarau berlangsung.

5. Pojok Toga

Area ini melibatkan masyarakat untuk mengelola sekaligus merawat tanaman pangan maupun tanaman toga di ruang publik. Tujuannya, meningkatkan ketahanan kesehatan masyarakat terhadap perubahan iklim.

[NKH | RWT]



Berita Lainnya