Nasional

Mengulik Sejarah Idul Adha, Kisah Pengorbanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail

Dahlia Norjanah Norma Susanti — Kaltim Today 15 Juni 2024 07:30
Mengulik Sejarah Idul Adha, Kisah Pengorbanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail
Ilustrasi Idul Adha (pixabay.com)

Kaltimtoday.co - Sudah memasuki bulan Dzulhijjah 1445 H, yang di dalamnya terdapat Hari Raya Idul Adha pada tanggal 10 Dzulhijjah. Hari raya ini diikuti oleh tiga hari yang disebut Hari Tasyrik, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Pada hari-hari tersebut, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan kurban.

Dilansir dari NU Online, Ibnu Katsir dalam Kitab Qashash al-Anbiyaa menceritakan bahwa ketika Nabi Ismail AS telah tumbuh dewasa dan dapat membantu pekerjaan ayahnya, Nabi Ibrahim AS mendapatkan mimpi untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail AS.

Ibnu Katsir menjelaskan bahwa perintah Allah SWT kepada Nabi Ibrahim AS untuk menyembelih Nabi Ismail AS adalah sebuah ujian. Perintah ini datang setelah Nabi Ismail AS lahir di masa tua Nabi Ibrahim AS.

Kisah ini sebagaimana dijelaskan oleh Allah SWT dalam firman-Nya,


فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ ١٠٢

 Artinya: 


Merayakan Idul Adha merupakan momen refleksi mendalam tentang arti pengorbanan dan cinta. Ini adalah kisah yang berlangsung selama ribuan tahun, menggambarkan kepasrahan umat manusia kepada Sang Pencipta

Identik dengan Prosesi Haji

Idul Adha juga merupakan hari untuk mengenang pengorbanan dan menyaksikan prosesi haji yang dilakukan oleh jutaan umat manusia. Jutaan orang berkumpul di tanah suci, berdoa bersama di lapangan Arafah, dan menjalankan rangkaian ibadah haji dengan tertib serta serentak. Mereka memenuhi tanah suci dengan doa, hati yang berdebar, dan mata yang penuh cinta.

Haji adalah ibadah yang dijalani bersama jutaan orang, namun keheningannya dirasakan oleh masing-masing individu. Setiap orang memiliki cerita dan pengalaman yang unik terkait ibadah haji. 

Dalam setiap musim haji, ada kisah-kisah pribadi yang penuh dengan berbagai emosi, baik kesedihan maupun kebahagiaan. Meskipun berada di antara jutaan umat muslim, ibadah ini tetaplah tentang kerinduan dan cinta kita kepada Allah, serta ungkapan kasih kepada Nabi Muhammad dengan menziarahi makamnya.

Idul Adha atau Hari Raya Kurban

Gema takbir di seluruh dunia menjadi puncak rangkaian ibadah haji. Umat muslim di berbagai belahan dunia berdoa bersama untuk kelancaran, kesehatan, dan keselamatan saudara-saudara mereka yang sedang menunaikan ibadah haji. 

Selain itu, perayaan Idul Adha adalah momen penting dalam sejarah peradaban manusia lantaran berkaitan dengan sebuah perayaan tentang pengorbanan dan cinta kasih.

Idul Adha, yang juga dikenal sebagai Hari Raya Kurban, adalah salah satu perayaan penting dalam Islam yang mengingatkan kita pada pengorbanan Nabi Ibrahim dan Ismail. 

Lebih dari sekadar ritual, Idul Adha adalah waktu untuk merenungkan pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim ketika diperintahkan oleh Allah untuk mengurbankan putra kesayangannya. 

Meski penuh kesedihan dan penderitaan, Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dengan ikhlas menerima perintah Allah, menunjukkan kepatuhan dan cinta yang luar biasa kepada Sang Pencipta. Kisah ini mengajarkan kita tentang nilai-nilai pengorbanan, keteguhan hati, dan ketaatan tinggi dalam menghadapi ujian hidup.

Dalil Terkait Idul Adha

Perlu diketahui bahwa ibadah kurban tidak hanya ditujukan untuk umat Rasulullah saja, tetapi juga telah disyariatkan kepada umat-umat sebelumnya. Allah Ta'ala berfirman:

ولكل امّةٍ جعلنا منسكاً ليذكروا اسم الله على ما رزقهم من بهيمة الانعام

 ”Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka…” (Al-Hajj: 34)

Sebagai contoh adalah kurban yang dilakukan oleh dua putra Nabi Adam ‘alaihis salam:

  اذ قرّبا قربانا فتقبل من احدهما ولم يتقبل من الاخر

“……Ketika putra Adam (Habil dan Qabil) mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil).” (Al-Maidah: 27)

Mazhab Syafiiyah juga menegaskan:

قال الشافعي وبلغنا ان ابا بكر وعمر رضي الله عنهما كانا لايضحيان كراهية ان يرى انها واجبة

"Imam Syafii berkata: Telah sampai kepada kami bahwa Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Umar (pernah) tidak menyembelih kurban karena khawatir akan dianggap wajib." (Mukhtashar al-Muzani 8/283)


 Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Berita Lainnya