Advertorial
Perjalanan Unik Syahril Darmawie, Geluti Dunia Batik Sejak 1972 hingga Mengajar di Suriname
Kaltimtoday.co, Samarinda - Syahril Darmawie memiliki perjalanan yang cukup unik sebagai pembatik. Pria berumur 71 tahun itu, menceritakan bagaimana proses hidupnya selama puluhan tahun menggeluti dunia batik.
Bermula dari kecintaannya terhadap seni, Syahril memilih batik sebagai bidang yang ia jalani sampai sekarang. Ia mulai belajar membatik sejak 1972 silam.
"Awalnya saya belajar membatik sama tetangga, bisa dibilang masih keluarga juga. Dari sana, saya tertarik untuk menekuninya," imbuhnya.
Syahril mengaku, dirinya tidak memiliki kemampuan dasar dalam membatik. Hanya bermodal tekad dan kemauan, ia mencoba untuk mendalami bidangnya tersebut.
"Bahkan saya tidak punya darah seni. Bapak saya hanya seorang mantri sunat. Ibu cuma sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT)," ungkap pria berjenggot putih itu pada Kamis (2/11/2023).
Meski begitu, Syahril tetap konsisten dalam menjalankan bidangnya. Bahkan, ia belajar membatik sampai ke luar daerah seperti Solo, Yogyakarta, dan lain-lain.
"Sekarang, sudah tidak terhitung berapa batik yang saya hasilkan. Intinya, gagal puluhan kali sudah saya jalani," tuturnya.
Diketahui, sejumlah batik yang pernah ia buat adalah Batik Cura' Paser, Batik Samarendah, dan masih banyak lagi. Masing masing memiliki ciri khas dan filosofisnya tersendiri. Bahkan, ada yang ditaksir hingga puluhan juta rupiah.
Batik Membawa Syahril ke Negara Suriname
Setelah mahir membatik, Syahril juga pernah diminta untuk mengajarkan proses membatik di Suriname. Negara tersebut berada di Amerika Selatan. Tercatat, sekitar 33.000 orang Jawa bermigrasi ke Suriname pada periode 1890-1939.
"Berkat membatik, saya sampai ke Suriname. Saya diminta untuk mengajar di sana. Kenapa mereka ingin membatik, karena mayoritas orang Jawa kan identik dengan batik," tuturnya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan jika dirinya sudah mengajarkan cara membatik di seluruh Indonesia. Tak terhitung berapa jumlahnya, Syahril ingin mengedukasi budaya asli Indonesia, lewat membatik kepada seluruh lapisan masyarakat.
"Saya juga pernah ke Brunei Darussalam. Saya dipanggil untuk mengajarkan batik di sana, namun tidak komersil. Mereka hanya ingin tau bagaimana caranya membatik," paparnya.
Selain itu, Syahril juga memiliki lembaga pelatihan atau kursus membatik bagi siapapun yang ingin belajar. Lembaga tersebut ia beri nama Borneo Craft Indonesia, berada di Jalan P. Hidayatullah Gang Bakti, No. 8, Samarinda.
Ia menyebut, ada berbagai macam tingkatan kursus dalam membatik. Mulai dari dasar, terampil, hingga mahir. Harganya pun bervariasi, sesuai dengan tingkatannya.
"Kalau untuk perkenalan saja, berkisar antara Rp 40 - 50 ribu per orang. Jadi mereka bisa membuat pola dari kain yang kecil dulu, sesuai dengan tahapannya," kata Syahril.
"Jika belajar secara profesional, sekitar Rp 400 ribu - Rp 850 ribu per orangnya. Fasilitas kita yang siapkan, mereka tinggal belajar saja," tambahnya.
Terpisah, Kepala Bidang Pengembangan Ekonomi Kreatif Dispar Kaltim, Awang Khalik menyampaikan bahwa pihaknya akan terus menggencarkan festival atau pameran bagi pelaku ekraf di Kaltim. Tidak hanya dari subsektor kriya ataupun wastra saja, melainkan juga di subsektor musik, kuliner, dan sebagainya.
"Kami berupaya mewadahi seluruh pelaku ekraf di Kaltim, agar berpartisipasi dalam pameran atau festival kebudayaan yang ada. Mereka bisa mengembangkan potensinya, dan terus konsisten dalam menjalankan bidangnya masing-masing," ujar Awang.
[RWT | ADV DISPAR KALTIM]
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Related Posts
- Sekolah di Kukar Diminta Galakkan Gerakan Etam Mengaji, MTQ Antar Sekolah Bakal Digelar
- Pj Gubernur Kaltim Soroti Penanganan Kasus Muara Kate, Akan Bangun Komunikasi dengan Polda dan 48 Inspektur Tambang
- Pj Gubernur Kaltim Umumkan Kenaikan UMSK 2025 di 7 Kabupaten/Kota, Kota Bontang Catat Upah Sektoral Tertinggi
- Sudah 30 Hari Kasus Muara Kate Tanpa Kejelasan, Koalisi Masyarakat Sipil Kembali Desak Pj Gubernur Kaltim Bertindak
- Roadmap Pendidikan Kukar Resmi Diluncurkan, Fokus Tingkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan