Kaltim
Ragam Aksi Demo, Mulai dari Pelajar hingga Driver Ojol Bentuk Gerakan Solidaritas
Kaltimtoday.co, Samarinda - Setelah aksi semakin memanas. Hingga di robohkannya kawat duri. Ditengah tengah kerumunan mulai terlihat, remaja dengan celana kain berwarna abu abu. Yap, mereka adalah para pelajar di Kota Tepian yang turut meramaikan aksi demonstrasi di depan gedung DPRD Kaltim. Dari pantauan lapangan. Anak anak remaja yang jumlahnya mencapai lebih 30 orang ini mulai merapatkan barisannya. Mereka tanpa ragu maju dan masuk di tengah tengah kerumunan masa.
Saat dijumpai salah seorang diantaranya yang bernama Majid. Ia menuturkan, jika keikut sertaannya siang tadi tidak mendapatkan larangan.
"Tidak dilarang karena kami masuk siang," ungkapnya.
Dengan lantang. Para remaja yang masih duduk di bangku kelas 3 SMA ini, mengatakan penolakan RKUHP yang tidak berbanding lurus dengan Hak Asasi Manusia (HAM). Misalnya saja, seperti pasal yang mengatur tentang hubungan intim seorang suami istri. Yang dapat dikenakan pasal pemerkosaan jika adanya tindak paksaan. Meski dirasa usia mereka
"Masa tukang santet masuk penjara. Kalau ayam peliharaan kabu masa di penjara juga. Kan aneh," serunya.
Kepada awak media, Majid enggan menyebutkan dengan pasti dari mana asal sekolahnya. Meskipun masih terlalu dini, namun langkahnya bersama rekan satu angkatan, dirasa cukup memberi peranan bagi para pendemo lainnya.
"Tolong penuhi harapan rakyat," tegasnya.
Aksi demonstrasi di tengah teriknya matahari, karena sedang memasuki musim kemarau nyatanya tak membuat niat, para pendemo surut. Memiliki kulit putih, wajah yang rupawan bak model ternama, justru semakin memantapkan langkah Meli salah satu mahasiswi, jurusan Fisipol, Universitas Mulawarman (Unmul) untuk menyerukan suaranya, kepada para wakil rakyat, di gedung parlemen.
"Biar saja panas. Saya tidak takut. Yang penting kita turun dan menyuarakan aksi nyata, agar keinginan masyarakat bisa di dengar oleh para penguasa," tegas perempuan yang masih berusia 21 tahun ini.
Sebagai perwakilan kaum hawa. Meli menyatakan ketidak setujuannya, yang mana tertuang di dalam RKUHP, membatasi aktivitas wanita di malam hari.
"Karena ini menjadi keresahan masyarakat umum, terutama mahasiswa," ucapnya.
"Menurut saya ini tidak masuk akal, karena kalau ada yang bekerja sampai malam bagaimana nasib mereka nantinya. Masa mau dihukum. Itukan tidak adil," imbuhnya.
Tidak mau ketinggalan dengan para pendemo yang berjuang secara langsung, di depan gedung parlemen karang paci. Para pasukan hijau, atau yang biasa dikenal sebagai driver Gojek, juga turut andil dalam aksi kali ini.
Dengan membawa air mineral kemasan kecil di dalam sebuah dus. Para driver gojek menerobos memasuk barisan pendemo, dan membagikannya untuk mereka yang sedang kehausan.
"Hari ini turun hanya dalam bentuk solidaritas kami mendukung upaya mahasiswa tapi kami tetap bekerja setelahnya," ucap Riffai saat dijumpai.
Kegiatan solidaritas ini, tidak menuntut jumlah pasti bagi para driver yang harus terlibat di dalamnya. Lebih jauh dijelaskannya, jika mulai semalam, para driver ojek online (ojol) telah melakukan kordinasi, dan mengumpulkan sejumlah uang untuk menukarkannya dengan sejumlah air mineral.
"Yang kami bisa lakukan hanya sebatas ini. Semoga bisa membantu para pendemo. Dan semoga para pemimpin negeri ini bisa mendengar keinginan rakyatnya," pungkasnya.
[JRO | TOS]
Related Posts
- Kedokteran UMKT Gelombang Pertama Dibuka Mulai 16 April 2024, Cek Syarat dan Biayanya di Sini
- Ditutup 29 Februari 2024! Berikut Info Pendaftaran Universitas Pertahanan RI Jenjang S1: Syarat, Cara Daftar dan Jadwal Seleksi
- Serangan Militer Israel Tewaskan Lebih dari 5.000 Siswa Palestina
- Pinjol Masuk Kampus: Jalan Terjal Menggapai Gelar Sarjana
- BEM SI Gelar Aksi Kritik Kepemimpinan Jokowi, Dinilai Sebabkan Kemunduran Demokrasi