Opini
Sekolah Di Masa Pandemi Covid-19
Oleh: Yuni Wijayanti, S.Pd (Guru di SD Negeri 011 Penajam)
PANDEMI Covid-19 bukan hanya melanda Indonesia, tapi seluruh dunia mengalaminya. Bahkan menjadi permasalahan kompleks yang sampai sekarang belum dapat teratasi.
Semua sektor terpengaruh tak terkecuali, pendidikan. Sekolah yang harus ditutup untuk menghentikan penyebaran Covid-19. Dampaknya, sekolah harus melaksanakan pembelajaran secara daring atau online.
Pembelajaran online ini menggunakan media digital dan bergantung kepada jaringan internet. Menurut pemerintah hal ini adalah yang paling tepat dilakukan untuk pembelajaran jarak jauh.
Pendidikan merupakan kata kunci untuk kesuksesan sumber daya manusia. Pendidikan yang akan menentukan kemana bangsa ini akan menyongsong masa depannya, menjadi bangsa besar yang beradab, cerdas dan siap beradaptasi dengan perubahan zaman.
Dunia pendidikan sangat terkena imbas dari pandemi Covid-19 ini. Pandemi ini membuat guru dan peserta didik tidak dapat bertatap muka, tidak bisa belajar bersama di kelas, anak-anak tidak bisa bertemu dengan teman-temannya. Semuanya hanya bisa dilakukan terbatas secara online, dengan menggunakan berbagai macam platform. Mulai Zoom meeting, Google Meting, Microsoft Office 365, dan masih banyak lagi platform yang dapat digunakan.
Sekolah juga memanfaatkan video call melalui Whatsapp dan memaksimalkan penggunaan fiturnya, serta selalu berkomunikasi dengan orang tua untuk mengetahui kendala yang dihadapi oleh peserta didik dan juga memantau keaktifan peserta didik selama sekolah online.
Sekolah online ini dilakukan untuk memutus wabah mata rantai virus Covid-19. Banyak sekali tantangan guru dalam mengajari peserta didik saat pandemi ini terjadi.
Guru diminta untuk lebih berpikir kreatif dan inovatif dalam memberikan pembelajaran ke peserta didik secara daring. Hal ini penting agar peserta didik tidak cepat bosan, tetap aktif dalam pembelajaran, dan tetap semangat.
Guru juga diminta untuk membuat peserta didik dapat memahami materi dan tugas yang diberikan guru. Pekerjaan guru semakin banyak. Tidak ada batas jam kerja guru selama online ini. Mereka harus mengoreksi tugas-tugas yang dikumpulkan oleh peserta didik sesegera mungkin.
Selain itu, guru juga harus lebih meningkatkan pengetahuan terhadap aplikasi-aplikasi baru yang mendukung proses pembelajaran. Guru juga harus mengikuti pelatihan-pelatihan online untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mendukung pembelajaran. Guru sekarang tidak lagi boleh untuk buta teknologi, guru harus mau keluar dari zona nyaman yang selama bertahun-tahun sudah dijalani.
Anak dituntut untuk selalu mengikuti pembelajaran secara daring. Dari Senin sampai Sabtu. Anak diharapkan dapat menyelesaikan tugas tepat waktu. Karena jika tidak, akan membuat tugas anak selalu menumpuk dan membuat anak akhirnya malas untuk mengerjakan.
Kebosanan dapat menyerang anak. Sehingga membuat mereka jenuh dan akhirnya tidak mengerjakan tugas-tugasnya. Hal ini sangat menghambat proses pembelajaran. Karena adanya wabah ini mempengaruhi dan menurunkan mental peserta didik. Menyebabkan peserta didik kurang bersosialisasi dengan lingkungan dan orang sekitar, juga berkurangnya waktu bersosialisasi dengan teman-teman sebaya.
Orang tua harus mendampingi anak-anaknya di sela-sela kesibukan. Orang tua yang tadinya bisa santai setelah mengerjakan pekerjaan rumah, sekarang harus mendampingi anaknya sekolah daring sedari pagi hingga siang.
Dahulu orang tua melarang anak menggunakan gawai, akan tetapi sekarang anak harus memegang gawai sendiri selama sekolah di masa pandemi.
Banyak sekali keluh kesah orang tua selama sekolah pada masa pandemi ini, di antaranya orang tua harus menambah jumlah paket data yang biasa mungkin hanya 3 GB untuk 1 bulan. Kini harus 10-30 GB untuk 1 bulan.
Gawai orang tua yang tidak mendukung aplikasi-aplikasi pembelajaran daring yang digunakan sekolah, orang tua tidak dapat memahami penggunaan aplikasi daring sehingga membuat orang tua harus mempelajarinya juga.
Selain itu, orang tua yang memiliki anak lebih dari satu dan berbeda tingkatan sekolah sangat merasa bingung, karena keterbatasan gawai yang ada hingga membuat anak harus bergantian dalam menggunakan gawai yang membuat anak terlambat mengumpul tugas-tugasnya.
Banyak orang tua yang menyadari ternyata tugas-tugas yang dilakukan guru itu tidaklah semudah yang mereka bayangkan. Banyak orang tua yang merasa hampir menyerah karena merasa tidak sanggup mendampingi dan mengajari anaknya di rumah. Banyak sekali orang tua yang menghadapi dilema, antara harus memberi makan keluarganya atau membiayai pendidikan anak.
Pemerintah juga sangat berperan penting dalam sekolah dimasa pandemi ini, diantaranya adalah dengan memberikan bantuan paket data kepada peserta didik yang terdaftar di DAPODIK (Data Pokok Pendidikan), dengan adanya bantuan paket ini juga sedikit meringankan beban orang tua peserta didik yang perekonomiannya menengah ke bawah.
Selain itu juga pemerintah memberikan akses akun belajar gratis yang dapat digunakan oleh peserta didik dan guru guna memaksimalkan proses pembelajaran ini. Bayangkan saja jika tidak ada akun belajar ini guru sangat kesulitan dalam mengakses platform yang digunakan untuk tatap muka secara maya.
Kerja keras guru di masa pandemi ini patut diapresiasi, karena tidak mudah menghadapi era pendidikan seperti sekarang ini. Tidak ada yang menyangka jika wajah dunia pendidikan akan berubah drastis seperti sekarang ini.
Sebelum pandemi Covid-19 ini terjadi, kita semua dapat hidup normal, bebas bermain, bebas untuk berada di tempat umum, tidak perlu saling menjaga jarak dan tidak perlu menggunakan masker kemanapun kita berada. Banyak sekali kebebasan yang terenggut akibat adanya wabah ini. Pandemi ini bahkan membuat pendidikan skala nasional yaitu pelaksanaan ujian nasional yang seharusnya tiap tahun diadakan terpaksa harus ditiadakan.
Hasil dari pembelajaran daring ini memang jauh berbeda dari pada saat pembelajaran tatap muka. Kurikulum tidak dapat tercapai dengan maksimal.
Semoga pandemi Covid-19 segera berlalu, kita bisa beraktivitas dengan normal dan sekolah bisa dibuka walaupun dalam keterbatasan kehadiran peserta didik, tapi paling tidak bisa membuat saling bertatap muka dan mengembalikan apa yang hilang selama sekolah pada masa pandemi ini. (*)
*) Opini penulis ini merupakan tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kaltimtoday.co
Related Posts
- Disdikpora PPU Minta Guru Jadi Pilar Moral di Tengah Tantangan Era Digital
- Disdikpora PPU Imbau Masyarakat untuk Hargai Guru dan Hindari Penyelesaian Hukum
- Atasi Ketimpangan Pendidikan, Mendikdasmen Usulkan Penempatan Guru PPPK di Sekolah Swasta
- Disdikpora PPU Perkuat Monitoring ke Sekolah, Pastikan Program Pendidikan Optimal
- Contoh Negara Maju, PPU Dorong Regulasi untuk Perlindungan Guru