Bontang
Selama Pandemi, Uang yang Dikeluarkan Wisatawan Beras Basah Capai Rp27 Miliar

Kaltimtoday.co, Bontang – Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia, termasuk Bontang, tak menyurutkan masyarakat untuk berwisata ke Pulau Beras Basah. Pasalnya, dari hasil perhitungan proporsi pengeluaran wisatawan di Pulau Beras Basah di 2020 ini bisa mencapai Rp 27.719.906.409.
Proporsi pengeluaran tersebut dibuat oleh Tim Kajian Kewenangan Pengelolaan Destinasi Wisata di Kawasan Konservasi Universitas Mulawarman (Unmul) dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Dimana biaya perjalanan dihitung mulai dari pengeluaran di luar kawasan wisata, yakni transportasi darat, penginapan, konsumsi di perjalanan hingga transportasi laut. Dengan taksiran pengeluaran mencapai Rp 11.191.602.118, dan pengeluaran di dalam kawasan wisata yang mencapai Rp 16.528.304.291.
“Total kunjungan pada 2020 di Pulau Beras Basah itu mencapai 31.697 orang. Ini jumlah wisatawan yang cukup banyak padahal di masa pandemi," kata Erwiantono, Ketua Tim Kajian Kewenangan Pengelolaan Destinasi Wisata di Kawasan Konservasi.
Menurutnya, di masa pandemi saja, Pulau Beras Basah memutar uang dari wisatawan hingga mencapai Rp 27 miliar. Meskipun nilai pengeluaran di dalam dan di luar kawasan tidak terlalu jauh berbeda. Namun yang menjadi harapan, pengeluaran di luar kawasan bisa lebih besar, karena ini termasuk kebocoran pendapatan.
Baca Juga: Gelar Rakorda di PPU, Gelora Bontang Fokus Perkuat Solidaritas dan Evaluasi Langkah Politik
View this post on InstagramBaca Juga: Pemkot Bontang dan BPJS Ketenagakerjaan Sinergi Perkuat Program Perlindungan Pekerja RentanBaca Juga: DPD IKM Bontang Resmi Bubarkan Panitia Halal Bihalal dan Bahas Program Strategis Keumatan
“Artinya agensi belum aktif menawarkan paket perjalanan pulang pergi, sehingga masih banyak yang menginap di luar Bontang. Sementara yang Rp 16 miliar ini, berupa pengeluaran dari jasa yang diberikan, seperti gazebo, terpal, dan lainnya,” ungkapnya.
Dari proporsi pengeluaran ini, Erwin menyebut belum termasuk penjualan tiket. Mengingat untuk masuk ke Pulau Beras Basah belum ditarik retribusi tiket masuk. Sedangkan penyedia jasa seperti gazebo, terpal, atau fasilitas lainnya itu mendapat keuntungan yang lumayan banyak, namun perlu ditata ulang agar tidak terlihat kumuh.
“Ukuran jasa itu, bagaimana orang bisa repeat order, kembali memesan, atau bahkan menyarankan ke teman-temannya untuk memesan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Dispopar) Bontang, Ahmad Aznem mengatakan sebelum rencana penarikan retribusi tiket masuk, pihaknya harus memperjelas status kewenangan pengelolaannya terlebih dahulu.
“Makanya masih kami lakukan kajian untuk pengelolaannya, karena kewenangan Pulau Beras Basah sudah di Provinsi Kaltim,” pungkasnya.
[RIR | NON]
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Related Posts
- Wali Kota Bontang Minta Dukungan DPRD Kaltim Terkait Status Kampung Sidrap
- Kunjungi PT EUP, Andi Satya Desak Perusahaan Tetap Buka Ruang Negosiasi dengan Nelayan
- Setelah 25 Tahun Menunggu, Umat Buddha Bontang Akhirnya Rayakan Waisak Perdana di Vihara
- Usai Sidak, Winardi Minta DPMPTSP Bontang Periksa Kelengkapan Izin PT Black Bear
- Tahap Awal Penyaluran, Pemkot Bontang Bakal Fasilitasi 3 Ribu Tab untuk Siswa SMP