Daerah

Siapkan Pengajar Kompeten, BAZNAS RI Gelar Pelatihan Baca Al-Qur'an Isyarat bagi Penyandang Disabilitas Sensorik Netra di MTQN XXX Kaltim 2024

Defrico Alfan Saputra — Kaltim Today 14 September 2024 17:21
Siapkan Pengajar Kompeten, BAZNAS RI Gelar Pelatihan Baca Al-Qur'an Isyarat bagi Penyandang Disabilitas Sensorik Netra di MTQN XXX Kaltim 2024
Pentasih Mushaf Al-Qur'an Kementrian Agama RI Ahmad Badruddin saat menyampaikan metode pembacaan Al-Qur'an isyarat untuk tenaga pengajar SLB maupun guru persantren. (Defrico/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI berkomitmen memberikan pelatihan baca Al-Qur'an isyarat kepada tenaga pengajar dalam upaya membantu penyandang disabilitas sensorik netra mengakses Al-Qur'an dengan lebih mudah. Pelatihan ini dilaksanakan dalam rangka Musabaqah Tilawatil Qur'an Nasional (MTQN) XXX Kaltim di Convention Hall Sempaja, Samarinda.

BAZNAS RI bekerja sama dengan Kementerian Agama, menargetkan melatih 1.000 tenaga pengajar dari Sekolah Luar Biasa (SLB) maupun guru pesantren di seluruh provinsi agar mahir dalam mengajarkan metode pembacaan Al-Qur'an isyarat kepada kelompok disabilitas.

"Sampai saat ini, sebanyak 577 tenaga pengajar sudah kami latih di 18 provinsi. Targetnya, akhir tahun ini seluruh provinsi di Indonesia bisa terpenuhi," ujar Deputi II BAZNAS RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, Imdadun Rahmat, pada Sabtu (14/9/2024).

Rahmat menjelaskan, inisiatif BAZNAS ini merupakan bentuk keberpihakan terhadap kelompok disabilitas, khususnya mereka yang mengalami gangguan penglihatan. Ia menegaskan bahwa penyandang disabilitas juga memiliki hak untuk mendapatkan pahala dengan membaca Al-Qur'an isyarat.

"Dengan pelatihan ini, mereka bisa lebih mudah memahami isi Al-Qur'an melalui tenaga pengajar yang kami latih," jelas Rahmat.

Dalam kegiatan tersebut, Pentasih Mushaf Al-Qur'an dari Kementerian Agama RI, Ahmad Badruddin, memperagakan metode pembacaan Al-Qur'an isyarat dengan menggunakan simbol-simbol tangan yang mewakili huruf-huruf dalam Al-Qur'an. 

Beberapa peserta pelatihan, yang terdiri dari tenaga pengajar, turut mempraktikkan metode yang diajarkan oleh Ahmad Badruddin selama penyampaian materi.

"Perumusan metode pembacaan Al-Qur'an isyarat ini memakan waktu sekitar dua tahun, dan saat ini masih dalam tahap penyempurnaan," ungkap Ahmad Badruddin.

Dalam proses perumusan tersebut, Kementerian Agama juga melibatkan berbagai pihak, termasuk ulama, tenaga pengajar tuna netra, dan para ahli lainnya untuk membantu menyempurnakan metode Al-Qur'an isyarat ini.

"Kami berkomitmen agar seluruh tenaga pengajar SLB dan guru pesantren di Indonesia dapat mahir dalam melatih para penyandang disabilitas tuna netra membaca Al-Qur'an isyarat di masa mendatang," tutup Ahmad Badruddin.

[RWT]

Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp



Berita Lainnya