Daerah
Tausiah Reni Murni Iringi Launching Program Tengok Tetangga MAN Bontang

Kaltimtoday.co, Bontang - Launching Program Tengok Tetangga MAN Bontang yang digelar pada Kamis (26/6/2025) di Gedung Pendopo Rumah Jabatan Wali Kota berlangsung khidmat dan penuh inspirasi. Salah satu momen paling membekas dalam kegiatan ini adalah sesi siraman rohani dari Reni Murni, motivator nasional dan life-changing inspirator yang dikenal luas sebagai penggerak perubahan berbasis nilai spiritual dan empati sosial.
Dalam tausiahnya, Reni Murni menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya thaharah (kesucian) dan salam seusai shalat, yang menurutnya memiliki keterkaitan erat dengan semangat Program Tengok Tetangga.
"Thaharah bukan hanya membersihkan tubuh, tetapi juga menyucikan niat dan hati. Itulah bekal utama saat kita turun ke masyarakat,” ungkapnya.
Ia juga menafsirkan salam setelah shalat sebagai simbol untuk menoleh ke sekitar - menyapa dan memperhatikan orang di kanan dan kiri kita.
"Saat mengucapkan assalamu’alaikum warahmatullah ke kanan dan kiri, kita diingatkan untuk tengok kanan, tengok kiri - barangkali ada yang sakit, kesepian, atau terlupakan. Di situlah panggilan sosial kita sebagai umat,” tambahnya.
Dengan gaya penyampaian yang hangat dan menggugah, Reni Murni mengajak seluruh siswa dan tamu undangan menjadikan Tengok Tetangga bukan sekadar program seremonial, melainkan gerakan pengabdian.
"Gerakan ini adalah cermin Islam yang hidup - rahmatan lil ‘alamin. Ia mengajarkan kita untuk hadir, peduli, dan menjadi cahaya bagi lingkungan sekitar,” kata perempuan yang juga founder Pelopor Kebaikan ini.
Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, yang juga kakak kandung Reni Murni, hadir langsung meresmikan program ini. Ia menyampaikan bahwa Tengok Tetangga merupakan bagian dari visi Bontang Berbenah dalam 100 Hari Kerja Pemerintah Kota.
“Program ini sangat relevan. Kita sedang membangun kembali kepedulian sosial yang nyaris punah. Tengok Tetangga adalah gerakan hati yang menyentuh,” ujarnya.
Wali Kota Neni juga menyampaikan apresiasi tinggi kepada seluruh pihak yang telah menggagas dan melaksanakan program ini, terutama kepada keluarga besar MAN Bontang.
 di Gedung Pendopo Rumah Jabatan Wali Kota.jpeg)
“Saya mengapresiasi semangat luar biasa dari para guru, siswa, dan pimpinan madrasah. Inisiatif seperti ini harus terus didukung karena menjadi bagian dari pembangunan karakter warga Bontang yang berdaya dan peduli,” katanya.
Turut hadir dalam acara ini Kepala Kantor Kemenag Bontang, Hamzah; Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Saparudin; serta Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat, drg. Toetoek Pribadi Ekowati, bersama jajaran OPD lainnya.
Ketua panitia pelaksana, Lena Roza, menjelaskan bahwa program ini lahir dari keprihatinan atas realitas sosial yang semakin menjauhkan manusia dari nilai-nilai kemanusiaan. Dalam implementasinya, siswa MAN Bontang secara langsung melakukan kunjungan ke rumah-rumah tetangga satu RT di lingkungan masing-masing.
“Siswa tidak hanya bersilaturahmi dan melakukan kunjungan humanis, tapi juga melakukan observasi sosial. Mereka mengisi aplikasi sederhana untuk mencatat kondisi tetangga yang teramati: siapa yang tinggal sendiri, siapa yang sakit, atau yang membutuhkan perhatian,dan sebagainya. Data ini akan terekam dalam aplikasi dan dapat menjadi masukan berharga bagi OPD terkait seperti Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan," ungkap Lena.
Sebagai bagian dari penguatan gerakan, MAN Bontang juga meluncurkan situs web resmi Tengok Tetangga sebagai wadah edukasi, kolaborasi, dan refleksi. Kepala MAN Bontang, Sugiannoor, berharap inisiatif ini menjadi bagian dari pendidikan karakter yang berkelanjutan.
“Dengan menggandeng sosok inspiratif seperti Bunda Reni Murni, kami ingin siswa belajar tidak hanya dari buku, tetapi juga dari kehidupan nyata,” ujarnya.
Salah satu siswa MAN, Aliya Zahra Haqq, mengaku sangat terkesan dengan tausiah yang disampaikan.
“Biasanya tausiah hanya berisi nasihat. Tapi kali ini kami diajak merenung dan bertindak. Saya jadi ingin benar-benar menengok tetangga saya hari ini juga,” ungkap remaja ramah senyum ini.
Senada dengan itu, Muhammad Farhan Maulana, siswa kelas X B, juga merasakan hal serupa.
“Saya baru menyadari kalau salam setelah shalat itu punya makna sosial yang dalam. Tausiah tadi membuat saya merasa punya tanggung jawab, bukan hanya sebagai siswa, tapi juga sebagai bagian dari masyarakat,” ujarnya.
Kutipan para siswa ini menunjukkan bahwa semangat Tengok Tetangga telah menyentuh hati generasi muda menjadi awal dari perubahan kecil yang berdampak besar. Program ini tidak hanya membangun empati, tetapi juga menyajikan potensi kontribusi konkret bagi pengambilan kebijakan sosial di tingkat kota.
[RWT]
Related Posts
- Izin Universitas Trunajaya Resmi Dicabut, LLDIKTI Minta Yayasan Data Mahasiswa yang Akan Dialihkan
- Dorong Akses Permodalan dan Literasi Keuangan UMKM, BI Kaltim dan Pemkot Gelar Bina Etam Series-4 di Bontang
- Pemkot Bontang Teken MoU dengan Universitas Langlangbuana, Mahasiswa Unijaya Bisa Transfer Tanpa Biaya Pendaftaran
- Demi Ramaikan Pasar Taman Rawa Indah, Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni Siap Ngantor di Pasar Setiap Pekan
- Bontang Kebagian Rumah Subsidi, Cicilan Rp500 Ribu per Bulan, Durasi 20 Tahun