Daerah
Jelang Natal, Disdag Samarinda Uji Coba Penjualan Cabai dan Bawang Merah di CFD untuk Kendalikan Inflasi
Kaltimtoday.co, Samarinda - Kenaikan harga cabai dan bawang merah yang mulai dirasakan warga Samarinda menjelang Natal mendorong Dinas Perdagangan (Disdag) mengambil langkah antisipatif. Tanpa langsung menggelar operasi pasar, pemerintah kota memilih jalur uji coba dengan membuka penjualan terbatas di kawasan Car Free Day (CFD) Jalan Kusuma Bangsa, Minggu (14/12/2025).
Kepala Disdag Samarinda, Nurrahmani, menyebut langkah ini sebagai bentuk kehadiran pemerintah di tengah masyarakat untuk membaca kebutuhan riil sekaligus meredam gejolak harga. Ia menegaskan, penjualan dilakukan bukan untuk mencari keuntungan.
“Kami ini bukan produsen. Jadi kami tidak menjual dengan keuntungan, yang kita jual itu harga modal saja,” ujarnya saat ditemui Kaltim Today.
Dua komoditas yang dipilih bukan tanpa alasan. Cabai dan bawang merah saat ini menjadi bahan dapur yang paling sensitif terhadap perubahan harga. Menurut Nurrahmani, momen Natal membuat kebutuhan rumah tangga meningkat, sehingga pemerintah perlu memastikan akses masyarakat tetap terjaga.
“Ini juga masih tahap awal, kita coba dulu. Apalagi sekarang menjelang Natal, pengguna rumah tangga pasti lebih terasa kebutuhannya,” katanya.
Pada tahap perdana ini, Disdag sengaja menyiapkan stok terbatas. Kuota yang disediakan masih dalam skala kecil untuk melihat respons masyarakat.
“Mungkin satu karung dulu. Kita lihat bagaimana di lapangan. Kalau habis dan memang dibutuhkan, bisa kita tambah,” jelasnya.
Ia juga menepis anggapan bahwa penjualan ini disertai subsidi. Berbeda dengan operasi pasar resmi, kegiatan di CFD murni penjualan harga modal. “Kalau operasi pasar itu baru ada subsidi. Yang ini tidak. Ini baru uji coba untuk melihat kondisi di lapangan,” tegas Nurrahmani.
Pembelian nantinya akan dibatasi agar tidak terjadi penumpukan di satu orang. Disdag berencana menjual dalam ukuran kecil sesuai kebutuhan dapur. “Biasanya seperempat-seperempat saja. Kita tidak jual kiloan, supaya bisa lebih merata,” ungkapnya.
Menariknya, kegiatan ini menjadi pengalaman pertama mobil inflasi Pemkot Samarinda turun langsung ke arena CFD. Selain memudahkan akses warga, langkah ini juga diharapkan memberi gambaran jelas terkait daya serap pasar.
“Hasil dari CFD ini akan jadi bahan kajian kami. Kalau misalnya kebutuhan tinggi, Minggu depannya bisa kita ulang lagi,” ucapnya.
Meski demikian, Nurrahmani menegaskan bahwa pemerintah kota tidak ingin gegabah melakukan intervensi pasar secara masif. Ia mengingatkan arahan Wali Kota Samarinda agar operasi pasar hanya digelar dalam kondisi benar-benar darurat. “Kalau terlalu sering operasi pasar, itu justru bisa merugikan pedagang lain dan tidak sehat untuk inflasi,” tuturnya.
Kondisi darurat yang dimaksud, lanjutnya, adalah ketika harga melonjak tidak wajar dan barang sulit ditemukan di pasaran. Selama pasokan masih ada, pemerintah memilih pendekatan pengamatan dan penyesuaian bertahap.
Terkait penyebab kenaikan harga, Nurrahmani membeberkan hasil komunikasi terakhir dengan distributor. Gangguan cuaca di daerah sentra produksi menjadi faktor utama. “Di daerah penghasil sedang hujan terus, tanahnya tidak bagus, panen jadi terganggu,” jelasnya.
Selama ini, pasokan cabai dan bawang merah ke Samarinda berasal dari beberapa daerah, mulai dari Sulawesi, Surabaya hingga Banjarmasin. Namun ketika produksi menurun, daerah penghasil cenderung memprioritaskan kebutuhan wilayahnya sendiri.
“Kalau panennya tidak bagus, mereka penuhi kebutuhan daerah dulu sebelum kirim ke luar,” tutupnya singkat.
[RWT]
Related Posts
- Efisiensi Anggaran 2026, Andi Harun Tegaskan Belum Ada Kenaikan Gaji ASN dan PPPK Samarinda
- Waspada Arisan Online Bodong, OJK Ungkap Banyak Masyarakat Masih Minim Literasi Keuangan
- Ketua DPRD Soroti Mangkraknya Hotel Atlet, Minta Pemprov Serius Garap Potensi PAD
- BMKG Peringatkan Potensi Hujan Tinggi di Sejumlah Wilayah Kaltim pada 11–20 Desember 2025
- Pasar Pagi Samarinda Tunggu Andalalin dari Pusat, Dishub Siapkan Skema Lalu Lintas dan Parking Gate









