Teknologi

Masih Berlanjut, Begini Momen Perang Digital Antara Netizen dan Zionis Israel di Media Sosial

Kaltim Today
05 Desember 2023 10:32
Masih Berlanjut, Begini Momen Perang Digital Antara Netizen dan Zionis Israel di Media Sosial
Gerakan Perang Digital Antara Netizen dan Zionis Israel. (X/Azzamlzzulhaq)

Kaltimtoday.co - Konflik yang terjadi antara zionis Israel dan Palestina masih terus berlanjut hingga saat ini. Netizen yang tidak bisa terjun langsung dalam upaya membela Palestina hanya bisa menyaksikan melalui media sosial selama ini sambil berusaha untuk terus menyuarakan propaganda kebenaran sejarah Palestina serta mengekspos genosida yang terjadi oleh zionis Israel kepada dunia.

Namun, selain menyuarakan propaganda-propaganda tersebut, terdapat sebuah gerakan yang diawali oleh seorang netizen Indonesia yang kini telah viral dan tersebar luar kemana- mana. Gerakan ini telah diikuti oleh netizen-netizen Indonesia mulai pertengahan November lalu yang menjadikan adanya perang digital antara netizen dan zionis Israel melalui media sosial

Lantas, seperti apa gerakan perang digital netizen di media sosial tersebut?

Perang Digital Antara Netizen Indonesia dan Zionis Israel

Tak dapat dipungkiri, perkembangan zaman saat ini membuat teknologi semakin canggih. Kemudahan untuk mendapatkan dan menyampaikan informasi kini bisa dilakukan dengan cepat dan di mana saja. Salah satu kemudahan dari kecanggihan teknologi ini dimanfaatkan oleh netizen untuk menyuarakan kebenaran dan hak kedamaian bagi warga Palestina yang kini sedang di bawah genosida dari zionis Israel.

Seorang pengguna media sosial X bernama Erlangga Greschinov (@Greschinov) memulai sebuah gerakan yang mulanya diawali oleh suara vokalnya yang sering membuat status tentang sejarah dan berita Palestina. Pada (16/11/2023), ia mulai membuat sebuah status di mana bertuliskan:

“Sepertinya netijen Indonesia perlu banyak-banyak silaturahmi ke ig bocah-bocah Israel yang sekarang lagi bertugas di IDF. They have blood in their hands” tulisnya kala itu.

Ia juga menyertakan screenshot beberapa foto yang menunjukkan username Instagram dari para zionis Israel yang sedang lengkap dengan baju tentara IDFnya. Melihat hal tersebut netizen berbondong-bondong untuk menyerang akun tersebut di media sosial masing-masing.

Status yang dibuat oleh Erlangga membuat netizen lain berinisiatif untuk melacak akun-akun media sosial para zionis Israel yang lain dan membagikannya di media sosial. Beberapa netizen juga saling membagikan “template” narasi propaganda untuk dikirimkan ke zionis Israel.

Hasil lacakan dari netizen membuahkan puluhan akun media sosial zionis Israel yang menjadi sasaran empuk untuk diserang. Bahkan Erlangga dan juga netizen juga melacak beberapa pasangan atau couple dari zionis Israel hingga puluhan akun zionis Israel tersebut digabungkan menjadi sebuah thread di X.

Dengan gesitnya pencarian netizen, dalam waktu singkat juga mereka berhasil menemukan nomor handphone atau WhatsApp dari zionis Israel dan melakukan teror untuk memperlemah mental zionis Israel melalui perang digital di media sosial.

Gerakan “Julid Fi Sabilillah” juga Sampai ke Negara Tetangga

Setelah beberapa “serangan” terhadap akun-akun media sosial zionis Israel, akhirnya gerakan tersebut resmi diberi nama Julid Fi Sabilillah yang diketuai oleh Erlangga. Erlangga secara rutin membagikan akun-akun media sosial zionis Israel untuk diserang dan menentukan waktu-waktu serangan umum bersama netizen.

Tak hanya itu, Erlangga juga menyediakan Telegram dan google form untuk submit akun yang akan dijadikan target dari gerakan jihad tersebut. Hal tersebut menyebabkan banyak dari zionis Israel yang kena mental karena diserang oleh ribuan orang yang tak mereka kenal.

Tak sedikit pula yang kehilangan atau menggembok akunnya agar tidak bisa diakses oleh netizen. Kemudian, banyak dari zionis Israel yang mengaku mengeluh di status media sosialnya bahwa mereka sedang diserang oleh puluhan ribu netizen Indonesia baik di Instagram maupun WhatsApp.

Erlangga juga memberikan tips kepada netizen agar komentar netizen yang ada tidak bisa dihapus oleh Meta di Instagram dan Facebook yakni dengan tidak menyebutkan keyword Hamas dan menggunakan bahasa daerah yang membuat Meta tidak bisa mendeteksi. Erlangga menyampaikan pendapat di media sosialnya bahwa gerakan Julid Fi Sabilillah tersebut bisa menjadi upaya netizen untuk membantu Palestina secara tidak langsung.

“... Semakin narasi yang berkembang di medsos adalah pro-Palestina, maka semakin mahal biaya propaganda Israel untuk melakukan counter narrative. Kamu gak bisa bikin Israel menghentikan tembakan dengan jarimu saat ini juga, tapi perang ini menjadi semakin mahal hingga pada titik Israel tidak mampu lagi mengendalikan narasi dan opini warga dunia dengan uang. Belum lagi prajurit IDF yang kena mental dan disibukkan dengan melawan serbuan, teror, dan hujatan netijen. Perang narasi ini pasti akan kita menangkan.” tulisnya.

Melihat viralnya gerakan tersebut, negara tetangga Malaysia juga ikut berpartisipasi dalam gerakan Julid Fi Sabilillah bersama netizen Indonesia. Erlangga menggaris bawahi bahwa tujuan dari gerakan Julid Fi Sabilillah ini merupakan gerakan yang bertujuan untuk melemahkan moril Israel, memerangi propaganda Zionis, serta memperkuat dan menyebarluaskan narasi pro-Palestina.

Erlangga juga menegaskan bahwa dalam gerakan ini harus menghindari narasi anti semit karena tujuan utama gerakan ini adalah melawan kekerasan dan kekejaman zionis Israel, bukan bangsa atau ras Yahudi. Dampak dari gerakan tersebut sudah memberikan tamparan mental bagi zionis Israel mulai dari prajurit hingga orang-orang papan atas di Israel.

Tak sedikit dari mereka yang memohon untuk menghentikan serangan perang digital dari netizen Indonesia dan Malaysia yang kini sudah bersatu. Beberapa tentara Israel yang tidak kuat mental dan menyerah akhirnya membuat klarifikasi bahwa mereka sudah tidak lagi di IDF atau sudah pulang dari Gaza dan juga ikut membela Palestina.

Namun, hasil dari suara zionis Israel ternyata membuahkan hasil yang membuat orang-orang belahan dunia lainnya mengetahui tentang gerakan tersebut yang akhirnya membuat negara-negara lain seperti Turki ikut bergabung. Netizen Turki juga menyarankan untuk menggunakan beberapa hashtag seperti #zionistterror dan #genocidesupporters dalam rangkaian serangan umum Julid Fi Sabilillah.

[Kontributor - Intan Thania Amelia | Editor - Diah Putri]


Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. 



Berita Lainnya