Opini
Perlunya Edukasi 7 Sapta Pesona untuk Masyarakat Tenggarong
ERAU merupakan kegiatan rutin setiap tahun. Tidak dipungkiri wisatawan lokal ingin melihat rangkaian festival budaya tersebut. Hal ini menjadi daya tarik ciri khas dari budaya Kutai Kartanegara. Hingga sampai proses alkulturasi budaya telah terjadi di Tenggarong, budaya selain kutai juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan Erau tersebut.
Saat Penutupan Erau hal yang paling ditunggu-tunggu oleh masyarakat maupun wisatawan lokal dari seluruh rangkaian acara adalah Belimbur. Belimbur sendiri bermakna pembersihan diri. Tetapi dari rangkaian Belimbur selalu menjadi hal terburuk bagi masyarakat dan wisatawan lokal, karena tidak mengikuti aturan dari budaya Kutai. Contohnya seperti menggunakan air yang tidak bersih, membungkus air di plastik dan melempar ke para pengendara, hingga perlakuan tidak senonoh terhadap perempuan. Hal ini terulang terus menerus dari tahun ke tahun.
Bergesernya budaya Belimbur menjadi salah satu upaya yang harus dijaga bersama-sama. Baik dari sosialisasi Dinas Pariwisata Kutai Kartanegara maupun elemen masyarakat Tenggarong untuk menjaga tradisi Belimbur yang baik dan beradat.
Perlunya edukasi 7 Sapta Pesona ditanamkan untuk warga Kutai Kartanegara, khusunya di Kecamatan Tenggarong. Karena Kecamatan Tenggarong merupakan pusat tempat kegiatan acara Erau tersebut.
Dalam 7 Sapta Pesona meliputi dari keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan, keindahan, keramahan, dan kenangan. Pada poin keamanan dan keramahan merupakan yang paling harus bisa di implementasikan dalam rangakaian Erau, khususnya Belimbur agar para wisawatan yang datang bisa tenang dan nyaman menikmati kegiatan tersebut.
Perlunya edukasi 7 Sapta Pesona ditanamkan untuk warga Kutai Kartanegara, khusunya di Kecamatan Tenggarong. Johantan Alfando Wikandana Sucipta
Harapan dari acara tersebut bisa menumbuhkan kenangan seperti tertera di poin 7 Sapta Pesona yang terakhir, agar para wisatawan bisa kembali lagi ke kegiatan acara Erau pada tahun berikutnya. Hal tersebut bisa menjadi daya tarik wisatawan skala yang lebih besar, jika 7 Sapta Pesona bisa diterapkan dengan baik. Sisi positif dari hal tersebut bisa menambah potensi peningkatan dalam kegiatan acara Erau itu sendiri.
Pemerintah harus bisa fokus membangun dan menumbuhkan pariwisata di Kutai Kartangera. Bukan dari sektor rangkaian kegiatan acara saja tetapi bisa menumbuhkan masyarakat yang peduli dengan Erau yang beradat dan beretika terkhususnya peduli dalam memeriahkan rangkaian acara Erau tersebut. Ketika masyarakat Kutai Kartanegara, khususnya masyarakat Tenggarong sudah mulai sadar dengan pariwisata, Kutai Kartanegara bisa menjadi potensi yang tidak kalah seperti daerah pariwisata lain yang ada di Indonesia. Contohnya Bali dan Jogjakarta, yang membuat wisatawan tidak pernah bosan untuk berkunjung kembali. Mungkin hal ini bisa dijadikan sebagai contoh untuk masyarakat Tenggarong. Bercermin ke daerah tersebut yang di mana setiap elemen masyarakat sangat ramah dengan wisatawan dari aspek keramahan, kenyaman, dan keamanan.
Tujuan dari hal tak lain akan membuat wisatawan memberikan informasi kepada khalayak ketika berkunjung ke daerah tersebut. Secara tidak langsung ini bisa menjadi promosi untuk Kutai Kartanegara agar wisatawan ingin kembali berkunjung tanpa rasa takut saat mengikuti kegiatan Belimbur maupun rangakaian acara Erau yang lain. Harapan dari hal ini pentingnya mewujudkan rasa memiliki bersama untuk masyarakat Kutai Kartanegara dalam menjaga aset budaya kita.
*) Opini penulis ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi kaltimtoday.co.
Related Posts
- Dilaporkan Tim Hukum Paslon 01, Dosen Ekonomi Unmul Prof. Jiuhardi Tegaskan Sikap Netral
- Unmul Resmikan Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pertama di Kaltim dengan 56 Dental Unit
- Pemuda yang Tidak Berani Bersumpah
- Rumah Sakit Gigi dan Mulut Unmul Diresmikan, Cobra Dental Berikan Dukungan Perangkat Medis hingga Ambulans
- BEM KM Unmul Minta Paslon di Pilgub Kaltim Jangan Balas Kritik dengan Lapor Polisi