Kaltim
Saya Bisa Melakukan Terobosan untuk Unmul
PUNYA banyak pengalaman di dalam dan luar kampus. Profesor Bidang Kimia Analitik, Prof Bohari Yusuf, mantap maju sebagai calon rektor Unmul tahun ini.
Prof Bohari Yusuf mengaku paham berbagai problematika yang dihadapi Unmul saat ini setelah dua periode menjadi wakil rektor bidang perencanaan, kerjasama, dan hubungan masyarakat. Berbekal itu, dia menyebut punya formula-formula jitu untuk mewujudkan Unmul sebagai perguruan tinggi unggul di Indonesia.
Dia juga memastikan, jika terpilih sebagai rektor akan melanjutkan dan menyelesaikan bangunan di Unmul yang saat ini masih mangkrak. Beberapa bahkan sudah berhasil mendapatkan pendanaan dari Pemprov Kaltim dan Kementerian PUPR.
Berikut wawancara wartawan Kaltim Today dengan Prof Bohari Yusuf, membahas alasan pencalonan, visi misi, program, dan kebijakan yang akan dia ambil jika terpilih sebagai rektor Unmul.
Apa alasan Prof Bohari mencalonkan diri sebagai rektor Unmul?
Ada tiga alasannya. Yang pertama saya memahami masalah selama dua periode jadi wakil rektor. Memahami, mengetahui dan mendalami problematika yang terjadi baik fisik maupun non-fisik. Jadi dengan memahami ini maka tentu saja terobosan itu bisa saya lakukan secara efisien dan efektif.
Yang kedua saya ingin melanjutkan menyelesaikan masalah. Maksud saya sekarang ini sedang on going dan ini sayang kalau saya tinggal. Jadi melanjutkan dan menyelesaikan program-program yang sudah saya bangun. Contohnya gedung mangkrak. Ini saya sudah dapatkan pendanaannya dari Pemprov Kaltim dapatkan Rp 42 Miliar kemudian dari Kementerian PUPR bisa menyelesaikan seluruhnya sampai 2024. Nah ini sayang kalau saya tinggal.
Yang ketiga saya ingin memaksimalkan potensi yang memang saya tau potensinya Unmul itu luar biasa. Jadi mengembangkan lagi jauh ke depan sehingga menjadi unggul pada saatnya nanti, dan menjadi perguruan tinggi berbadan hukum di tengah-tengah ibu kota negara nanti.
Bagaimana visi misi dan program yang akan dilakukan Prof jika terpilih jadi rektor?
Tentu saja berpikir komprehensif. Kalau visi saya Unmul sebagai smart tropical campus yang mandiri, unggul, berwawasan global, kemudian berbasis teknologi informasi dengan pelayanan publik yang prima, itu visinya.
Dari visi itu saya bagi jadi delapan misi yaitu reformasi birokrasi dan kelembagaan, memperkuat fakultas dan prodi, memperkuat Unmul sebagai universitas riset menjadi PTN BH, kualitas akademik dan kemahasiswaan harus ditingkatkan, kapasitas IT-nya harus bagus, jejaring kerja sama sampai internasional, sarana prasarana harus diperbaiki, dan harus mendapatkan penerimaan di luar UKT yang besar.
Saya ingin menggali soal pendapatan di luar UKT. Ini salah satu isu seksi di kalangan calon rektor, dosen, dan mahasiswa. Bagaimana cara yang Prof Bohari akan lakukan?
Sebenarnya kalau mau pendapatan bagus kan yang pertama harus kita kejar menjadi PTN BH, tapi itu butuh waktu, oleh karena itu kalau masih BLU kita harus bermitra kepada pihak ketiga dalam hal pemanfaatan aset. Kemudian membuka unit-unit usaha baru yang bisa banyak sekali yah. Kita bisa lakukan berbasis akademik. Misalnya kita belum memiliki laboratorium klinik, apotek, ataupun pabrik misalnya tanda kutip kerja sama antara Fakultas Farmasi dengan pabrik jamu. Fakultas Teknik dengan CPO untuk membuat minyak goreng misalnya. Itu yang harus kita tingkatkan disamping memanfaatkan aset yang ada, kita punya gor, auditorium, guest house, asrama, dan sebagainya kita juga punya kebun di Desa Teluk Dalam.
Kemudian untuk bagusnya supaya tidak banyak bocor itu harus penerapan digital finance jadi semuanya berbasis digital supaya bisa terkontrol dan Unmul harusnya juga sudah bisa membangun marketplace, ada foodcourt, travel, dan banyak hal yang kita bisa lakukan selagi masih PTN BLU. Tetapi tujuannya kalau mau lebih bagus lagi tentunya kita harus mengarah ke PTN BH.
Ada target khusus Prof Bohari supaya Unmul cepat menjadi perguruan tinggi berstatus PTN BH?
Saya targetnya akhir 2026 sudah masuk ke PTN BH. Tidak bisa singkat, karena kita tau persyaratan lumayan berat, tetapi saya akan mengakhiri periode ini dengan sudah siap PTN BH.
Terkait IKN, apa yang upaya dan program yang akan Prof Bohari lakukan untuk menyambut IKN di Kaltim?
Jadi IKN ini kan seksi yah. Kadi IKN diakui Gubernur Lemhannas sebagai The First Real Smart Digital City, maka semua akan terhubung dengan internet of think. Dalam hal ini Unmul harus siap, menyediakan SDM, kalau tidak ketinggalan. Bahkan ditantang kita bahwa kalau belum ada prodi siber itu harus dibuka segera. Jadi semua prodi-prodi di Unmul harus dihubungkan ke digital.
Kemudian Unmul juga akan menjadi The First Real Green City. Jadi masalah ekonomi hijau, emisi karbon itu juga harus membutuhkan SDM yang handal, Unmul harus siap. Kita tau UGM, Unhas, Universitas Pelita Harapan. Apalagi nanti ada mobilitas horizontal. Menurut standarnya yang bekerja di IKN harus minimal S2 dan 35 persen harus S3, nah Unmul harus siap itu.
Yang harus dilakukan Unmul tentu saja tidak bisa kerja sendiri. Saya akan membangun namanya jejaring universitas penyangga nusantara. Jadi universitas yang ada sekitar IKN itu kita harus bersatu khususnya di Kalimantan, pesisir Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan. Kalau tidak akan di berondong. Kita harus berkontribusi maksimal secara bersama-sama termasuk universitas yang ada di Kaltim. Untuk saat ini kan saya sudah masuk di dalamnya terlibat langsung. Saat ini sudah bekerjasama dengan Unikarta dan Uniba khusus untuk pemberdayaan masyarakat dan permasalahan tanah, juga memfasilitasi permasalahan tanah antara masyarakat dengan otorita IKN. Kalau tidak kuat universitas dari Pulau Jawa yang akan masuk.
Jika nanti jadi rektor, ada rencana bangun kampus di kawasan IKN?
Bukan rencana lagi, sebenarnya sudah kita mengajukan sejak 2019, tapi waktu itu bersamaan dengan pengumuman penetapan IKN. Kita waktu itu bermohonnya ke Ibu Siti Nurbaya Bakar Menteri LHK, karena kita punya 22 ribu hektar di Bukit Suharto. Nah belakangan kita baru tau itu masuk kawasan IKN juga. Itu akan kita teruskan dan proposalnya saya yang buat jadi tinggal meneruskan.
Terkait Remunerasi ini kan banyak dikeluhkan dosen soal asas keadilan yang dianggap masih bermasalah, bagaimana Prof Bohari jika nanti jadi rektor?
Saya lakukan pertama ialah penguatan fakultas. Jadi istilahnya desentralisasi anggaran itu di fakultas. Kemudian mengubah sistem remunerasi. Sistem remunerasi itu yang paling tau dosen fakultas, sehingga fakultas lah yang menentukan bukan universitas, jadi saya punya konsepnya tapi panjang kalau dibahas, intinya begitu kita serahkan ke fakultas untuk mengurusnya.
Termasuk pendanaanya?
Iya. Sebenarnya Unmul ini uangnya satu. Tinggal ini kantong mana dipakai kan. Nah sekarang kantong yang lebih besar kan di fakultas. Sehingga tau siapa yang diberi lebih tetapi harus ada standar minimal. Minimal dosen di Unmul punya remunerasi sekian, yang bekerja lebih itu di remunerasi dan semua itu dinilai oleh fakultas dan program studinya sehingga aspek keadilannya akan terjaga.
Bagaimana komitmen membangun iklim akademik demokratis, serta menjamin kebebasan dosen dan mahasiswa menyampaikan aspirasi dan kritik?
Jadi di kampus itu kan ada namanya mimbar akademik. Jadi kita di kampus tidak boleh menghalangi orang untuk berpendapat, apapun itu pendapatnya selagi itu bisa dipertanggungjawabkan. Saya akan menyediakan ruang bagi dosen untuk bisa berpendapat. Jadi tidak perlu diragukan kalau masalah itu. Kita tidak akan menghalangi baik itu dosen, mahasiswa untuk menyampaikan aspirasinya, sepanjang itu bisa dipertanggungjawabkan dan tata cara yang sebenar-benarnya.
Termasuk kepada pemerintah sekalipun?
Sekalipun itu. Jadi kampus itu adalah garda terakhir integritas. Jadi kalau kampus integritasnya buruk, siapa lagi yang masyarakat harapkan?
Bagaimana Prof Bohari jika nanti terpilih sebagai rektor mencegah praktik kekerasan dan pelecehan seksual di kampus? Unmul ini ada beberapa kasus yang terjadi dan beberapa sedang ditangani.
Pertama sudah ada satgas anti kekerasan seksual. Kita bikin aturan misalnya dosen tidak boleh memanggil mahasiswa ke ruangan nya secara pribadi. Akan ada ruang-ruang khusus misal ada yang didiskusikan dengan mahasiswa, juga antar civitas lain misal antar mahasiswa.
Kita buat regulasinya agar meminimalkan potensi terjadinya kekerasan dan pelecehan seksual.
Selama ini kan unsur pimpinan wakil rektor diisi oleh kalangan laki-laki, Jika Prof Bohari jadi rektor apakah akan menggandeng perempuan sebagai wakil rektor?
Jadi begini perempuan dengan laki-laki sama saja. Sekarang Unmul ini sangat banyak perempuan-perempuan yang hebat. Kita sudah identifikasi mulai level prodi sampai level tertinggi, sangat banyak dan berpotensi. Saya tidak alergi terhadap itu. Jadi sekarang ini kan belum waktunya menentukan. Ini kan bukan politik dagang sapi. Mudah-mudahan saya terpilih bakal saya usahakan perempuan mengisi posisi. (*)
Related Posts
- Yayasan Mitra Hijau Dorong Partisipasi Perempuan dalam Transformasi Ekonomi dan Transisi Energi Berkeadilan di Kaltim
- Dewan SDA Nasional Susun Strategi Pengelolaan Air Berkelanjutan untuk Pulau Kecil dan Terluar
- Gelar Festival Ibu Bumi Menggugat, Kader Hijau Muhammadiyah Bersama NGO Serukan Penolakan Ormas Keagamaan Terima Izin Usaha Pertambangan
- Sofyan Hasdam Pastikan Tapal Batas Kampung Sidrap Kembali Dibahas Usai Pelantikan Kepala Daerah
- Kepemimpinan Perempuan: Membangun Peradaban yang Berkeadilan