Samarinda
Sungai Mahakam Tercemar Tumpahan Minyak Sawit, JATAM Kaltim: Pemerintah Harus Lakukan Investigasi dan Audit Lingkungan

Kaltimtoday.co, Samarinda - Sabtu (10/4/2021), sebuah kapal Landing Craft Tank (LCT) tenggelam dan berakhir karam di Sungai Mahakam, bawah Jembatan Mahkota II. Sebanyak 120 ton muatan minyak sawit atau Crude Palm Oil (CPO) tumpah. Alhasil, Sungai Mahakam yang menjadi sumber air warga Samarinda tercemar.
Dinamisator Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) Kaltim, Pradarma Rupang menanggapi kejadian tersebut. Disampaikan olehnya, Sungai Mahakam sudah kritis karena dicemari oleh limbah batu bara. Beban sungai menjadi berlipat ganda untuk bisa pulih dan kembali normal.
"Tumpahnya minyak sawit di Sungai Mahakam akan memengaruhi ekosistem sungai. Khususnya ikan yang bisa keracunan dan mati. Semakin membahayakan keberlangsungan pesut. Mamalia air yang dilindungi," ungkap Rupang dilansir dari rilis persnya.
Ada banyak hal yang terjadi akibat tumpahnya CPo itu. Dijelaskan lebih lanjut oleh Rupang, molekul minyak akan menghalangi cahaya matahari dan oksigen masuk ke sungai yang telanjur terkena tumpahan.
View this post on InstagramBaca Juga: Wisuda ke-33 UWGM Samarinda Lepas 580 Mahasiswa, Rektor Harap Semakin Banyak Lulusan Jadi Wirausaha
Sehingga bakal memengaruhi keberlangsungan biota bawah sungai sekaligus memengaruhi proses fotosintesis dan respirasi biota sungai dalam jangka panjang, dan memicu terjadinya coral bleaxhing dan kematian biota sungai.
"Cemaran minyak sawit juga akan pengaruhi bioekoregion. Dampaknya tidak hanya memengaruhi ekosistem sungai. Tapi akan memengaruhi makhluk darat seperti jenis burung yang mencari ikan sebagai makanan dan binatang lainnya seperti kodok dan kura-kura," lanjutnya.
Dampaknya pada manusia juga tidak kalah memprihatinkan. Bagi warga yang menggunakan air dari Sungai Mahakam untuk mandi, bakal mengalami gejala gatal-gatal. Dalam hal ini, JATAM Kaltim menegaskan bahwa mendesak pemerintah untuk segera menginvestigasi dan audit lingkungan untuk melihat dampak dari pencemaran ini secara keseluruhan.
"Selain mengevaluasi izin lingkungan, kelalaian perusahaan yang mengakibatkan terjadinya pencemaran air Sungai Mahakam diduga telah melanggar Pasal 99 ayat 1 UU Nomor 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup," tandas Rupang.
[YMD | RWT]
Related Posts
- Ermioni Vlachidou dari Yunani
- Wali Kota Andi Harun Pastikan Terowongan Samarinda Aman, Penguatan Dinding Inlet Masuk Proses Lelang
- Banjir di Perpustakaan Kaltim, Ratusan Buku Bacaan Anak Terendam
- Seluruh Korban Longsor di Sungai Pinang Ditemukan, Operasi SAR Resmi Ditutup
- Korban Terseret Arus di Samarinda Ditemukan Meninggal, Operasi SAR Resmi Ditutup