Daerah
Terlalu Mahal! Buku Paket-LKS di SD Samarinda Tembus Rp 903 Ribu, Orangtua Minta Solusi
Kaltimtoday.co, Samarinda - Kembali mencuat keluhan terkait mahalnya harga buku paket dan LKS di sekolah dasar. Di Samarinda, orangtua murid di salah satu SD mengeluhkan total pembelian buku yang mencapai Rp 903.000.
Salah satu orang tua murid, YL, mengungkapkan kekhawatirannya atas harga buku yang tidak masuk akal. Ia diharuskan membeli 16 buku paket dan LKS dengan total biaya Rp 903.000.
Mulanya, seorang wali kelas mengirimkan list harga pembelian buku paket-LKS di grup paguyuban orangtua siswa. Dalam list tersebut, tertera jumlah buku mata pelajaran, disertai dengan harga tiap bukunya. Kisarannya bermacam-macam, mulai dari puluhan hingga ratusan ribu.
Menyikapi hal itu, YL sebagai orangtua merasa keberatan atas tawaran sekolah mengenai pembelian buku itu.
"Infonya yang harus ditebus mencapai Rp 903 ribu. Tapi saat ditanya buku apa dan dari penerbit mana, belum ada kejelasan. Dari keterangan di list itu, kalau mau bisa langsung titip ke wali kelas," paparnya pada Kamis (11/7/2024).
YL mengatakan, banyak orang tua siswa yang mengeluh perihal mahalnya pembelian buku. Namun, tidak banyak orangtua yang berani menyuarakan. Saat YL mencoba menyuarakan, ada dugaan oknum yang tidak menyukai perihal tersebut.
"Saya Ketua Paguyuban di grup tersebut, tapi saya didepak dari grup, padahal saya ketua. Nah ini ada apa," imbuh YL.
Dari informasi yang dia dapat, ada sejumlah sekolah lain yang buku pembelajaran peserta didik hanya dipinjamkan, karena bantuan dari dana BOS. YL mempertanyakan, mengapa sekolah anaknya tiap tahun dianjurkan untuk membeli buku paket maupun LKS.
"Tiap tahun itu naik, satu bukunya itu Rp 80 ribu. Bahkan sekarang sudah tembus mencapai Rp 100 ribuan. Ini kan lumayan naiknya," tuturnya.
"Kalau diwajibkan katanya si tidak. Mereka bilang boleh beli di luar, namun tidak dikasih tau buku apa yang harus dibeli. Sedangkan yang mau beli bisa titip ke wali kelas. Seakan-akan tidak diwajibkan, tapi ujung-ujungnya harus beli," tambahnya.
YL menambahkan, paling tidak dari pihak sekolah bisa mengupayakan untuk meringankan beban orangtua siswa, terutama yang kondisi ekonominya kurang mampu.
"Kalau solusi dari saya, bisa dibuat mekanisme yang wajib buku paketnya saja, LKS tidak. Begitu juga sebaliknya. Pengennya bisa diringankan," pungkasnya.
Sementara itu, Wali Kelas SD di Samarinda, BY memberikan keterangan berkaitan dengan mahalnya buku paket-LKS yang ditawarkan oleh pihak sekolah.
"Info buku paket dan LKS itu, saya hanya meneruskan dari penerbit. Masalah diwajibkan itu tidak benar, dan tidak ada paksaan," bebernya.
"Selama saya menjadi wali kelas, anak-anak yang tidak mempunyai buku saya persilahkan bergabung dengan temannya. Ada beberapa guru juga yang ikut membantu membelikan buku paket bagi anak yang kurang mampu," tutup BY.
[RWT]
Simak berita dan artikel Kaltim Today lainnya di Google News, dan ikuti terus berita terhangat kami via Whatsapp
Related Posts
- Perumusan Subsidi BBM 2025 Hampir Final, Skema Mengarah ke BLT
- Sekolah di Kukar Diminta Galakkan Gerakan Etam Mengaji, MTQ Antar Sekolah Bakal Digelar
- Pakai Modus Kwitansi Fiktif, Polisi Samarinda Tangkap Pelaku Penggelapan Dana Perusahaan hingga Rp 126 Juta
- EducationUSA Hadir di UMKT, Permudah Akses Mahasiswa Kalimantan yang Ingin Kuliah di Amerika Serikat
- Pj Gubernur Kaltim Umumkan Kenaikan UMSK 2025 di 7 Kabupaten/Kota, Kota Bontang Catat Upah Sektoral Tertinggi