Advertorial

UMKM Bontang Tunjukkan Potensi Investasi Besar, Didukung Industri dan Pariwisata

Kaltim Today
15 April 2025 08:48
UMKM Bontang Tunjukkan Potensi Investasi Besar, Didukung Industri dan Pariwisata
UMKM Bontang Tunjukkan Potensi Investasi Besar, Didukung Industri dan Pariwisata.

Kaltimtoday.co, Bontang - Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Bontang, Kalimantan Timur, terus menunjukkan perkembangan positif. Dukungan investasi dan perhatian dari berbagai pihak membuat sektor ini semakin dilirik sebagai potensi unggulan daerah.

Kajian strategis yang dilakukan oleh Unit Layanan Strategis Pembangunan Sumber Daya Berkelanjutan (ULS-PSDB) Universitas Mulawarman (Unmul) menegaskan bahwa sektor UMKM Bontang memiliki daya saing tinggi.

Ketua ULS-PSDB Unmul, Dr. Rahcmad Budi Suharto, menyebut bahwa dukungan perusahaan besar seperti PT Pupuk Kaltim (PKT) melalui program CSR turut mendorong kemajuan UMKM lokal.

“UMKM di Bontang sebenarnya sudah sangat berkembang. Produk seperti pempek, makanan khas lokal, hingga batik lokal sudah memiliki tempat di hati masyarakat. Terlebih lagi, CSR dari PT PKT sangat membantu dan membina pelaku UMKM,” ungkap Koordinator Program Doktor Ilmu Ekonomi Unmul ini.

Kecamatan Bontang Utara menjadi titik sentral pengembangan ekonomi

Dengan keberadaan kawasan industri besar seperti PT Pupuk Kaltim dan LNG Badak, serta akses ke laut dan 17 pulau yang dimilikinya, kecamatan ini tidak hanya menjadi pusat industri tetapi juga perdagangan dan perikanan.

Produk-produk UMKM seperti Batik Kuntul, Fara Snack, dan Ria Rasa Cake & Cookies adalah bukti konkret geliat ekonomi mikro yang terus tumbuh. 

“Selain itu, keberadaan pemuda pelopor ekosistem digital UMKM menambah daya dorong signifikan terhadap transformasi digital sektor ini,” sambungnya.

Sementara itu, Bontang Barat juga menunjukkan potensi serupa. UMKM kuliner seperti Pempek Anda, Abadi Rasa, hingga rumah makan Sari Laut Mbak Zuly menjadi ikon usaha mikro di kawasan ini. 

Ditambah dengan fasilitas transportasi utama seperti terminal kota dan akses langsung ke Samarinda serta Sangatta, Bontang Barat menjadi gerbang ekonomi strategis kota.

Meski begitu, tantangan tetap membayangi. Di Bontang Utara, minimnya website promosi wilayah, serta rendahnya kesadaran hukum dan partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan menjadi hambatan. 

Di sisi lain, Bontang Barat menghadapi isu sanitasi dari peternakan dan keterbatasan anggaran infrastruktur yang mempengaruhi layanan publik serta kurangnya peraturan daerah yang mengatur sistem peternakan koloni, serta sengketa tanah yang masih menjadi hambatan pengembangan properti dan UMKM.

Dalam kajiannya, Dr. Rachmad Budi juga menilai sudah saatnya Pemkot Bontang mulai melirik sektor investasi lain, seperti perhotelan, untuk menopang potensi wisata yang belum tergarap maksimal.

“Saya menyarankan agar Pemerintah Kota Bontang mulai fokus mengembangkan hotel-hotel representatif, setidaknya berbintang tiga. Pariwisata Bontang tidak bisa tumbuh tanpa fasilitas akomodasi yang memadai,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa banyak lahan milik Pemkot Bontang yang belum dimanfaatkan secara optimal bisa digunakan melalui skema kerja sama dengan investor. 

Harapannya, pengembangan perhotelan ini bisa menunjang promosi wisata serta membuka peluang usaha baru bagi UMKM di sekitar kawasan wisata.

Melalui kajian yang dilakukan terhadap masing-masing kecamatan, disimpulkan bahwa Kota Bontang membutuhkan integrasi kebijakan lintas sektor, terutama dalam mengoptimalkan pembinaan UMKM, memperkuat infrastruktur digital, serta membentuk ekosistem kolaboratif antara pelaku usaha, pemuda, dan pemerintah.

“Dengan dukungan CSR dari sektor industri besar dan komitmen pemerintah dalam pengembangan UMKM, ditambah strategi investasi cerdas di sektor pariwisata, Bontang berpotensi menjadi kota industri yang juga ramah investasi mikro,” sarannya.

Sementara itu, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Bontang, Muhammad Aspiannur, menegaskan bahwa Pemkot Bontang membuka pintu selebar-lebarnya bagi investor, termasuk di sektor perhotelan dan penguatan ekosistem UMKM.

“Kami menyambut baik hasil kajian akademik ini sebagai bahan pertimbangan arah investasi ke depan. Bontang tidak hanya kuat di sektor industri, tapi juga punya peluang besar di sektor jasa, terutama pariwisata dan perhotelan,” ujar Aspiannur saat ditemui di kantornya.

Di sisi lain, penguatan ekosistem digital UMKM juga menjadi perhatian utama. 

Beberapa kecamatan telah menunjukkan inisiatif, seperti kehadiran pemuda pelopor UMKM digital dan program literasi masyarakat yang digaungkan oleh berbagai pihak termasuk TP PKK dan tokoh komunitas.

Namun, tantangan seperti rendahnya partisipasi masyarakat dalam musrenbang, masalah limbah peternakan, dan keterbatasan sarana masih menjadi PR yang harus diselesaikan bersama.

Dengan dukungan akademisi, pelaku usaha, pemerintah, dan dunia industri, Kota Bontang tengah menuju transformasi dari kota industri ke kota yang juga unggul di sektor UMKM dan pariwisata.

“Kuncinya sinergi. Dengan roadmap yang tepat dan keberanian berinovasi, Bontang akan menjadi magnet investasi baru di Kaltim,” pungkas Aspiannur.

[RWT | ADV]



Berita Lainnya