Kaltim

Verifikasi Tahap Kedua Beasiswa Kaltim Tuntas Sudah Selesai, Ada 7.017 Penerima, Pengumuman Paling Lambat Desember 2021

Kaltim Today
25 November 2021 19:42
Verifikasi Tahap Kedua Beasiswa Kaltim Tuntas Sudah Selesai, Ada 7.017 Penerima, Pengumuman Paling Lambat Desember 2021
Kepala Badan Pengelola Beasiswa Kaltim Tuntas (BP-BKT), Iman Hidayat. (Yasmin/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Akhirnya tahap kedua Beasiswa Kaltim Tuntas (BKT) 2021 ada kejelasan. Badan Pengelola Beasiswa Kaltim Tuntas (BP-BKT) memastikan pengumuman daftar penerima tahap kedua tahun ini diumumkan paling lambat Desember 2021.

Saat in, BP- BKT bahkan sudah menyelesaikan tahap verifikasi. Hasilnya ada 7.017 orang bakal menerima beasiswa tahap kedua. 

Rincinya, 1.622 orang penerima beasiswa kategori tuntas mahasiswa. Kemudian, 2.583 orang penerima beasiswa kategori stimulan mahasiswa. Sehingga total beasiswa yang diberikan untuk mahasiswa Kaltim sebanyak 4.205 orang. 

Adapun untuk kategori stimulan siswa, di tahap kedua, BP-BKT akan memberikan beasiswa kepada sebanyak 2.812 orang. 

Untuk anggaran beasiswa tahap kedua ini totalnya Rp 75 miliar. Anggaran tersebut tetap dialokasikan Gubernur Kaltim Isran Noor kendati sebelumnya APBD Perubahan 2021 tidak disepakati bersama DPRD Kaltim. 

"Seleksinya sudah selesai. Segera diumumkan secepatnya, paling lambat Desember. Saat ini surat keputusan gubernur masih proses. Semua akan diselesaikan Desember," kata Iman Hidayat ketika ditemui di kantornya, Kamis (25/11/2021). 

Lalu bagaimana dengan pencairan dana beasiswa tahap pertama? Dia mengatakan, penyaluran ke bank sudah dilakukan sejak Oktober 2021. Meski begitu, dia mengaku prosesnya tidak berjalan mulus. Ada beberapa kendala yang membuat penyaluran lambat. 

Kasusnya macam-macam. Di antaranya, nomor rekening yang diisi penerima beasiswa salah, KTP-nya bermasalah karena salah tulis. Kesalah-kesalah itu membuat penyaluran tidak bisa dilakukan. Harus diperbaiki dulu. 

 

 

A post shared by Kaltim Today (@kaltimtoday.co)

Diungkapkan Iman, jumlah penerima beasiswa yang nomor induk kependudukannya bermasalah ada sekitar 1.000 orang. Jika kesalahan fatal, maka penerima diminta untuk datang ke Disdukcapil setempat untuk memperbaiki. Namun jika kesalahan hanya pengetikan, maka penerima masih bisa melakukan perbaikan di situs web.

“Mayoritas dana beasiswa sudah disalurkan ke penerima. Ada beberapa yang belum itu karena perbaikan rekening di bank dan konfirmasi NIK di Disdukcapil dulu, ada juga karena bank yang menyalurkan dana secara bertahap,” katanya. 

BP-BKT mengakui ada banyak keluhan maupun pertanyaan yang datang dari calon penerima. Dikirim melalui email. BP-BKT berusaha memberikan jawaban. Tapi tidak bisa cepat karena harus dijawab satu per satu sesuai nomor antrian.

Mengelola beasiswa dengan pendaftar mencapai ratusan ribu, sebut dia, tidak mudah. Perlu kejelian melakukan penilaian. Bahkan konfirmasi ke berbagai pihak, misal ke Disdukcapil maupun universitas. Sebab, ada saja oknum pendaftar yang berbuat curang dengan memanipulasi data dan dokumen. 

Contoh kasus, misalnya, ada 2 pendaftar dengan orang yang sama, namun mencantumkan NIK yang berbeda. Pendaftar tersebut berhasil ditemukan BP-BKT setelah melakukan konfirmasi ulang ke Disdukcapil.

Ada juga kasus, pemalsuan nomor induk mahasiswa. Padahal saat diversifikasi dokumen transkrip nilai, kop surat, dan lainnya terlihat asli dan bukan fotokopi. 

“Kami baru tahu itu palsu setelah dikonfirmasi ke perguruan tinggi. Nomor induk pendaftar tidak diakui kampus,” ungkapnya.

Iman juga menjawab soal alasan skoring nilai dan nama-nama yang lolos beasiswa tidak pernah diumumkan secara terbuka. Alasannya, karena pihak BP-BKT khawatir hal itu bisa memicu penipuan. Pasalnya ada saja oknum tak bertanggung jawab yang memanfaatkan hal tersebut. Oleh sebab itu, pengumuman hanya dipublikasi melalui dashboard pendaftar masing-masing. 

"Ini kan diperiksa BPK juga. Jadi sistemnya dihubungkan. Kalau ranking dari kami itu salah, urutannya tidak benar, bisa kena. Jadi BPK tidak memeriksa dokumen saja, tapi juga masuk di sistem," bebernya. 

Pengumuman Tahap Kedua Ditunggu

Ada banyak calon penerima yang sangat mengharapkan pengumuman beasiswa Kaltim tahap 2 bisa segera disampaikan. Salah satunya disampaikan Defi Qolbi Fillah. Mahasiswi Prodi Ilmu Komunikasi Unmul itu mengaku masih terus mengikuti perkembangan informasi terkait beasiswa dari Pemprov Kaltim. Berdasarkan informasi terakhir yang dia dapat, dana untuk tahap 2 masih akan diusahakan. 

"Capek menunggu. Antara dianggap sama tidak karena daftar tunggu itu belum tentu lolos kan. Apalagi ini sudah mau masuk semester 4, harus bayar UKT lagi," keluh Defi. 

Jika dana beasiswa belum cair, dirinya mengaku tak tahu harus mendapat dana dari mana lagi. Sebab selain dia, pasti banyak yang menunggu untuk mendapatkan beasiswa tersebut.

Keterbatasan informasi terkait beasiswa juga dia rasakan. Hal itu cukup mengganggu. Sebab ketika sedang membutuhkan informasi terbaru, dirinya tak tahu harus mencari di mana.

Situs web yang disediakan pihak BP-BKT diungkapkan Defi hanya menyediakan informasi secara garis besar. Sedangkan dirinya membutuhkan informasi yang lebih detail. Hal itu tak tersedia di situs web. 

"Seharusnya ada tempat atau wadah buat menampung aspirasi itu. Email itu juga jarang dibalas," sambungnya.

Cerita lain datang dari Elsa Yulianti. Mahasiswa Prodi Bahasa Inggris di Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda. Dia salah satu yang masuk ke dalam daftar tunggu.

"Iya masih masuk daftar tunggu untuk diseleksi. Beberapa minggu lalu, ada pemberitahuannya di Instagram. Katanya bakal dikasih tahu lagi tentang tahap 2. Tapi sampai sekarang belum ada," jelas Elsa. 

Secara pribadi, dirinya tak begitu mempunyai keluhan spesifik. Namun tetap menunggu kepastian pengumuman secepatnya. 

DPRD Kaltim Bakal Evaluasi BP-BKT

Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Rusman Ya'qub mengatakan, akan mengevaluasi BKT. Sebab beberapa kali ada keterlambatan dalam pengumuman dan terbatasnya informasi.. Komisi IV akan mengundang BP-BKT dalam waktu dekat.

"Kami kaji dulu apa masalahnya. Nanti kan kelihatan. Makanya perlu evaluasi. Kalau perihal apakah sudah cukup membantu pendidikan di Kaltim, saat ini belum bisa kami ukur. Lihat nanti," jelas Rusman saat ditemui di DPRD Kaltim, Kamis (25/11/2021). 

Kehadiran BKT ini diharapkan dapat memberi kontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia Kaltim. Namun memang perlu waktu untuk melihat hasilnya. Tak bisa serta-merta dilihat dalam waktu singkat. 

"Beasiswa ini memang harus ada alat kontrolnya. Nanti akan kami lihat sampai sejauh mana para penerima beasiswa itu memberi asas manfaat di dalam peningkatan SDM," sambung Rusman.

Terutama untuk penerima kategori stimulan, misalnya. Jangan sampai dana beasiswa yang sudah diterima itu justru tidak digunakan untuk kepentingan proses studi. Hal seperti mestinya diukur. 

"Yang paling mudah itu mungkin untuk mengukur beasiswa kerjasama dengan sekolah atau instansi pendidikan tertentu. Atau langsung disalurkan ke instansi pendidikan. Jadi tidak langsung diterima secara pribadi," jelas Rusman. 

Meski disalurkan ke pihak sekolah, harus ada alat kontrol yang kuat untuk mengawasinya. Politisi dari Fraksi PPP di DPRD Kaltim itu berpendapat bahwa dirinya cenderung setuju jika beasiswa langsung disalurkan ke pihak instansi pendidikan.

Jika demikian, bisa lebih bisa dikontrol dan mudah dievaluasi. Transparansi nilai dan proses seleksi juga menurutnya harus dievaluasi. Sebab ada komplain yang datang dari pihak pendaftar bahwa dirinya tidak mengetahui alasan  tidak lolos. 

"Nanti akan kami evaluasi semua. Mulai dari jumlah penerima, distribusi, hingga sistem penerimaan,” tutupnya.

[YMD | TOS]



Berita Lainnya