PPU

Antisipasi Dampak Cuaca Panas Ekstrem, BPBD PPU Berupaya Pertahankan Embung Air dan Manfaatkan Sumur Bor

Muhammad Razil Fauzan — Kaltim Today 17 Agustus 2023 18:36
Antisipasi Dampak Cuaca Panas Ekstrem, BPBD PPU Berupaya Pertahankan Embung Air dan Manfaatkan Sumur Bor
Kepala BPBP PPU, Budi Santoso. (Fauzan/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Penajam - Menghadapi tantangan besar dalam menjaga ketersediaan air dan mencegah potensi karhutla di tengah cuaca yang semakin ekstrem, BPBD PPU tengah berupaya mempertahankan embung air dan memanfaatkan sumur bor. 

Kepala BPBD PPU, Budi Santoso menegaskan pentingnya mengandalkan informasi yang valid dalam menghadapi situasi cuaca yang berubah-ubah.

"Kami tetap mengacu pada informasi yang disampaikan oleh BMKG karena memang mereka yang punya kewenangan," jelasnya. 

Dirinya juga menyampaikan bahwa, hingga September 2023 mendatang, PPU akan menghadapi risiko kekeringan yang lebih parah akibat fenomena El Nino. 

"Kita siaga kekeringan karena El Nino itu lebih rawan. Efek lanjutannya adalah karhutla, itu yang diantisipasi," ungkapnya, memberikan gambaran mengenai potensi risiko lain yang mungkin timbul akibat cuaca panas ekstrem.

Dampak dari cuaca panas yang ekstrem dapat dirasakan dalam banyak aspek, salah satunya adalah peningkatan penguapan dan penyusutan sumber air. 

"Cuaca panasnya ekstrem, sehingga pada akhirnya akan mempercepat penguapan dan penyusutan air-air yang ada," tuturnya. 

Dalam menghadapi ancaman ini, langkah-langkah antisipasi menjadi sangat penting. BPBD PPU saat ini tengah berupaya untuk memastikan ketersediaan sumber air. 

"Hari ini kami sudah berkoordinasi dengan DPRD PPU agar mereka nantinya bisa menyiapkan sumur bor yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat," terangnya.

Selain itu, pihaknya juga mempertahankan embung air dan memanfaatkan sumur bor. 

"Saat ini kami juga mencoba untuk mempertahankan embung-embung air yang ada. Kemudian nanti salah satunya kita manfaatkan sumur bor itu," ucapnya.

Meski demikian, salah satu ancaman besar yang harus diantisipasi adalah potensi karhutla. Pasalnya, ancaman tersebut berpotensi memperburuk krisis air yang tengah dihadapi.

"Potensi yang paling besar saat ini karhutla, karena nanti kalau terjadi kebakaran hutan kemudian kita krisis air kan repot juga itu untuk penanganannya," katanya.

Budi Santoso menekankan bahwa situasi ini sangat dipengaruhi oleh faktor alam dan sulit untuk diprediksi. Dalam rangka menjaga keselamatan masyarakat, PPU telah menerapkan sistem peringatan dini terkait cuaca ekstrem dan angin topan. 

"Karena ini bergantung sama alam, sulit kita untuk memprediksinya. Untuk antisipasi angin topan ini, tentu kita punya early warning system yang kita lakukan ke masyarakat," tandasnya.

[RWT]

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Berita Lainnya