Figur

Kisah Mery Enjelica Cristin, Putri Asli Mahulu yang Jadi Delegasi AMSEP Jepang 2025

Fitriwahyuningsih — Kaltim Today 14 April 2025 04:29
Kisah Mery Enjelica Cristin, Putri Asli Mahulu yang Jadi Delegasi AMSEP Jepang 2025
Mery Enjelica Cristin, mahasiswa kedokteran UPR asal Mahulu jadi salah satu delegasi AMSA Indonesia untuk Asian Medical Student Exchange Programme (AMSEP) Jepang 2025. (Istimewa)

Dari pelosok Mahakam Ulu ke salah satu program mahasiswa kedokteran bergengsi di Asia, Mery Enjelica Cristin, membuktikan bahwa asal usul bukanlah batasan. Mahasiswa kedokteran UPR asal Mahulu ini jadi salah satu delegasi AMSA Indonesia untuk Asian Medical Student Exchange Programme (AMSEP) Jepang 2025 dengan menyisihkan pesaing dari kampus ternama lainnya. Kini, ia siap membawa pulang ilmu dan pengalaman berharga untuk mengubah wajah kesehatan di kampung halamannya kelak. 

NYARIS TAK percaya, kaget, dan tak bisa berkata-kata. Semua perasaan itu beradu menjadi satu ketika Mery Enjelica Cristin mendengar salah seorang kawannya, Elsa, memberi tahu bahwa ia menjadi satu dari dua mahasiswa Universitas Palangka Raya (UPR) yang terpilih sebagai delegasi Indonesia dalam Asian Medical Student Exchange Programme (AMSEP) Jepang 2025. 

''Waktu dikasih tahu, saya lagi di kelas. Speechles waktu pertama kali dengar. Saya kira tidak lolos, soalnya tiap hari nunggu email masuk, tapi enggak ada,'' kata perempuan yang akrab disapa Mery ini sembari terkekeh, kala berbincang dengan Kaltim Today, belum lama ini.

Bukan tanpa alasan Mery sempat harap-harap cemas menunggu pengumuman delegasi terpilih AMSEP Jepang tahun ini. Sebab, berhari-hari sebelumnya, ia selalu menunggu email dari panitia seleksi, namun email yang ditunggu tak kunjung datang. Barulah, di pagi yang cerah itu, ketika Mery mengikuti mata kuliah radiologi di kelas, Elsa, kawannya, setengah berteriak dari bangku belakang ''Mer, kamu terpilih yah (jadi delegasi AMSEP 2025),'' kenangnya. 

Sore itu, Mery, yang mulanya saya kontak melalui pesan singkat di Instagram, membagikan kisahnya bisa menjadi bagian dari AMSEP Jepang 2025. Obrolan itu mungkin tak terlalu panjang, hanya sekitar 35 menit, namun ada kisah inspiratif di dalamnya. Dan selama percakapan itu, energi positif dan antusiasme mahasiswa asal Mahakam Ulu (Mahulu) ini begitu terasa. ''Oke kak, kita ngobrol santai,'' ujarnya ramah. 

Mery menceritakan, dirinya bisa mengikuti seleksi AMSEP Jepang 2025-- dan belakangan terpilih sebagai delegasi Indonesia-- karena sejak 2024 lalu ia tergabung dalam sebuah organisasi yang disebut Asian Medical Student Association (AMSA) Universitas Palangka Raya (UPR). Dia bisa menjadi bagian dari organisasi ini karena ia merupakan mahasiswa kedokteran kampus tersebut. 

Seperti namanya, AMSA merupakan organisasi yang mewakili mahasiswa kedokteran yang tersebar di Asia, Asia-Pasifik, dan sekitarnya. Organisasi yang didirikan pada 1985 ini diketahui telah  melaksanakan program pertukaran pelajar, berbagai proyek-proyek peningkatan kesejahteraan masyarakat skala nasional dan internasional secara, serta program pelayanan kemanusiaan. 

Untuk di Indonesia, AMSA terbagi dalam pembagian wilayah yang disebut dengan distrik. Di dalamnya, tergabung sekitar 40-an universitas yang tersebar dari Sumatera hingga Papua. Universitas Palangka Raya, tempat Mery melanjutkan studi, masuk dalam AMSA Indonesia distrik 4 bersama 3 kampus lain yakni Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, dan Universitas Sebelas Maret (UMS) Surakarta. 

''Untuk status organisasi AMSA, ada 6 divisi di dalamnya, salah satunya Research and Academic. Sesuai namanya, divisi ini bergerak di bidang riset dan akademik dan saat ini saya menempati posisi executive board atau ketua dari divisi tersebut,'' beber perempuan kelahiran Noha Boan, Mahulu, ini. 

Adapun informasi pembukaan pendaftaran delegasi AMSEP Jepang 2025 mulai didengar Mery awal Maret 2025. Dari sana, ia mulai meniatkan diri untuk mengikuti seleksi. Tidak ada hal muluk-muluk yang dipikirkannya ketika informasi itu diterima: apapun hasilnya, betapa pun banyak saingannya, ia akan mencoba. 

Mery Enjelica ketika melakukan presentasi paper di the Korean Association Lung Cancer-International Conference, Seoul, Korea Selatan 2024. (Istimewa)

Tepat ketika pendaftaran dibuka pada 8-11 Maret 2025, Mery mendaftarkan diri. Dalam formulir pendaftaran itu, dia melampirkan berbagai persyaratan administrasi salah duanya ialah curriculum vitae (CV) dan motivation letter atau esai yang menjelaskan alasan mengapa dia mendaftarkan diri dalam sebuah program AMSEP Jepang tahun ini dan bagaimana kelak implementasi pengalaman program kelak diimplementasikan. 

''Dalam motivation letter yang saya tulis, intinya saya menjelaskan latar belakang saya yang datang dari daerah yang cukup pedalaman di Long Apari. Saya butuh motivasi dan melihat bagaimana perbedaan dari tempat tinggal saya dan Jepang yang sudah cukup maju dalam hal medis, baik infrastruktur dan pelayanan," kata Mery, menjelaskan sedikit terkait isi motivation letter yang ditulisnya untuk program ini. 

Pengumuman delegasi terpilih akhirnya disampaikan panitia pada 20 Maret 2025 melalui surat elektronik. Setelah hari-hari dilanda tanda tanya, akhirnya Mery bisa bernapas lega usai mengetahui namanya masuk dalam 12 delegasi Indonesia yang terpilih dalam AMSEP Jepang 2025.

''Dari informasi yang saya dapat, pendaftar kali ini peminatnya lumayan banyak karena ke Jepang. Apalagi ini kan lama tidak ada program AMSEP ke Jepang,'' sebut alumni SMA Negeri 1 Long Apari ini. 

Bila tak ada aral, April 2025 ini Mery bersama 11 delegasi Indonesia untuk AMSEP akan terbang ke Jepang. Hingga pekan pertama April 2025, Mery belum menerima detil kegiatan yang akan dilakukan di Negeri Sakura itu. 

Namun berkaca pada AMSEP tahun-tahun sebelumnya dan informasi yang ia terima dari panitia AMSA Indonesia, nantinya ia akan melakukan kunjungan ke rumah sakit kampus mitra AMSA Internasional. Di sana, mereka akan belajar pengelolaan rumah sakit yang baik, modern dan profesional serta pelayanan pasien dan sebagainya. Kemudian, mereka juga akan kunjungan ke pusat donor darah, melakukan pertukaran budaya. Juga ada pembelajaran teori di kelas.

"Tapi paling penting bagi Mery sih, mempelajari mindset dan karakter orang di sana. Kita tahu orang Jepang dikenal pekerja keras, disiplin, dan selalu mau berinovasi. Ini, kan, terbukti membawa mereka jadi bangsa yang maju. Mungkin hal-hal ini bisa saya pelajari dan implementasikan di kampung halaman ketika pulang nanti," katanya, ada antusiasme dalam suaranya.

Mimpi Besar Putri Asli Mahulu 

Mahasiswa kedokteran bernama lengkap Mery Enjelica Cristin ini adalah putri asli Mahakam Ulu (Mahulu), Kalimantan Timur. Orang-orang mengenal kampung halaman Mery ini sebagai salah satu daerah di Kaltim yang masih kental akan kebudayaan suku dayak– suku asli Kalimantan. 

Namun di balik keindahan alam dan budayanya yang hingga kini masih terjaga, perkembangan Mahulu, khususnya dalam hal infrastruktur, cukup tertinggal ketimbang 9 kabupaten/kota lain di provinsi ini. Sulitnya akses ke daerah itu, hingga durasi perjalanan cukup panjang, sekitar 13-15 jam dari ibu kota provinsi, Samarinda.

Mery besar di sebuah perkampungan di Kabupaten Mahulu yang dikenal dengan Desa Tiong Bu’u Kecamatan Long Apari. Dia menamatkan sekolah di SMA Negeri 1 Long Apari, sebelum kemudian melanjutkan studi di Fakultas Kedokteran UPR.

Kendati kampung halamannya terbilang terpelosok, namun dari sini lah Mery membangun harapan dan cita-citanya. Tempat di mana ia tumbuh tak serta merta mengecilkan mimpinya. Justru sebaliknya, mimpi besarnya berangkat dari kecintaannya akan kampung halamannya. Dia membawa misi perubahan.

Mery mengatakan, kesempatan untuk belajar di Jepang melalui AMSEP 2025 ini akan dia manfaatkan untuk menimba ilmu, pengetahuan, dan pengalaman hidup sebanyak-banyaknya. Selain untuk membentuknya jadi pribadi lebih baik, ia ingin seluruh hal baik yang diperolehnya itu bisa diimplementasikan di kampung halamannya kelak. Membawa perubahan baik bagi daerahnya, khususnya dalam hal pelayanan kesehatan warga.

"Di daerah Mery, kan, masih sangat kurang dokter. Itu pun dokternya harus seharian bertugas. Infrastruktur kesehatan apalagi, sangat kurang. Nanti di Jepang, kan, bakal  banyak materi yang diterima. Misalnya blood donation itu, kan, ada tata cara bagaimana cara donasi darah yang benar, juga pusat pelayanan jantung dan sebagainya. Semoga semua ilmunya bisa bermanfaat ketika Mery pulang," urainya.

Kesempatan berangkat ke Jepang kali ini juga punya makna lebih. Bagi Mery, terpilihnya ia dalam delegasi AMSA Indonesia untuk program AMSEP Jepang 2025 juga menjadi bukti bahwa anak-anak dari pedalaman Kaltim mampu bersaing dan membuktikan diri bahwa mereka bisa. Menurutnya, selama anak-anak dari pedalaman Kaltim, khususnya Mahulu, punya tekad kuat, berani bermimpi, mau berusaha dan punya kemauan terus belajar, mereka bakal bisa bersaing dan mewujudkan mimpi.  

"Jangan pernah berkecil hati juga karena kita dari pedalaman. Selama kita juga punya usaha tidak kalah besar, tentunya kita bisa," sebut perempuan yang juga menjabat sebagai anatomy laboratory assistant di UPR ini.

Biodata:

Nama : Mery Enjelica Cristin

TTL : Noha Boan, 15 September 2004

Status Perkuliahan :

Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya Angkatan 2023

Status Organisasi :

Asian Medical Students’ Association (AMSA)-Universitas Palangka Raya

- 2024 : sebagai member divisi Research and Academic

- 2025 : sebagai Executive Board divisi Research and Academic

Achievement :

- Accepted Abstract Presentation at the Korean Association Lung Cancer-International Conference, di Seoul, Korea Selatan, 2024;

- Anatomy Laboratory Assistant 2024


[RWT]



Berita Lainnya