Samarinda
Komisi I DPRD Kaltim Sebut Ada Dugaan Penyelewengan Pinjaman Koperasi di KUD Bumi Melan Subur

Kaltimtoday.co, Samarinda - Komisi I DPRD Kaltim melaksanakan rapat dengar pendapat (RDP) dengan pengurus baru Koperasi Unit Desa (KUD) Bumi Melan Subur pada Senin (12/4/2021) silam. Ada beberapa hal yang dibahas. Salah satunya mengenai pinjaman oleh pengurus lama koperasi tanpa sepengetahuan anggota dengan memakai jaminan sertifikat milik anggota.
Persoalan bermula pada 2019 lalu. Saat melakukan pinjaman, pihak koperasi bekerja sama dengan PT GGS, untuk mitra kerja sama perkebunan plasma kelapa sawit. Ketua Komisi I, Jahidin mengungkapkan bahwa, berdasar kepada laporan yang diterima pihaknya, diduga terjadi penyelewengan pinjaman koperasi.
Setelah pinjaman pertama selesai dicairkan dari Bank Mandiri cabang Sangatta, kemudian selanjutnya dialihkan ke pinjaman kedua berjumlah Rp 7 miliar di BNI cabang Bontang. Seandainya pinjaman ingin diteruskan, mestinya ada persetujuan dari pihak koperasi. Apalagi, pinjaman dilakukan tanpa diadakannya rapat pengurus.
"Ada 103 pemilik sertifikat serta-merta dialihkan ke BNI cabang Bontang tanpa persetujuan kepada pemilik sertifikat. Lalu cair pinjaman itu, jadi ini ada ranah korupsinya," ungkap Jahidin kepada awak media.
Politisi dari Fraksi PKB itu berpendapat bahwa BNI yang notabenenya sebuah BUMN, tak serta-merta mengizinkan adanya pencairan pinjaman jika tidak ada persetujuan dari pihak terkait. Mengenai hal ini, Jahidin dan anggota Komisi I akan kembali mengagendakan RDP lanjutan.
Baca Juga: Rugikan Aset Negara, DPRD Kaltim Tegaskan Truk Hauling Batu Bara Dilarang Lewat Jalan UmumView this post on InstagramBaca Juga: Komisi IV DPRD Dorong Penambahan Sekolah di Samarinda Seberang, Kajian Lahan Sudah Dimulai
"Kalau memang ada penyimpangan akan disidik langsung. Karena sejumlah anggota belum pernah menikmati hasil koperasi," beber pria berkacamata itu.
Sementara itu, Kuasa Hukum dari KUD Bumi Melan Subur yakni Yulius Patanan sangat menyayangkan ketidakhadiran pihak BNI dan pengurus lama koperasi, serta PT GGS. Secara hukum, pertanggungjawaban ada di pihak-pihak tersebut. Ke depannya, tak menutup kemungkinan tim kuasa hukum segera mengambil langkah hukum.
"Namun ada baiknya kita bicarakan secara kekeluargaan dahulu di DPRD Kaltim sebelum ada upaya hukum lebih lanjut. Pada prinsipnya seperti itu," jelas Yulius.
Menurut Yulius, dalam menghadapi permasalahan tersebut secara legalitas, pengurus lama belum mempunyai itikad baik. Kuasa hukum telah menyampaikan somasi ke pengurus lama. Sebab tak pernah menyatakan balasan resmi terkait surat yang dikirimkan oleh kuasa hukum.
Dalam kepengurusan KUD Bumi Melan Subur juga ditemukan persoalan legalitas. Yakni PT GSP disebut hanya mengakui kepengurusan yang lama. Ditambahkan oleh Yulius, pergantian kepengurusan yang digelar melalui rapat luar biasa pada 2019 juga belum ditanggapi secara resmi oleh perusahaan.
"Karena koperasi bekerja sama dengan perusahaan, mau tidak mau pengurus lama pasti komunikasi dengan pengurus baru. Mudahan pertemuan selanjutnya pihak perusahaan juga datang," tandasnya.
[YMD | ADV DPRD KALTIM]
Related Posts
- Insiden Kebakaran di Hotel Atlet Samarinda, DPRD Kaltim Dorong Perbaikan serta Perawatan Aset Bangunan Pemprov
- Raperda Penyelenggaraan Transportasi Kembali Dibahas, Dishub Samarinda Sampaikan Beberapa Usul ke DPRD
- Sinergi Pemprov Kaltim dan Blue Sky Group Kian Mantap, Tempat Hiburan Baru di Samarinda Siap Launching dalam Waktu Dekat
- Warga Batu Kajang-Muara Kate Minta Penghentian Total Hauling Batu Bara, Gubernur Rudy Mas'ud Diminta Tegas Soal Larangan Lewat Jalan Nasional
- Atasi Banjir, Samarinda Bangun Folder Raksasa dan Susun Rencana Bendungan Otomatis Rp800 Miliar