Gaya Hidup
Salat Rawatib Amalan Sunnah Penyempurna Salat Fardhu: Tata Cara, Niat, Doa, dan Keutamaannya
Kaltimtoday.co - Salat Rawatib merupakan salah satu salat sunnah umat Islam yang dilakukan beriringan dengan salat fardu, baik salat tersebut dilakukan sebelum salat fardhu (qobliyah) maupun salat yang dilakukan setelah salat fardhu (ba’diyah).
Salat Rawatib dapat dilakukan di waktu-waktu tertentu yakni sebanyak dua rakaat sebelum salat subuh, empat rakaat sebelum dan setelah salat dzuhur, empat rakaat sebelum salat ashar, dua rakaat sebelum dan sesudah salat magrib, dan dua rakaat sebelum dan setelah salat isya.
Salat sunnah Rawatib memiliki banyak manfaat apabila dikerjakan oleh seorang Muslim, selain bertambahnya pahala, salat Rawatib dapat dijadikan sebagai penyempurna dari kekurangan yang ada pada salat fardu.
Lantas, bagaimana tata cara, niat, doa, dan keutamaan salat sunnah Rawatib?
Tata Cara Salat Rawatib
Adapun tata cara salat Rawatib pada dasarnya sama dengan tata cara salat seperti biasa yaitu:
- Melafalkan niat
- Takbiratul ihram
- Baca doa Iftitah
- Baca surah Al-Fatihah
- Baca surah pendek (dianjurkan membaca surah Al-Kafirun atau Al-Ikhlas).
- Ruku dengan tuma'ninah (Allahu Akbar)
- I'tidal dengan tuma'ninah
- Sujud dengan tuma'ninah
- Duduk diantara dua sujud, dengan tuma'ninah
- Sujud kedua dengan tuma'ninah (Allahu Akbar)
- Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua
- Baca surah Al-Fatihah
- Baca surah pendek yang dihafal
- Ruku dengan tuma'ninah (Allahu Akbar)
- I’tidal Sujud pertama (rakaat kedua)
- Duduk diantara dua sujud
- Sujud kedua (rakaat kedua)
- Tasyahud akhir
- Salam
Niat Salat Rawatib Qobliyah dan Ba’diyah
Niat Salat Qobliyah Subuh
اُصَلِّى سُنَّةَ قَبْلِيَّةً الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Latin: Usholli sunnata qobliyyatas sh-shubhi rok’ataini mustaqbilal qiblati lillaahi ta’aala.
Artinya: “Aku berniat melakukan salat sunnah sebelum subuh 2 rakaat, sambil menghadap kiblat karena Allah ta’ala.”
Niat Salat Qobliyah Dzuhur
اُصَلِّى سُنَّةَ قَبْلِيَّةً الظُّهْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Latin: Usholli sunnata qobliyyatad dhuhri rok’ataini mustaqbilal qiblati lillaahi ta’aala.
Artinya: “Aku berniat melakukan salat sunnah sebelum dzuhur 2 rakaat, sambil menghadap kiblat karena Allah ta’ala.”
Niat Salat Ba’diyah Dzuhur
لِّى سُنَّةَ بَعْدِيَّةً الظُّهْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Latin: Usholli sunnata ba’diyyatad dhuhri rok’ataini mustaqbilal qiblati lillaahi ta’aala.
Artinya: “Aku berniat melakukan salat sunnah setelah dzuhur 2 rakaat, sambil menghadap kiblat karena Allah ta’ala.”
Niat Salat Qobliyah Ashar
اُصَلِّى سُنَّةَ قَبْلِيَّةً الْعَصْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Latin: Usholli sunnata qobliyyatal ‘ashri rok’ataini mustaqbilal qiblati lillaahi ta’aala.
Artinya: “Aku berniat melakukan salat sunnah sebelum ashar 2 rakaat, sambil menghadap kiblat karena Allah ta’ala.”
Niat Salat Qobliyah Maghrib
اُصَلِّيْ سُنَّةَ اْلْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً مُسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةِ اَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى
Latin: Ushalli sunnatal maghribi rak'ataini qabliyyatan mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta'aala.
Artinya: “Aku berniat melakukan salat sunnah sebelum maghrib 2 rakaat, sambil menghadap kiblat karena Allah ta'ala.”
Niat Salat Ba’diyah Maghrib
اُصَلِّيْ سُنَّةَ اْلْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً مُسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةِ اَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى
Latin: Ushalli sunnatal maghribi rak'ataini ba'diyyatan mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta'aala.
Artinya: “Aku berniat melakukan salat sunnah setelah maghrib 2 rakaat, sambil menghadap kiblat karena Allah ta'ala.”
Niat Salat Qobliyah Isya
اُصَلِّيْ سُنَّةَ الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً مُسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةِ اَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى
Latin: Ushalli sunnatal 'isyaa-i rak'ataini qabliyyatan mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta'aala.
Artinya: “Aku berniat melakukan salat sunnah sebelum Isya 2 rakaat, sambil menghadap kiblat karena Allah ta'ala.”
Niat Salat Ba’diyah Isya
اُصَلِّيْ سُنَّةَ الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً مُسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةِ اَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى
Latin: Ushalli sunnatal 'isyaa-i rak'ataini ba'diyyatan mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta'ala.
Artinya: “Aku berniat melakukan salat sunnah setelah isya 2 rakaat, sambil menghadap kiblat karena Allah ta'ala.”
Doa Setelah Salat Rawatib
Adapun setelah melakukan salat Rawatib dapat melafalkan doa berikut:
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلِىْ ذُنُوْبِي وَخَطَايَاىَ كُلَّهَا اَللّٰهُمَّ اَنْعِشْنِى وَاجْبُرْنِى وَاهْدِنِى لِصَالِحِ الْاَ عْمَالِ وَالْاَخْلاَقِ اِنَّهُ لاَيَهْدِى لِصَالِحِهَاوَلاَيَصْرِفُ سَيِّئها اِلاَّاَنْتَ
Latin: Allahummaghfirlii dzunuubii wa khothooyaaya kullahaa. Allohumman’isynii wajburnii wahdinii li shoolihil a’maali wal akhlaaqi innahuu laa haydii li shoolihihaa wa laa yashrifu sayyiahaa illaa anta.
Artinya: “Ya Allah, ampunilah aku atas segala dosaku dan kesalahanku. Ya Allah, tinggikan aku dan tutupi aibku, serta berilah aku petunjuk kepada kebaikan amal dan akhlak. Sesungguhnya tidak ada seorang pun yang dapat menunjukkan kepada kebaikan amal dan akhlak, serta tidak ada seorangpun yang dapat memalingkan dari keburukan amal dan akhlak kecuali Engkau.”
Keutamaan Salat Rawatib
1. Mencontoh Amalan Rasulullah SAW
Melakukan salat sunnah Rawatib merupakan salah satu amalan yang biasa dikerjakan oleh Rasulullah SAW sebagaimana hadis di bawah ini:
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ النُّفَيْلِيُّ حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ حَدَّثَنَا أَبُو إِسْحَقَ عَنْ الْأَسْوَدِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَغْتَسِلُ وَيُصَلِّي الرَّكْعَتَيْنِ وَصَلَاةَ الْغَدَاةِ وَلَا أَرَاهُ يُحْدِثُ وُضُوءًا بَعْدَ الْغُسْلِ
Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad An-Nufaili] telah menceritakan kepada kami [Zuhair] telah menceritakan kepada kami [Abu Ishaq] dari [Al-Aswad] dari [Aisyah] dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam biasa mandi, lalu mengerjakan shalat (Sunnah Qabliyah subuh) dua rakaat dan shalat subuh. Dan saya tidak melihat beliau memperbaharui wudhu setelah beliau mandi. (HR. Abu Daud No.218)
atau
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ نَافِعٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي قَبْلَ الظُّهْرِ رَكْعَتَيْنِ وَبَعْدَهَا رَكْعَتَيْنِ وَبَعْدَ الْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ فِي بَيْتِهِ وَبَعْدَ الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ وَكَانَ لَا يُصَلِّي بَعْدَ الْجُمُعَةِ حَتَّى يَنْصَرِفَ فَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ
Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] berkata, telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Nafi'] dari ['Abdullah bin 'Umar], bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam biasa melaksanakan dua rakaat sebelum zhuhur dan dua rakaat sesudahnya, dua rakaat setelah Maghrib di rumahnya, dan dua rakaat sesudah Isya. Dan beliau tidak mengerjakan shalat setelah Jum'at hingga beliau pulang, lalu shalat dua rakaat." (HR. Bukhari No.885)
2. Lebih Baik dari Dunia dan Seisinya
Besarnya keutamaan dari melakukan salat sunnah Rawatib ini diumpamakan lebih baik dari dunia dan seisinya, hal tersebut sebagaimana disebut dalam hadis:
أَخْبَرَنَا هَارُونُ بْنُ إِسْحَقَ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدَةُ عَنْ سَعِيدٍ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ زُرَارَةَ بْنِ أَوْفَى عَنْ سَعْدِ بْنِ هِشَامٍ عَنْ عَائِشَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا
Telah mengabarkan kepada kami [Harun bin Ishaq] dia berkata; telah menceritakan kepada kami ['Abdah] dari [Sa'id] dari [Qatadah] dari [Zurarah bin Aufa] dari [Sa'd bin Hisyam] dari ['Aisyah] dia berkata; dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Shalat Fajar dua rakaat lebih baik daripada dunia dan seisinya." (HR. Nasai No.1738).
3. Dibangunkan Rumah Di Surga
Selain mendapatkan seluruh kebaikan yang ada di dunia, besarnya pahala yang didapatkan dari salat sunnah Rawatib mencakup jaminan dibangunnya rumah seorang hamba di surga oleh Allah SWT seperti yang tertulis dalam hadis:
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سُلَيْمَانَ بْنِ الْأَصْبَهَانِيِّ عَنْ سُهَيْلٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَلَّى فِي يَوْمٍ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً بُنِيَ لَهُ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ أَظُنُّهُ قَالَ قَبْلَ الْعَصْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ أَظُنُّهُ قَالَ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ الْآخِرَةِ
Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Sulaiman bin Al Ashbahani] dari [Suhail] dari [Bapaknya] dari [Abu Hurairah] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam "Barangsiapa shalat dalam sehari sebanyak dua belas rakaat, maka akan dibangunkan baginya rumah di surga; dua raka'at sebelum fajar, dua rakaat setelah dzuhur, dua rakaat setelah zuhur, dua raka'at, aku menduga bahwa beliau mengatakan: "sebelum ashar, dua raka'at setelah maghrib, dan aku menduga beliau mengatakan: "dan dua rakaat setelah isya yang akhir." (HR. Ibnu Majah No.1132).
Demikian tata cara, niat, doa, dan keutamaan dari salat sunnah Rawatib. Jangan lupa untuk segera diamalkan ya!
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Related Posts
- Lupa Jumlah Rakaat Salat? Berikut Panduan Lengkap Tata Cara Sujud Sahwi
- Rekrutmen Bersama BUMN 2024 Resmi Dibuka hingga 1 April! Simak Jadwal, Persyaratan, Testimoni dan Tata Cara Pendaftaran
- Dianjurkan Tidak Kembali Tidur, Berikut 5 Kegiatan yang Bisa Kamu Lakukan Setelah Sahur
- Apa Tanda-Tanda Orang Mendapatkan Malam Lailatul Qadar?
- Mengenal 30 Istilah di Bulan Ramadhan yang Wajib Kamu Ketahui: Ada Lailatul Qadar dan Nuzulul Quran