Kukar

Wujudkan Generasi Emas, Dinkes Kukar Gelar Rembuk Stunting, Ingatkan Pentingnya Gizi Remaja

Kaltim Today
19 Oktober 2021 16:53
Wujudkan Generasi Emas, Dinkes Kukar Gelar Rembuk Stunting, Ingatkan Pentingnya Gizi Remaja
Kegiatan Rembuk Stunting.(Supri/Kaltimtoday.co).

Kaltimtoday.co, Tenggarong -Stunting atau kondisi gagal pertumbuhan tubuh dan otak pada anak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama menyebabkan anak lebih pendek dari seusianya.

Hal ini menjadi perhatian khusus Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) dalam upaya menekan angka stunting di tengah masyarakat. Secara khusus, terbentuk tim Konvergensi Percepatan dan Pencegahan Stunting (KP2S) yang diketua oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kukar, Sunggono.

Dalam upaya menekan angka stunting di tengah masyarakat, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kukar mengelar rembuk stunting dengan Raga Pantas wujudkan generasi emas Kukar bebas stunting di RSUD Aji Muhammad Parikesit pada Selasa (19/10/2021).

Sunggono menuturkan, saat ini angka stunting menunjukan tren positif dan penurunan signifikasi dari 2016 hingga 2020.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Kaltim Today (@kaltimtoday.co)

“Sekarang angkanya 16,8 persen, ada penurunan signifikasi ketika ditangani tim KP2S dari 1000 hari pertama kehidupan (HPK),” ungkapnya.

Tahun ini, pihaknya optimis, angkan stunting akan kembali menurun meskipun banyak keterbatasan. Sebab, dikarenakan kondisi pandemi upaya pada 2020 tidak bisa diadopsi. Saat ini dilaksanakan kembali dengan target sasaran desa yang ditetapkan sebagai titik lokus dalam penanganannya.

Target nasional sampai akhir 2024, angkan stunting turun sampai 14 persen.

“Ya mudah-mudahan tahun depan kami bisa turun sampai 15 persen lah dari 16,8 persen di 2019,” harapnya.

Diketahui, tim KP2S diantaranya Dinas Kesehatan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Dinas Perikanan, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Pengendalian Penduduk dan Kelurga Berencana serta dinas yang memiliki pelayanan dasar.

Sementara Kadinkes Kukar, dr Martina Yulianti menambahkan, sasaran 1000 HPK tak hanya untuk ibu hamil dan anak usia tahun, sekarang ditambah kaum remaja karena kelak mereka akan hamil.

Dia menghimbau, remaja jangan sampai kekurangan zat besi yang dapat menyebabkan anemia atau kurang darah.  Sebab kebutuhan zat besi juga diperlukan oleh calon ibu.

“Jadi mulai remaja kini di intervensi kecukupan gizinya agar baik, jadi ketika hamil maka bayinya baik saat dikandungan, tidak hanya menjelang kehamilan saja,” tutupnya.

[SUP | NON]

 



Berita Lainnya