Daerah
Banjir dan Longsor Terjang Berau: 9 Kampung Terdampak, Dua Lansia Meninggal Dunia

Kaltimtoday.co, Berau - Kabupaten Berau kembali dilanda bencana banjir dan tanah longsor secara bertubi-tubi. Pada Sabtu (29/3/2025) pagi, banjir merendam Kecamatan Segah hingga menutup akses jalan utama. Camat Segah, Alam Noor, mengonfirmasi kejadian tersebut.
Dari rekaman video amatir yang diambil oleh camat, terlihat akses jalan penghubung antara Kecamatan Segah dan ibu kota Tanjung Redeb terputus akibat banjir yang cukup dalam. Warga yang hendak melintas pun terpaksa berhenti sejenak.
"Saat ini dibutuhkan perahu karet untuk bisa memfasilitasi masyarakat yang terkendala untuk melintas, mungkin apabila ada perahu karet, mungkin efektif untuk menyeberangkan masyarakat," demikian pintanya kepada instansi terkait.
Di hari yang sama, berlokasi di poros Kampung Gurimbang, Kecamatan Sambaliung, warga setempat menginformasikan telah terjadi tanah longsor sehingga menyebabkan akses jalan utama tertutup pohon dan tanah.
Intensitas hujan yang cukup lebat juga menyebabkan gardu tiang listrik di Kampung Paribau, Gunung Tabur ambruk. Saat ini tim dari petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), PT. PLN, Basarnas dan instansi lainnya masih berupaya bersiaga di lokasi titik-titik kejadian banjir dan tanah longsor.
Banjir Melanda 9 Kampung di Berau
Curah hujan yang cukup tinggi sejak Selasa (25/3/2025) memicu luapan air di hulu Sungai Kelay sehingga menyebabkan banjir di sembilan kampung yang tersebar di empat kecamatan, yakni Teluk Bayur, Sambaliung, Kelay, dan Segah.
Kampung-kampung yang terdampak, meliputi Teluk Bayur (Tumbit Melayu dan Labanan Makarti), Sambaliung (Inaran, Bena Baru, Tumbit Dayak, Long Lanuk dan Pegat Bukur), Kelay (Merasa) dan Segah.
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau, Masyhadi rata-rata kedalaman banjir berkisar 1 hingga 2,5 meter. Dirinya menyebut, banjir di 2025 kali ini merupakan yang terparah karena disusul dengan arus yang cukup deras.
"Banjir tahun ini berbeda di banding tahun-tahun sebelumnya, karena arusnya cukup deras, kita juga sudah mendirikan posko bencana banjir yang terpusat di Kampung Tumbit Melayu dan satu lagi di Kampung Pegat Bukur," ujarnya.
Lanjut Masyhadi, petugas di lapangan akan bekerjasama dengan tim Basarnas, TNI-Polri, pertolongan gawat darurat dari swasta dan PMI untuk mengkoordinir warga yang terdampak.
"Kita bekerja sama mengevakuasi korban yang rumahnya sudah terendam banjir sangat parah, termasuk mendata seluruh KK serta korban yang terdampak, pantauan di lapangan banjir terparah di Kampung Tumbit Dayak dan dusun Nasding di Tumbit Melayu," tandasnya.
Dua Lansia di Tumbit Dayak Terseret Arus
Banjir ini telah merenggut dua korban jiwa, yakni Yea Deng (70) dan Lajiu Langa (68), keduanya warga Kampung Tumbit Dayak, Kecamatan Sambaliung.
Kedua korban meninggal dunia karena terbawa arus air banjir. Korban Yea Deng diduga terjebak banjir saat berada di kebun. Sementara, korban Lajiu Langa diduga terpeleset saat berjalan kaki. Kedua korban telah dimakamkan oleh pihak keluarga pada Kamis (27/3/2025) pagi.
“Kedua korban adalah mertua saya. Kami sekeluarga merasa kehilangan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala BPBD Berau, Masyhadi Muhdi mengatakan, banjir yang terjadi di Kampung Tumbit Dayak, Kecamatan Sambaliung ketinggian air mencapai 2 meter.
Selain itu, seorang bocah laki-laki berusia 10 tahun asal Tumbit Melayu juga sempat terseret arus, beruntung berhasil diselamatkan oleh tim reaksi cepat BPBD Berau.
BPBD Berau mengimbau warga untuk tetap waspada dan menjauhi lokasi berisiko tinggi.
“Kami fokus bersiaga di lokasi banjir untuk membantu warga. Kami juga imbau kepada warga untuk tetap waspada,” pungkasnya.
Prakiraan BMKG atas Potensi Banjir di Wilayah Berau
Berdasarkan rilis yang disampaikan Badan Pusat Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Kalimarau, Berau pada, Jumat (28/3/2025) menerangkan, jika potensi banjir susulan diperkirakan masih akan terjadi.
Berdasarkan pantauan data level ketinggian permukaan Sungai Kelay di Kampung Merasa mengalami kenaikan secara konstan (tidak berubah) dengan level ketinggian 20,49 meter dari permukaan laut (MDPL).
Prakiraan tersebut, berdasarkan dari analisis dinamika atmosfer, yang terpantau adanya bibit siklon tropis dan pusat tekanan rendah di wilayah Samudera Pasifik Timur Filipina yang menyebabkan belokan angin di laut Sulawesi dan memusat (konvergensi) di wilayah Berau secara spasial dan tetap aktif hingga, Minggu (30/3/2025).
"Dasar itu yang membuat BMKG memprakirakan potensi banjir susulan bisa saja masih terjadi akibat hujan dengan intensitas lebat-sangat lebat malam sampai pagi hari dan naiknya level permukaan sungai di bagian hulu Sungai Kelay," ujar Kepala BMKG Berau, Ade Heryadi.
Lanjut Ade, warga diminta untuk berwaspada, khususnya bagi warga bermukim di sekitar aliran Sungai Kelay (Merasa, Long Lanuk, Tumbit Dayak, Tumbit Melayu, Bena Baru, Pegat Bukur dan Rantau Panjang). Serta aliran Sungai Segah (Long La'ai, Long Ayan, Punan Malinau, Gunung Sari, Harapan Jaya dan Bukit Makmur serta aliran sungai Siduung.
"Kami mengimbau kepada masyarakat untuk menjauh dari bantaran sungai dan tidak beraktivitas di pinggir sungai serta mengikuti arahan pemerintah setempat, BPBD, TNI-Polri untuk melakukan tindakan yang tepat agar bisa menghindari risiko buruk dari dampak banjir," tutupnya.
Bantuan Sosial dari Berbagai Pihak Berdatangan
Lima hari diterjang banjir, dari asesmen (penilaian) Palang Merah Indonesia (PMI) Markas Berau, menyebutkan, warga yang terdampak rata-rata membutuhkan air bersih dan makanan siap saji.
"Rata-rata warga membutuhkan air bersih dan makanan siap saji, obat-obatan," demikian ujar Kabid Penanggulangan Bencana PMI Berau, Yudhi Rizhal.
Bahkan dirinya mengatakan, kebanyakan warga tetap bertahan di dalam rumah daripada harus mengungsi di daerah dataran tinggi.
"Kalau rumah mereka rumah panggung dan bagian bangunan bawah terendam, mereka tetap bertahan dan butuh air bersih dan makanan siap saji," pungkasnya.
Bantuan-bantuan yang diperlukan tersebut kini sudah tersedia di posko induk di Kantor Kampung Tumbit Melayu dan Pegat Bukur yang perlahan sudah mulai didistribusikan ke sejumlah warga yang terdampak.
Bantuan tersebut berasal dari berbagai pihak, mulai perorangan, perusahaan swasta, pemerintah, instansi dan lain sebagainya.
[MGN]
Related Posts
- Tak Kunjung Surut, Banjir di Bengkuring Raya Selutut Orang Dewasa
- Buaya Besar Teror Warga Kutim Saat Banjir, Bebek Peliharaan Jadi Santapan
- Banjir Parah di Bengkuring Raya, BPBD Siapkan Dapur Umum dan Perahu
- Banjir Tahunan Bakal Segera Diatasi, Andi Harun dan Akmal Malik Sepakati Pembangunan Kolam Retensi di Damanhuri
- BPBD Berau Siaga Antisipasi Banjir Susulan