Daerah

Tak Pernah Absen Saksikan Upacara 17 Agustus di TV Sejak Kecil, Muhammad Remyza Baihaqi Wakili Kaltim di Istana Merdeka

Yasmin Medina Anggia Putri — Kaltim Today 12 Juni 2023 12:36
Tak Pernah Absen Saksikan Upacara 17 Agustus di TV Sejak Kecil, Muhammad Remyza Baihaqi Wakili Kaltim di Istana Merdeka
Paskibraka Nasional 2022 asal Kaltim dan pengibar bendera di Harlah Pancasila 2023, Muhammad Remyza Baihaqi. (Shiba/Kaltimtoday.co)

Kaltimtoday.co, Samarinda - Pagi itu pada 17 Agustus 2022, perasaan Muhammad Remyza Baihaqi campur aduk. Rasa senang yang juga diliputi gugup tak bisa dia hindari sama sekali. Bahkan menatap mata Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pun dia tak berani. 

"Pas hari pelaksanaan, saya deg-degan, karena kan melewati pak presiden, itu pun saya lihat mata beliau enggak berani. Jadi pas di barisan saya berdoa kalau ini harus lancar," kenang remaja yang akrab disapa Eza itu kepada Kaltimtoday.co, Kamis (8/6/2023). 

Pada 2022 lalu, Eza terpilih sebagai Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional yang mewakili Kaltim. Kala itu, siswa SMA 2 Samarinda tersebut berada di pasukan 17 penjuru paling depan. 

Hal yang erat kaitannya dengan baris-berbaris ini bukan hal baru bagi Eza. Sejak kecil, Upacara Peringatan 17 Agustus di Istana Merdeka selalu dia nantikan di televisi. Setiap tahun, dia tak pernah absen menonton upacara tersebut. 

Eza sangat mengagumi Paskibraka yang mengenakan kemeja, celana putih disertai peci hitam. Hingga akhirnya, Eza kecil bertekad untuk menjadi Paskibraka Nasional pula. 

Sejak kecil, Eza sudah ada keinginan untuk menjadi Paskibraka Nasional. (Dok M Remyza Baihaqi)

Saat bersekolah di SMP 2 Samarinda, Eza konsisten mengikuti ekskul Paskib hingga lulus. Latihan yang cukup menyita waktu rupanya tak mengganggu Eza sama sekali. Dia mengaku sangat menikmati masa-masa latihan tersebut yang mampu mengantarkannya hingga menjadi Paskibraka Nasional.

Kendati begitu, saat masuk ke SMA, Eza tak melanjutkan ekskul Paskib seperti yang dia ikuti saat SMP. Kebetulan, saat itu dia juga aktif menekuni seni peran di Sanggar Pilar dan ada project yang harus dia selesaikan. 

Akibat waktu yang cukup padat, Eza memutuskan untuk tidak melanjutkan ekskul Paskib di SMA. Namun, dia mengikuti seleksi Paskibraka di tingkat Samarinda yang diselenggarakan oleh Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Samarinda. Seleksi itu terbuka dan boleh diikuti seluruh siswa SMA sederajat. 

"Waktu itu saya direkomendasikan dari pelatih saat SMP. Alhamdullilah, terpilih 10 besar untuk ikut di tingkat provinsi. Untuk persiapan, saya sudah mulai dari Maret 2022," ungkap Eza yang postur tubuhnya mencapai 178 cm itu. 

Ada banyak seleksi yang harus ditempuh Eza. Beberapa di antaranya ada kesiapan fisik, wawasan kebangsaan, bahasa Inggris, bakat, dan masih banyak lagi. Kemudian, Eza kembali lolos di tingkat provinsi untuk mewakili Samarinda dan maju ke nasional mewakili Kaltim.

"Saya persiapan fisik itu mulai sit up, push up, pull up. Bahkan pulang sekolah saya olahraga lagi untuk perkuat fisik. Di tingkat nasional itu, ada juga psikotes dan yang berhubungan dengan kepribadian. Alhamdullilah terpilih sebagai Paskibraka Nasional dari Kaltim," sambung Eza. 

Bahkan, belum lama ini Eza kembali membanggakan Kaltim di kancah nasional. Lantaran dirinya ditugaskan sebagai pengerek bendera dalam rangka Hari Lahir (Harlah) Pancasila, 1 Juni 2023 lalu di Lapangan Monumen Nasional (Monas), Medan Merdeka, Jakarta. 

Sebagai informasi, saat ini Paskibraka dibina oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Hal itu berkesesuaian dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 51/2022 tentang Program Pasukan Pengibar Bendera Pusaka. Sehingga, Paskibraka bertugas dua kali, yakni saat peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia dan Hari Lahir Pancasila.

Eza merupakan angkatan Paskibraka pertama yang bertugas pada Hari Lahir Pancasila. Pasca 1 Juni 2023 lalu pun, dia dan rekan-rekan Paskibraka lainnya turut dilantik sebagai Duta Pancasila Purna Paskibraka Indonesia.

"Ikut Paskib itu karena minat saya sendiri. Jadi hal-hal yang kurang mengenakkan itu minim. Otomatis, saya suka apa yang saya lakukan," ucap Eza yakin. 

Sebagai Paskibraka, sudah tentu kehidupan Eza sangat teratur dan disiplin sedemikian rupa. Misalnya saat menjelang 17 Agustus 2022 lalu. Selama sesi berlatih, dia terbiasa bangun tidur mulai pukul 4 subuh dan lanjut latihan sejak pagi sampai sore hari. 

Makanan yang dia konsumsi juga tak sembarangan. Semua gizinya diperhatikan. Bahkan tiap pagi hari, dia dan teman-teman Paskibraka Nasional lainnya wajib makan telur dan susu untuk menambah protein. 

"Kami di sana itu disiplin dan bertanggung jawab. Itu terbawa ke kehidupan sehari-hari. Apalagi soal waktu. Misalnya janjian sama orang jam 4 nih, saya pasti datang sebelum itu," ujar remaja kelahiran 19 Mei 2006 itu. 

Pasca bertugas di Istana Merdeka, Eza mengakui jiwa nasionalismenya makin meningkat. Sesederhana saat upacara bendera tiap hari Senin di sekolah, perjuangannya selama mengikuti pendidikan dan pelatihan Paskibraka kembali terbayang. 

"Jadi teringat perjuangan saat di Istana Merdeka dan selama karantina. Patriotisme itu tumbuh juga di jiwa saya, apapun yang saya lakukan itu harus menerapkan lima nilai Pancasila," tegasnya. 

Bagi anak muda yang berniat menjadi Paskibraka, tips dari Eza tak muluk-muluk. Dia menegaskan, seseorang harus punya niat terlebih dahulu dan percaya dengan kemampuan diri sendiri. 

"Kalau sudah punya cita-cita dan optimis, pasti tercapai. Harus persiapan mental, fisik, wawasan, bakat, baris-berbaris juga. Kalau bisa juga jangan makan makanan yang berminyak. Perbanyak buah dan sayur," ucap Eza. 

Berhasil menjadi Paskibraka Nasional, rupanya Eza masih memiliki cita-cita yang ingin dia raih. Apalagi, saat ini Eza baru saja naik ke kelas 12 dan akan fokus belajar untuk menamatkan pendidikannya di SMA. 

Siswa jurusan IPS itu juga tengah menyiapkan diri untuk masuk ke Akademi Kepolisian (Akpol) dan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). Kedua institusi tersebut memang dia incar pasca melepas seragam putih abu-abu nanti. 

Remaja berpostur 178 cm ini ingin melanjutkan pendidikannya ke Akpol atau IPDN. (Dok M Remyza Baihaqi)

"Insyaallah nanti mau ke Akpol atau IPDN. Jadi saat ini lagi fokus sekolah," ujar Eza tersenyum. 

Tekuni Dunia Seni Peran, Eza Terkesan dengan Pengalaman Perdana Terlibat di Drama Musikal

Menariknya, selain fokus sebagai Paskibraka, rupanya Eza juga memiliki ketertarikan di dunia seni peran. Remaja kelahiran Samarinda ini telah mendalami seni peran sejak kelas 9 SMP. Sanggar Pilar jadi tempatnya menimba ilmu soal akting. 

"Saya ada ikut kelas akting dari kelas 9 SMP. Waktu itu direkomendasikan orangtua karena itu saya sudah mau lulus dan bosan kalau di rumah saja enggak ada kegiatan," jelas Eza. 

Sampai saat ini, dirinya masih aktif di Sanggar Pilar dan mengerjakan beberapa project. Wajah Eza juga berhasil menghiasi berbagai sinetron dan film lokal Kaltim. Terbaru, dia juga terlibat dalam drama musikal. 

"Paling berkesan itu saat memainkan drama musikal berjudul "I Promise 42". Kebetulan itu pertama kalinya saya ikut drama musikal. Saya berperan sebagai tokoh yang mengidap kanker," sambung Eza. 

Eza sudah memerankan 2 film. Film pertama berjudul Renjana yang diproduksi Sanggar Pilar, dan kedua berjudul Yupa Aksara Pertama yang diproduksi Balai Pelestarian Cagar Budaya Kaltim. 

Diakui Eza, dirinya tak begitu kesulitan dalam menghafalkan skenario. Cukup sekali atau dua kali baca, kemudian isi dari skenario itu yang harus dipahami. 

Meski Paskibraka dan seni peran merupakan dua hal yang jauh berbeda, Eza mampu mengimbangi dan menyesuaikan diri. Di dunia baris-berbaris, disiplin dan tegas jadi hal utama sementara di seni peran, dia harus mengikuti kebutuhan peran. 

"Sejauh ini, saya memerankan karakter protagonis. Mungkin muka saya enggak cocok dapat peran antagonis," ujar Eza bergurau. 

Di Sanggar Pilar, Eza terbiasa latihan setiap hari jika sedang menyiapkan suatu project. Tantangan di dunia seni peran juga dia rasakan. Terutama dalam membangun chemistry dengan lawan main. 

"Cara membangun chemistry, banyak jalan dan ngobrol sama orangnya. Misalnya ada lawan main perempuan dan peran saya dituntut jadi pacarnya dia. Rame-rame juga jalan sama teman lain," bebernya. 

Kendati mencintai dunia seni peran, Eza belum ada niat yang jauh untuk mendalami seni tersebut. Dia masih mau melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. 

Biodata:

Nama: Muhammad Remyza Baihaqi
Tempat, tanggal lahir: Samarinda, 19 Mei 2006
Sekolah: SMA 2 Samarinda
Nama Orangtua: Noviar Sunandar dan Eka Andriani Puspitapuri 
Anak: Anak pertama dari 3 bersaudara 

Prestasi:

- Paskibraka Nasional 2022
- Penghargaan Pemuda Inspiratif Samarinda 2022

Pencapaian di Seni Peran:

-Film Yupa Aksara Pertama Produksi Balai Pelestarian Cagar Budaya Kaltimtara
-Film Renjana Produksi Pilar Production
-Drama Musikal I Promise 42 
-Sinetron Ramadhan berjudul Ikhlas 
-Sinetron berjudul Jermal 
-Video Klip Salam Perubahan (Pemkot Samarinda)
-Video Klip Honda Etam Kaltim

[RWT]

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Berita Lainnya