Kukar
Almarhum Awang Ferdian Dimakamkan di Tenggarong, Dayang Donna Faroek: Selama Ini Sang Kakak Gunakan Alat Pacu Jantung
Kaltimtoday.co, Tenggarong - Jenazah Almarhum mantan anggota DPR RI, Awang Ferdian Hidayat telah dimakamkan di kuburan muslim Kelurahan Sukarame, Kecamatan Tenggarong, Kutai Kartanegara (Kukar).
Tadi pagi, jenazah almarhum diberangkatkan dari kediamannya di Samarinda menuju pemakaman Kelurahan Sukarame. Nampak suasana duka sangat terasa saat proses pemakaman berlangsung sekitar pukul 10.00 lewat tadi.
Seusai pemakaman, adik kandung almarhum, Dayang Donna Faroek mengatakan, tempat dimana kakaknya dimakamkan ini merupakan tempat pemakaman keluarga. Dia menyebutkan, seluruh keluarganya mulai dari kakek, saudara hingga keponakan keluarga besar dimakamkan di pemakaman tersebut.
"Disini karena pemakaman keluarga, disini ada orangtuanya bapak Awang Faroek, ada saudaranya semua sama keponakan. Kalau bapak (Awang Faroek) juga sudah nyiapkan disini, nisannya sudah disiapkan dari tahun lalu," kata Donna sapaan akrabnya, Senin (6/9/2021).
Baca Juga: SAKSI FH Unmul Desak KPK Usut Tuntas Korupsi Izin Tambang Mantan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak
Baca Juga: Penggeledahan KPK di Rumah Mantan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak Terkait Kasus Korupsi BaruBaca Juga: Naik Kereta ke IKNView this post on Instagram
Semasa almarhum hidup ucap Donna, merupakan panutan bagi dirinya sebab kakaknya tersebut dikenal sangat baik dimata keluarga. Dia (Awang Ferdian) juga sosok yang rendah hati, saat berjumpa dengan orang pasti senyum dan santun.
"Itu yang saya gak bisa lupain dari beliau," kenangnya.
Donna mengaku, sangat dekat dengan sang kakak bahkan lahirnya di bulan yang sama yakni April. Setelah almarhum lahir, dua bulan kemudian mamah mengandung dirinya. Jadi dia lahir 3 April, Donna lahirnya 10 April. Jadi dekat banget.
Donna bercerita, jika selama ini kakaknya mengunakan alat pemacu jantung atau Pacemaker sehingga apabila terjadi serangan jantung alat tersebut dapat membantu. Kendati sempat disarankan agar alat tersebut setiap lima tahun harus di cas (charge).
“Mungkin karena pandemi ini kan sekitar 1,5 tahun, dia gak ada berangkat ke Jakarta. Nah, seharusnya alat itu di charge, mungkin alat itu sudah tidak berfungsi,” jelasnya.
Saat menyampaikan kabar duka kata Donna, ayah dan ibu cukup tegar, sabar dan ikhlas atas kepergian almarhum. Kedua orangtuanya sudah mengetahui bahwa anak sulungnya memang memiliki riwayat penyakit bawaan.
“Bapak dan ibu cukup tegar, mungkin ini sudah ketetapan Allah SWT,” pungkasnya.
[SUP | NON]
Related Posts
- BPBD Kukar Ajari Murid TK Baiturrahman Praktik Padamkan Api
- Seorang Warga di Anggana Diduga Diterkam Buaya Saat Periksa Jaring Ikan
- Bupati Kukar Lantik Camat Samboja Barat dan Kota Bangun Darat
- Bawa 5 Poket Sabu, Warga Samboja Ini Berakhir di Penjara
- Bupati Kukar Harap Bidang Pendidikan Dapat Tekan Angka Kemiskinan