Kaltimtoday.co, Tenggarong — Hampir setahun diresmikan, Pesantren Taubatan Nasuha Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Tenggarong, terus berbenah. Mulai dari kurikulum sampai penyediaan sarana pembelajaran. 

Salah satu cita-cita yang ingin diwujudkan yaitu dapat mencetak warga binaan pemasyarakatan (WBP) memiliki pemahaman ilmu keagamaan. Untuk bekal mereka saat keluar dari Lapas. 

"Tujuan pemasyarakatan yakni pulihnya hubungan hidup, kehidupan dan penghidupan warga binaan saat kembali ke masyarakat nanti," kata Kepala Seksi Binapi sekaligus penanggung jawab program Ahmad Harnadi, Kamis (20/1/2022). 

Salah satu program unggulan yakni tahfidz. Dari 98 WBP yang mengikuti program ini, terdapat beberapa santri fokus secara rutin melakukan murojaah hafalan Alquran. 

Baca Juga: Mengenang KH Hasyim Asy'ari, Pelopor Resolusi Jihad dan Pahlawan Santri

 

Baca Juga: Sejarah Hari Santri Nasional dan Awal Mula Pesantren di Indonesia

Baca Juga: Lapas Tenggarong Gagalkan Aksi Perempuan Paruh Baya Hendak Selundupkan Narkotika

Baca Juga: LPP Tenggarong Undang Motivator Internasional untuk Tingkatkan Komunikasi Petugas dan Warga Binaan

Lihat postingan ini di Instagram

Baca Juga: Di Balik Bui, Warga Binaan Jadi Barista The Bengkers Coffee Lapas Tenggarong

Baca Juga: 57 Santri Warga Binaan Lapas Tenggarong Ikuti Uji Tahfidzul Quran 

Baca Juga: 7 Film tentang Pesantren Beserta Link Nonton, Kobarkan Semangat Jihad di Hari Santri

Baca Juga: RMC Salurkan Zakat ke 35 Ribu Warga Binaan

Baca Juga: Demi Tingkatkan Kualitas SDM Pesantren, Pemerintah Alokasikan Anggaran Sebesar Rp 250 Miliar

Baca Juga: Sebanyak 800 Warga Binaan Lapas Tenggarong Jalani Pemeriksaan Kesehatan

Baca Juga: Tanda Tangan Pakta Integritas, Lapas Tenggarong Siap Wujudkan Predikat WBK

Baca Juga: Lapas Kelas IIA Tenggarong Cetak Warga Binaan Jadi Hafiz Al-Quran

 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kaltim Today (@kaltimtoday.co)

Baca Juga: Gelar Senam Pagi Rutin, Komitmen Lapas Tenggarong Berikan Layanan Kesehatan bagi Warga Binaan

Selain itu, ada juga ujian tahfidz untuk mengetahui sejauh mana kemampuan santri menghafal surah-surah di dalam Al-Qur'an. Tak kalah pentingnya, tak sekadar jumlah hafalannya tapi bagaimana cara membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar.

"Selain wajib setoran hafalan setiap hari, diadakan ujian tahfidz dua kali dalam setahun," sebutnya.

Sementara Kepala Lapas Tenggarong Agus Dwirijanto menuturkan, saat ujian pertama rencana akan mengundang Kementerian Agama dan Lembaga Tahfidz Qur'an Kukar. 

"Agar program ini semakin berkualitas baik dari segi hasil maupun pembelajarannya," tutupnya. 

[SUP | NON]

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.