Gaya Hidup
9 Puasa Sunnah Lengkap Bacaan Niat dan Keutamaannya: Ada Puasa Senin Kamis hingga Ayyamul Bidh
Kaltimtoday.co - Puasa adalah salah satu pengamalan kegiatan seorang Muslim dalam mentaati rukun Islam. Puasa dalam Islam sendiri terbagi menjadi dua yakni puasa wajib dan puasa sunnah yang keduanya sama-sama memiliki keutamaan dan pahala yang besar apabila dikerjakan.
Puasa wajib merupakan kegiatan yang menjadi keharusan bagi seluruh umat Islam yang telah memenuhi syarat sah berpuasa. Puasa wajib bila dikerjakan maka akan mendapatkan ganjaran pahala dan apabila ditinggalkan maka akan mendapatkan dosa bagi para Muslim yang meninggalkannya.
Namun, umat Islam perlu mengetahui juga bahwa puasa sunnah memiliki keutamaan yang tidak kalah penting dengan puasa wajib. Seperti namanya, puasa sunnah tidaklah harus untuk dilakukan. Tidak mengerjakan puasa sunnah tidak menyebabkan seorang Muslim berdosa, namun kelebihan dari mengerjakan amalan ini adalah bisa menjadi ganjaran pahala untuk menyempurnakan amalan-amalan seorang Muslim.
Lantas, apa saja puasa sunnah dalam Islam yang besar pahalanya?
9 Macam Puasa Sunnah dalam Islam yang Besar Pahalanya
1. Puasa Senin Kamis
Puasa Senin Kamis adalah puasa sunnah yang sebagian umat Islam paling umum mengetahuinya. Hari Senin dan Kamis adalah hari di mana terbukanya pintu surga, sebagaimana dalam hadisnya Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya pintu-pintu surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Semua dosa hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu akan diampuni, kecuali bagi orang yang di antara dia dan saudaranya terdapat kebencian dan perpecahan” (HR Muslim, No. 4652).
Tak hanya itu, Rasulullah sendiri rajin melakukan puasa Senin Kamis, seperti penyampaian dari Siti ‘Aisyah ra., bahwa:
“Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa sallam selalu puasa Senin dan Kamis” (HR. Ibnu Majah, No. 1729).
Puasa di setiap Senin dan Kamis juga memiliki keutamaan yakni menjadi sarana mendekatkan diri dengan Allah SWT dan penghapusan dosa pada saat di mana seluruh amalan manusia dihadapkan kepada Allah seperti sabda Rasulullah dalam hadits berikut:
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam biasa puasa senin dan kamis. Beliau bersabda: "Sesungguhnya amalan manusia ditampakkan (kepada Allah) pada hari senin dan kamis" (HR. Darimi, No. 1685).
Niat Puasa di Hari Senin
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ فِي يَوْمِ الْحَمِيْسِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu sauma gadin fi yaumil-khamisi sunnatan lillāhi ta'ālā.
Artinya: “Saya niat puasa besok pada hari Kamis sunnah karena Allah Ta'ala.”
Niat Puasa di Hari Kamis
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ فِي يَوْمِ الْحَمِيْسِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu sauma gadin fi yaumil-khamisi sunnatan lillāhi ta'ālā.
Artinya: “Saya niat puasa besok pada hari Kamis sunnah karena Allah Ta'ala.”
Doa Buka Puasa Senin dan Kamis
اَللّٰهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
Allahumma lakasumtu wabika aamantu wa'alaa rizqika afthortu birahmatika yaa arhamar-roohimiina.
Artinya: “Ya Allah karenaMu aku berpuasa, dengan-Mu aku beriman, kepadaMu aku berserah dan dengan rezekiMu aku berbuka (puasa), dengan rahmat-Mu, Ya Allah yang Tuhan Maha Pengasih.”
atau
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَتِ الْعُرُوْقُ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
Dzahabaz zhama'u wabtallatil 'uruqu wa tsabatal ajru, insyaallah.
Artinya: "Telah hilang dahaga, telah basah urat (tenggorokan), dan telah tetap pahala, insya Allah." (HR Abu Daud No. 2010).
2. Puasa Daud
Puasa Daud adalah puasa yang cara pengerjaannya dilakukan bergantian yakni dengan sehari berpuasa, keesokan harinya tidak, dan diulangi seterusnya. Puasa ini adalah puasa yang mentaati puasanya Nabi Daud as. sebagaimana Rasulullah bersabda:
"Puasa yang paling disukai di sisi Allah adalah puasa Daud, dan salat yang paling disukai Allah adalah salat Nabi Daud. Beliau biasa tidur di pertengahan malam dan bangun pada sepertiga malam terakhir dan beliau tidur lagi pada seperenam malam terakhir. Sedangkan beliau biasa berpuasa sehari dan berbuka sehari berikutnya,” (HR. Muslim, No. 1969).
Dalam pemaparan hadits di atas, sudah jelas bahwa puasa ini memiliki keutamaan yang besar karena puasa Daud merupakan puasa yang paling disukai oleh Allah SWT. Dengan berpuasa Daud, kita juga dapat melatih diri agar terhindari dari berbagai macam godaan hawa nafsu serta perbuatan maksiat dan hal-hal tidak terpuji lainnya.
Hal tersebut sebagaimana Abu Hurairah ra. mengatakan bahwa “Rasulullah SAW bersabda, Allah Azza wa Jalla berfirman, ‘Semua perbuatan anak Adam akan membawa manfaat pada dirinya sendiri selain puasa, sesungguhnya puasa itu untukKu dan Aku yang akan membalasnya. Puasa itu adalah benteng. Oleh sebab itu, apabila salah seorang diantara kamu semua berpuasa, maka jangan sekali-kali ia berkata kotor dan jangan ribut. Apabila ada salah seorang yang mencaci maki atau mengajak berkelahi, maka hendaknya ia berkata, 'Sebenarnya aku sedang berpuasa.' Demi Dzat yang menggenggam jiwa Muhammad, sungguh bau mulut orang yang sedang berpuasa itu lebih harum dari minyak kasturi di sisi Allah. Dan, bagi orang yang berpuasa ada dua kegembiraan yaitu, gembira ketika ia berbuka puasa dan gembira ketika menghadap kepada Tuhannya karena besarnya pahala puasa tersebut" (HR. Nasai, No. 2187).
Niat Puasa Daud
نَوَيْتُ صَوْمَ دَاوُدَ سَنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma dâwuda lillahi ta'âlâ
Artinya: "Aku niat puasa Daud esok hari, sunnah karena Allah Ta'ala."
atau, bila tidak sempat berniat di malam hari maka niatnya:
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ دَاوُدَ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi 'an adâ'i sunnati dâwuda lillâhi ta'âlâ.
Artinya: "Aku berniat puasa sunnah Daud hari ini karena Allah Ta'ala."
3. Puasa Syawal
Puasa Syawal adalah puasa sunnah dilakukan setelah bulan Ramadhan yang pada umumnya dikerjakan selama enam hari pada bulan Syawal. Puasa Syawal mempunyai beberapa keutamaan yakni mendapatkan pahala seperti berpuasa selama satu tahun, hal itu juga dibenarkan oleh Rasulullah SAW di dalam sebuah hadist di bawah ini:
“Barang siapa berpuasa Ramadhan kemudian dilanjutkan dengan enam hari dari Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun,” (HR. Abu Daud, No. 2078).
Niat Puasa Syawal
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سِتَّةٍ مِنْ شَوَّالٍ للهِ تعالى
Nawaitu shauma ghadin 'an adai sittatin min syawwal lillahi ta'ala
Artinya: "Saya niat puasa pada esok hari untuk menunaikan puasa sunah enam hari dari bulan Syawal karena Allah Ta'ala."
atau, bila tidak berpuasa secara enam hari berturut-turut maka bisa membaca:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ للهِ تعالى
Nawaitu shauma ghadin 'an adaa'i sunnatis Syawwal lillaahi ta'ala.
Artinya: "Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah Ta’ala."
atau, bila ingin berpuasa di hari ini (dengan ketentuan belum ada makan dan minum meskipun sudah masuk waktu siang), maka bisa membaca:
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لللهِ تعالى
Nawaitu shauma hadzal yaumi 'an adaa'i sunnatis Syawwaal lillaahi ta'ala.
Artinya: "Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah Ta’ala."
4. Puasa Dzulhijjah
Puasa Dzulhijjah adalah puasa penuh kemuliaan yang dilakukan pada tanggal 1-9 Dzulhijjah. Puasa ini memiliki keutamaan berlipat gandanya pahala daripada amalan-amalan di bulan yang lain dan penghapusan dosa serta terhindarnya umat Islam dari api Neraka sebagaimana kumpulan hadits:
“Tidak ada hari-hari yang lebih baik dan Allah sukai melainkan beribadah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah” (HR. Tirmidzi, No. 688).
“Sedangkan puasa pada hari Arafah, aku memohon pula kepada Allah, agar puasa itu bisa menghapus dosa setahun setahun penuh sebelumnya dan setahun sesudahnya. Adapun puasa pada hari 'Asyura`, aku memohon kepada Allah agar puasa tersebut bisa menghapus dosa setahun sebelumnya" (HR. Muslim, No. 1976).
“Tidak ada hari dimana Allah membebaskan hambanya dari api neraka lebih banyak dari pada hari arafah” (HR. Ibnu Majah, No. 3005).
Niat Puasa Dzulhijjah
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma syahri dzil hijjah sunnatan lillahi ta'ala.
Artinya: "Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah karena Allah Ta'ala."
atau
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi 'an adâ'i syahri dzil hijjah sunnatan lillâhi ta'âlâ.
Artinya: "Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah hari ini karena Allah Ta'ala."
5. Puasa Tarwiyah
Puasa Tarwiyah adalah puasa yang dilaksanakan pada tanggal 8 di bulan Dzulhijjah. Puasa Tarwiyah memiliki keutamaan yang bisa menghapuskan dosa setahun yang lalu dan juga setahun yang akan datang sebagaimana hadits dari Abu Qatadah yang menyampaikan bahwa Rasulullah bersabda bahwa:
"Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang Ialu" (HR. Muslim, No. 1976).
Niat Puasa Tarwiyah
نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَّةَ سُنَّةٌ لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma tarwiyyata sunnatan lillaahi ta'aalaa.
Artinya: "Saya niat puasa sunah Tarwiyah karena Allah Ta'ala."
atau
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi 'an adâ'i tarwiyata sunnatan lillâhi ta'âlâ.
Artinya: "Saya niat puasa sunnah Tarwiyah hari ini karena Allah Ta’ala."
6. Puasa Arafah
Sama seperti puasa Tarwiyah, puasa Arafah merupakan puasa yang dikerjakan pada bulan Dzulhijjah tepatnya pada tanggal 9. Puasa ini juga dijadikan puasa menyambut Idul Adha yang memiliki keutamaan dari bebasnya umat Islam dari api neraka seperti di dalam hadist berikut:
"Tidak ada hari dimana Allah membebaskan hamba dari neraka lebih banyak daripada hari Arafah, dan sungguh Dia mendekat lalu membanggakan mereka di depan para Malaikat dan berkata: ‘Apa yang mereka inginkan?" (HR. Muslim, No. 2402).
Niat Puasa Arafah
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةٌ لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma 'arafata sunnatan lillaahi ta'aalaa.
Artinya: "Saya niat puasa sunah Arafah karena Allah Ta'ala."
atau
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِعَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi 'an adâ'i arafata sunnatan lillâhi ta'âlâ.
Artinya: "Saya niat puasa sunnah Arafah hari ini karena Allah Ta’ala."
7. Puasa Asyura atau Puasa Muharram
Puasa Asyura adalah puasa yang dikerjakan pada waktu 10 Muharram. Adapun keutamaan dari puasa ini yakni dapat menggugurkan dosa umat Islam setahun yang lalu sebagaimana Rasulullah bersabda dalam hadits:
"Dan puasa pada hari Asyura dapat menghapuskan dosa tahun yang lalu" (HR. Ibnu Majah, No. 1728).
Kemudian dalam hadits:
“Sesungguhnya orang-orang Quraisy dulu pada masa Jahiliyah berpuasa pada hari Asyura. Rasulullah Saw pun memerintahkan untuk berpuasa pada hari itu hingga turunnya perintah wajib puasa Ramadhan. Rasulullah (setelah wajibnya puasa Ramadhan) berkata barang siapa menghendaki maka ia boleh berpuasa Asyura sedangkan yang tidak mau puasa maka tidak mengapa” (HR. Muslim, No. 1901).
Niat Puasa Asyura
نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُورَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma Âsyûrâ-a lilâhi ta'âlâ.
Artinya: "Saya niat puasa Asyura karena Allah Ta’ala"
8. Puasa Ayyamul Bidh
Puasa Ayyamul Bidh merupakan puasa yang dikerjakan pada tanggal 13, 14, dan 15 Hijriah di setiap bulannya. Puasa ini memiliki keutamaan yakni pahala umat Islam yang bagaikan berpuasa sepanjang tahun. Hal ini sebagaimana dalam riwayat Abu Dzar ra. bahwa Rasulullah bersabda:
“Siapa saja yang berpuasa tiga hari dari setiap bulan, maka puasa tersebut seperti puasa sepanjang tahun” (HR. Abu Daud, No. 2093).
Niat Puasa Ayyamul Bidh
نَوَيْتُ صَوْمَ أَيَّامِ الْبِيْضِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ayyâmil bîdl lilâhi ta'âlâ.
Artinya: "Saya niat puasa ayyamul bidh (hari-hari yang malamnya cerah) karena Allah Ta'ala."
9. Puasa Nisfu Sya'ban
Puasa Nisfu Sya’ban adalah puasa yang dilaksanakan pada waktu pertengahan bulan Sya’ban. Puasa ini memiliki keutamaan di antaranya adalah mendapatkan syafaat dari Rasulullah, penghapusan dosa umat Islam, dan juga tercatatnya amal saleh sebagaimana dalam hadits:
"Sya’ban adalah bulan yang di dalamnya amal-amal dilaporkan kepada Allah, maka aku senang amalku dilaporkan sementara aku sedang dalam kondisi berpuasa" (HR. An-Nasai, Abu Dawud, dan Ibnu Khuzaimah).
“Puasa sunah yang kedua belas adalah puasa Sya’ban karena kecintaan Rasulullah SAW terhadapnya. Karenanya siapa saja yang menguasainya, maka ia akan mendapat syafaat beliau di hari kiamat.” (Syekh Nawawi al-bantani).
Niat Puasa Nisfu Sya’ban
نَوَيْتُ الصَّوْمَ فِى النّصفِ مِنْ شَعْبَانَ سُنَّة اللَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma fin nishfi min sya'bana sunnatan lillahi ta'ala.
Artinya: "Saya berniat puasa sunnah pada pertengahan bulan Syaban karena Allah Ta’ala.”
Itulah tadi macam-macam puasa sunnah dalam Islam yang besar pahalanya bila dikerjakan oleh umat Islam. Segera amalkan puasa tersebut ya!
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kaltimtoday.co. Mari bergabung di Grup Telegram "Kaltimtoday.co News Update", caranya klik link https://t.me/kaltimtodaydotco, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Related Posts
- Dijamin Puasa Lancar! Lakukan 8 Tips Memilih Menu Sahur Agar Tubuh Sehat
- Bolehkah Penderita Penyakit Jantung Puasa di Bulan Ramadhan? Berikut Penjelasan dan 5 Tips Puasa untuk Penderitanya
- Lepas Dahaga Setelah Puasa Seharian, Berikut 5 Rekomendasi Minuman Segar Khas Ramadhan
- Catat 5 Resep Sayur Simpel Untuk Makan Sahur
- Dianggap Hina Palestina, AS Kirim Daging Babi sebagai Bantuan Pangan! Apa Hukum Mengonsumsinya dalam Islam?