Samarinda

Warga Kaltim Sempat Panik Bandara dan Pelabuhan Tutup 26 April, Muhammad Samsun: Keputusan di Pemerintah Pusat

Kaltim Today
20 April 2021 17:35
Warga Kaltim Sempat Panik Bandara dan Pelabuhan Tutup 26 April, Muhammad Samsun: Keputusan di Pemerintah Pusat

Kaltimtoday.co, Samarinda - Kemarin, tengah ramai diperbincangkan mengenai bandara dan pelabuhan yang tutup mulai 26 April 2021. Gubernur Kaltim, Isran Noor sempat menyebutkan penutupan itu untuk menghindari adanya pemudik yang berangkat lebih dulu sebelum 6-17 Mei 2021. Sontak banyak masyarakat yang kaget dan bingung.

Diberitakan sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kaltim, AFF Sembiring menyebutkan pihaknya tetap berpegang teguh pada Permenhub Nomor 13/2021 tentang Pengendalian Transportasi Selama Masa Idulfitri 1442 H/2021 dalam rangka pencegahan penyebaran Covid-19. Yakni pemudik dilarang bepergian pada 6-17 Mei 2021.

Wakil Ketua DPRD Kaltim, Muhammad Samsun turut memberikan tanggapan mengenai kabar itu. Dia meminta masyarakat untuk tidak panik. Samsun menyebut, hal itu tak mungkin terjadi. Sebab keputusan menghentikan aktivitas bandara atau pelabuhan ada di tangan pemerintah pusat.

"Bandara dan pelabuhan itu yang bisa menutup siapa? itu kan hanya ada di Kemenhub atau pemerintah pusat. Pengelola Bandara itu Angkasa Pura, kan patuhnya di kementerian. Gubernur sifatnya koordinasi. Jadi apa yang perlu dikhawatirkan," ungkap Samsun kepada awak media.

Dia menilai wajar ketika masyarakat langsung panik perihal larangan mudik sejak 26 April. Menurutnya, masyarakat terlalu terpaku dengan pernyataan kepala daerah.

 

 

A post shared by Kaltim Today (@kaltimtoday.co)

"Cuma orang awam kan mendengar dari statement kepala daerah yang terkadang bikin shock amsyong begitu. Yang pasti kalau sampai menutup bandara sama pelabuhan, itu (kabar) tidak benar lah," tambah politisi dari Fraksi PDIP itu.

Imbauan larangan mudik yang terus digaungkan pemerintah menjadi kebijakan yang benar di tengah pandemi ini. Demi meminimalisasi penyebaran virus. Oleh sebab itu, lazim ketika pemerintah pusat membuat kebijakan tersebut.

"Namun permasalahannya kan begini, mudik lebaran memang bisa kita cegah. Namun apakah bisa sebelum dan sesudah lebaran tidak terjadi arus mudik dan sebagainya. Jadi tetap lah, namanya mobilisasi. Cuma kita tetap harus mengantisipasi boleh saja. Artinya, itu pun pasti akan ada orang untuk mencari solusi mudik," lanjut Samsun.

Lagipula, Samsun menilai seandainya bandara dan tutup mulai 26 April sampai 17 Mei, justru menjadi masalah baru. Sebab Kaltim bisa dikatakan tengah melakukan isolasi. Perlu pertimbangan panjang jika ingin melakukan hal itu. Apalagi kondisi Kaltim di bidang pangan, ekonomi, jasa, dan pelayanan yang masih belum mandiri.

"Bisa jadi gubernur hanya mungkin mengucap gitu saja, menanggapi keputusan Pemerintah Pusat di 6-17 Mei menutup. Namun dijawab kalau perlu dari 26 April ini. Tapi itu kan hanya perlu, belum menjadi keputusan. Tetapi sudah membuat panik orang Kaltim," pungkasnya.

[YMD | RWT | ADV DPRD KALTIM]



Berita Lainnya