Samarinda
Indonesia Berencana Tak Lagi Bangun PLTU, Pemprov Kaltim Tengah Siapkan Energi Terbarukan
Kaltimtoday.co, Samarinda - Belum lama ini, pemerintah pusat menyampaikan target terkait penggunaan pembangkit listrik dengan energi bersih pada 2060. Sehingga pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) baru tidak ada lagi mulai 2021-2030 mendatang.
Usulan pembangunan PLTU baru juga tidak akan ada lagi dan itu tertuang melalui perintah Presiden Joko Widodo dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030.
Meski begitu, rencana pembangunan PLTU yang telanjur masuk proses konstruksi atau kepastian pendanaan bakal tetap dilanjutkan. Namun, pembangunan tenaga listriknya akan berpaku pada energi baru terbarukan (EBT).
Hal ini dilatarbelakangi dengan pertimbangan bahwa energi fosil tengah menjadi musuh lingkungan. Sehingga pemerintah pusat berencana menghentikan PLTU batu bara yang ada saat ini dan bertransformasi dengan pembangkit listrik EBT.
Sementara itu, sumber energi utama pembangkit listrik di Kaltim merupakan batu bara. Sejumlah PLTU mesti menggunakan bahan bakar dari batu bara. Beberapa di antaranya seperti PLTU Balikpapan, PLTU Bontang, dan PLTU Tanjung Batu. Ditanya mengenai hal tersebut, Gubernur Kaltim Isran Noor memberikan tanggapannya.
"Di Kaltim itu, kelebihan kita kalau enggak salah sekitar 700 megawatt yang terkoneksi dengan Kalteng, Kalsel, dan Kaltim," bebernya pada Selasa (1/6/2021).
Ditanya apakah itu akan berpengaruh terhadap permintaan batu bara, dengan tegas Isran menyebut tidak. Sebab kebutuhan Kaltim untuk batu bara sedikit. Justru lebih banyak ke luar Kaltim. Termasuk untuk eskpor.
"Tidak berhenti. Kalau batu bara kan sedikit saja yang diperlukan untuk power di Kaltim. Keperluannya kan untuk luar. Enggak berpengaruh," sambungnya.
Baca Juga: Dapat Izin dari Kementerian ESDM, PBNU Siap Kelola 26 Ribu Hektare Tambang Batu Bara di Kaltim
View this post on Instagram
Ditanya mengenai rencana adanya EBT di Kaltim, Isran menyebut rencananya sudah banyak dan sedang dipersiapkan.
"Sedang disiapkan, tenang saja," ucapnya singkat.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kaltim Sigit Wibowo juga merespons rencana peniadaan PLTU. Mengingat sumber energi utama pembangkit listrik di Kaltim adalah batu bara, Sigit menilai dari sisi lingkungan memang menyumbang polusi yang tinggi. Dan itu tentu berakibat buruk.
"Ya artinya ini ada pemikiran dan pemahaman bahwa kita harus beralih dan mengubah. Ya kalau saat ini kita penghasil batu bara, tentunya yang kita manfaatkan sesuai yang ada. Kita ini alih generasi dan teknologi terus," bebernya saat ditemui di Kantor Gubernur Kaltim pada Selasa (1/6/2021).
Meski dari sisi lingkungan berdampak baik jika dihentikan, namun dia juga tak dapat memungkiri bahwa sumber energi utama yang bisa dipakai saat ini berasal dari batu bara.
"Apa mau kita jual terus ke luar sumber daya alam kita itu? Kemudian kita sendiri tidak memakai? Atau mungkin pemerintah pusat ada menyiapkan pembangkit listrik yang lain. Tenaga matahari umpamanya dengan kapasitas besar. Kita mengarah ke yang terbarukan supaya ramah lingkungan," tambah Sigit.
Sigit menyebut, mulai saat ini untuk energi terbarukan sudah harus dipikirkan dan diimplementasikan. Sebab tak bisa terus-terusan mengandalkan sumber daya alam karena tak bisa diperbaharui.
"Harus selalu ada riset-riset apa yang akan kita lakukan ke depan," pungkasnya.
[YMD | RWT]
Related Posts
- Gelar FGD Bersama Stakeholder, Yayasan Mitra Hijau Kembali Suarakan Pentingnya Transisi Energi Berkeadilan
- PT Indexim Coalindo Kejar Kenaikan Produksi Batu Bara dengan Metode Optimalisasi Bottom Pit
- Protes Kelompok Lingkungan terhadap Bank Dunia Terkait Dukungan Pembangkit Listrik Tenaga Uap Batu Bara di Indonesia
- Harga Batu Bara Berpotensi Naik Akibat Sentimen India dan Tiongkok
- Berkontribusi pada SDGs, PT Indexim Coalindo Gelar Pemeriksaan Kesehatan Gratis di Desa Kaliorang